Advertisement

Mencicipi Kopi Nusantara di Parama Coffee

Lajeng Padmaratri
Selasa, 22 Januari 2019 - 08:35 WIB
Maya Herawati
Mencicipi Kopi Nusantara di Parama Coffee Anton, pengelola Parama Coffee setelah menunjukkan beberapa kopi nusantara di kedainya. - Harian Jogja/Lajeng Padmaratri

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Jogja kini banyak kedai-kedai kopi yang memanjakan penikmat minuman kafein tinggi ini. Seiring budaya ngopi yang kiat menguat, kedai kopi kecil mulai mudah ditemui di sisi-sisi jalan, terutama kawasan kampus mahasiswa. Salah satunya Parama Coffee.

Petak kedai kopi yang terletak di Jalan Rajawali Raya no. 55A Manukan, Condongcatur, Sleman ini menyediakan berbagai pilihan kopi nusantara. Ketika Harian Jogja bertandang ke kedai tersebut pada Rabu (9/1) lalu, di sana sedang tersedia beberapa kopi dari kawasan Indonesia Timur. Mulai dari kopi Kintamani, Bali Belantih, hingga Flores Kelimutu.

Advertisement

Bagi penikmat kopi, Parama Coffee bisa menjadi pilihan untuk menjajal segelas kopi dengan teknik penyeduhan manual.

Anton Yuniasmono, sang pengelola kedai ini menilai pilihan kopi setiap orang bisa berbeda-beda. Seseorang bisa saja memilih kopi berdasarkan asal daerahnya, hingga teknik penyeduhannya. “Penyeduh atau barista kopi itu bisa kayak chef, harus ngulik cara menyeduhnya. Lama penyeduhan sampai mineral air itu bisa mempengaruhi rasa,” ujar Anton.

Untuk memperkenalkan berbagai kopi nusantara bagi penikmat kopi di DIY, Anton mengaku selalu mengganti pilihan kopi yang ditawarkan di Parama. “Dulu awal selalu sediain kopi gayo, tapi lama-lama sudah terlalu familiar. Sekarang saya rata-rata kopi Indonesia Timur seperti Sulawesi itu Toraja dan Flores. Kalau dari Sumatra juga dari Kerinci,” tuturnya.

Di Parama Coffee, pelanggan akan diajak untuk mencicipi kopi single origin tanpa tambahan gula maupun susu kental manis. Hal ini dalam upaya memperkenalkan pelanggan terhadap rasa asli kopi. “Kalau biji arabika kan memang aslinya asam, sedangkan kalau robusta itu cenderung pahit. Kami ingin orang bisa merasakan rasa kopi sebenarnya dengan single origin,” ujar Anton.

Kedai ini juga menawarkan harga promo bagi pelanggan single origin pada jam 13.00 – 17.00 WIB. Segelas single origin yang normalnya dipatok seharga Rp15.000 bisa dinikmati dengan harga Rp10.000 pada jam promosi tersebut.

“Supaya orang tertarik untuk minum kopi single origin,” kata dia. Sebab selama ini menu kopi yang lebih sering dipesan merupakan kopi susu, padahal rasa kopi pada kopi susu sudah tercampur dengan manisnya susu kental manis.

“Kalau yang pesan single origin itu benar-benar yang penyuka kopi.  Tapi kalau yang baru-baru nyoba itu pertama kali aja pesan single origin, habis itu pesannya kopi susu,” kata Anton.

Meski mengaku tidak mencoba memaksakan lidah setiap orang terhadap rasa kopi, namun ia berharap setiap orang tertarik mencicipi segelas kopi dengan rasa yang sebenarnya. “Paling enak itu minum arabika sore-sore gitu. Kalau ingin dengan teknik vietnam drip, saya lebih menyarankan pakai biji robusta,” katanya.

Kedai yang buka sejak April 2018 ini mulai melayani pelanggan pukul 13.00- 01.00 WIB. Selain mencicipi kopi, pengunjung juga disuguhi tampilan café yang menarik dengan dekorasi karya Anton sendiri. Pengunjung yang didominasi oleh mahasiswa ini juga bisa sambil mengerjakan tugas dengan fasilitas internet gratis.

Parama Coffee juga menyediakan sajian minuman non-kopi serta kudapan lainnya. Meski begitu, jika sempat mampir, cobalah segelas kopi nusantaranya tanpa tambahan apa-apa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Baliho Menjamur di Jalanan Sleman, Lurah Banyurejo Siap Maju di Pilkada 2024

Sleman
| Jum'at, 19 April 2024, 20:07 WIB

Advertisement

alt

Stres Memicu Sakit Punggung, Ini Penjelasannya

Lifestyle
| Jum'at, 19 April 2024, 14:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement