Advertisement

Segarnya Kabut dan Hutan di Gunung Ireng

Herlambang Jati Kusumo
Sabtu, 07 Juli 2018 - 08:20 WIB
Arief Junianto
Segarnya Kabut dan Hutan di Gunung Ireng Pengunjung menanti sunset di Puncak Gunung Ireng, belum lama ini. - Harian Jogja/Herlambang Jati Kusumo

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Nama tempat yang satu ini boleh jadi tak menarik, tapi tunggu dulu, Anda bakal menarik ulang anggapan itu jika sudah termanjakan oleh pemandangannya.

Gunung Ireng, di Desa Pengkok, Kecamatan Patuk menawarkan pemandangan hamparan kabut di pagi hari dari ketinggian layaknya di atas awan, dan spot swafoto yang dapat dinikmati wisatawan. Memang namanya, Gunung Ireng atau dalam bahasa Indonesia bermakna gunung hitam, jelas terdengar tak menarik, bahkan terkesan menyeramkan.

Advertisement

Kepala Desa Pengkok, Sugit mengatakan awal mula pengembangan wisata Gunung Ireng sudah dilakukan sejak 2010, dan pada di-launching pada 2013. “Awalnya kerja bakti swadaya masyarakat untuk membuka wisata ini,” ucap Sugit, Jumat (6/7/2018).

Dia mengatakan pada awalnya cukup sulit mengembangkan pariwisata dikarenakan banyak warga yang belum sadar akan potensi tersebut. Banyak warga pada awalnya menilai wisata hanya sebatas pantai di Gunungkidul.

Seiring berkembangnya waktu dan media sosial menurutnya warga semakin sadar akan potensi wisata tersebut. Ia mengatakan setelah mulai membangun wisata tersebut ternyata banyak hal yang dapat ditawarkan mulai pemandangan sunset, sunrise, dan pemandangan hamparan kabut tipis.

Ingin ke Gunung Ireng? Bukan hal yang susah. Cukup mudah, karena lokasinya hanya berjarak sekitar 100 meter dari jalan utama. Harga tiket masuk pun sangat terjangkau, hanya sebesar Rp3.000. “Dengan pemasukan tersebut, kami [pengelola Gunung Ireng] terus bebenah dan meningkatkan fasilitas,” ujar dia.

Berbagai fasilitas pendukung utama pun saat ini sudah cukup lengkap, mulai dari tempat parkir, toilet, gazebo, tempat penjual makanan. “Ada bantuan lagi dari Dinas Pariwisata (Dispar) DIY belum lama ini, kami gunakan untuk perbaikan akses jalan, dan pembangunan gazebo untuk tempat duduk-duduk menikmati suasana disini. dua minggu ini mungkin selesai,” katanya.

Dia berharap wisata Gunung Ireng ini tidak hanya sebagai wisata spot swafoto, namun juga sebagai wisata edukasi, karena bebantuan di Gunung Ireng dapat menjadi media pembelajaran terbentuknya Gunung Ireng tersebut dan bebatuan yang ada di sana.

Sugit juga menekankan pengembangan Gunung Ireng akan terus dikelola warga, dan sangat membatasi masuknya investor. “Jika diserahkan investor, nanti warga hanya jadi penonton,” ujarnya.

Salah satu pengunjung Nopal mengatakan sangat menarik pemandangan di Gunung Ireng terutama saat pagi hari. “Sangat menarik terlebih saat masih ada kabutnya, buat foto-foto bagus,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Produksi Ikan Tangkapan dan Budi Daya di Gunungkidul Hanya Naik Tipis

Gunungkidul
| Selasa, 19 Maret 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Makan Gorengan Saat Buka Puasa Bagi Penderita Maag Aman, Ini Penjelasannya

Lifestyle
| Selasa, 19 Maret 2024, 13:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement