Advertisement
Segarnya Kabut dan Hutan di Gunung Ireng
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Nama tempat yang satu ini boleh jadi tak menarik, tapi tunggu dulu, Anda bakal menarik ulang anggapan itu jika sudah termanjakan oleh pemandangannya.
Gunung Ireng, di Desa Pengkok, Kecamatan Patuk menawarkan pemandangan hamparan kabut di pagi hari dari ketinggian layaknya di atas awan, dan spot swafoto yang dapat dinikmati wisatawan. Memang namanya, Gunung Ireng atau dalam bahasa Indonesia bermakna gunung hitam, jelas terdengar tak menarik, bahkan terkesan menyeramkan.
Advertisement
Kepala Desa Pengkok, Sugit mengatakan awal mula pengembangan wisata Gunung Ireng sudah dilakukan sejak 2010, dan pada di-launching pada 2013. “Awalnya kerja bakti swadaya masyarakat untuk membuka wisata ini,” ucap Sugit, Jumat (6/7/2018).
Dia mengatakan pada awalnya cukup sulit mengembangkan pariwisata dikarenakan banyak warga yang belum sadar akan potensi tersebut. Banyak warga pada awalnya menilai wisata hanya sebatas pantai di Gunungkidul.
Seiring berkembangnya waktu dan media sosial menurutnya warga semakin sadar akan potensi wisata tersebut. Ia mengatakan setelah mulai membangun wisata tersebut ternyata banyak hal yang dapat ditawarkan mulai pemandangan sunset, sunrise, dan pemandangan hamparan kabut tipis.
Ingin ke Gunung Ireng? Bukan hal yang susah. Cukup mudah, karena lokasinya hanya berjarak sekitar 100 meter dari jalan utama. Harga tiket masuk pun sangat terjangkau, hanya sebesar Rp3.000. “Dengan pemasukan tersebut, kami [pengelola Gunung Ireng] terus bebenah dan meningkatkan fasilitas,” ujar dia.
Berbagai fasilitas pendukung utama pun saat ini sudah cukup lengkap, mulai dari tempat parkir, toilet, gazebo, tempat penjual makanan. “Ada bantuan lagi dari Dinas Pariwisata (Dispar) DIY belum lama ini, kami gunakan untuk perbaikan akses jalan, dan pembangunan gazebo untuk tempat duduk-duduk menikmati suasana disini. dua minggu ini mungkin selesai,” katanya.
Dia berharap wisata Gunung Ireng ini tidak hanya sebagai wisata spot swafoto, namun juga sebagai wisata edukasi, karena bebantuan di Gunung Ireng dapat menjadi media pembelajaran terbentuknya Gunung Ireng tersebut dan bebatuan yang ada di sana.
Sugit juga menekankan pengembangan Gunung Ireng akan terus dikelola warga, dan sangat membatasi masuknya investor. “Jika diserahkan investor, nanti warga hanya jadi penonton,” ujarnya.
Salah satu pengunjung Nopal mengatakan sangat menarik pemandangan di Gunung Ireng terutama saat pagi hari. “Sangat menarik terlebih saat masih ada kabutnya, buat foto-foto bagus,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Berburu Daging Sapi Premium Juicy di Indoguna Meatshop & Grocery
- Taman Safari Bali Rilis Teatrikal Bawah Air yang Menggabungkan Kesenian Bali dan Nusantara
- Wisata Bukit Dermo di Bantul Dibangun Tahun Ini
- Ini Daftar Negara yang Dianggap Murah untuk Tujuan Belibur Tahun Ini
- Mulai Diserbu Pengunjung, Berikut Harga Tiket Masuk dan Jam Buka Objek Wisata Tebing Breksi
Advertisement
Produksi Ikan Tangkapan dan Budi Daya di Gunungkidul Hanya Naik Tipis
Advertisement
Makan Gorengan Saat Buka Puasa Bagi Penderita Maag Aman, Ini Penjelasannya
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement