Advertisement

Menikmati Sensasi Dawet Pedas di Pegunungan Menoreh

Uli Febriarni
Minggu, 02 Desember 2018 - 09:17 WIB
Nina Atmasari
Menikmati Sensasi Dawet Pedas di Pegunungan Menoreh Salah satu produk dawet sambal yang dijual oleh Suhandre, beberapa waktu lalu. - Harian Jogja/Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO- Kita mungkin terbiasa dengan es cendol atau es dawet yang bercitarasa manis. Namun di Desa Jatimulyo, Kecamatan Girimulyo, es dawet ditawarkan dengan sensasi pedas dan gurih.

Mencicipi dawet sambal ala Desa Jatimulyo, jangan berekspektasi dawet akan disiram dengan santan dan cairan gula merah ya.

Advertisement

Tapi, justru dawet yang dihidangkan di hadapan anda adalah bulir-bulir dawet yang ditambahkan dengan sambal, bawang goreng, tauge,  serta potongan kecil tahu goreng. Terakhir, ada taburan remahan kerupuk ditambahkan ke atasnya.

Tanpa meninggalkan citarasa asli dawet sebagai minuman manis, dawet pedas Jatimulyo ini tetap dilengkapi dengan air gula merah.

Kalau sudah begitu, sensasi dingin dan lembutnya dawet menggelitik lidah dengan rasa gurih bawang dan pedasnya sambal.

"Memang hampir sama dengan kupat tahu. Tapi ini pakai bulir cendol," kata penjual dawet sambel, Suhandre, beberapa waktu lalu.

Lelaki 23 tahun itu menambahkan, saat dijual kepada konsumen, dawet sambal dikemas menggunakan gelas plastik bertutup. Pembeli juga bisa menikmatinya di warungnya dengan mangkuk kecil. Harga minuman unik ini terbilang murah, hanya Rp4.000 per porsi.

Akrab disapa Andre, ia kemudian bercerita, dawet sambal pertama kali dibuat neneknya, Ponirah, beberapa tahun lalu. Ponirah mendapat inspirasi dari kakaknya Giyem yang iseng mencampur dawet dengan sambal kelapa.

Kala itu, Giyem merasa bosan dengan rasa dawet yang hanya manis saja. Keisengannya mencampur dawet dengan sambal kelapa menurutnya bisa menghasilkan cita rasa yang unik, lezat dan berbeda. Kedua orang itu,
Mbah Giyem dan Mbah Ponirah membuat dan memasarkan dawet sambal dengan nama Nyipon.

"Saya menjual dawet dua kali dalam sepekan, Rabu dan Sabtu," ujarnya.

Ia mampu menjual 120 porsi dawet sambal atau menghabiskan tiga kilogram dawet dalam satu kali jual.

Jangan khawatir, saat ini sudah cukup banyak warga Jatimulyo yang membuat dan memasarkan dan dawet sambal, terutama untuk dihidangkan bagi wisatawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Puluhan Kilogram Bahan Baku Petasan Disita Polres Bantul

Bantul
| Kamis, 28 Maret 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Awas Migrain Terkait Erat dengan Meningkatnya Risiko Stroke

Lifestyle
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement