Advertisement

Jadi Destinasi Favorit, Turis Malah Berisiko Kena Demam Berdarah di Sri Lanka

Newswire
Senin, 24 Desember 2018 - 10:35 WIB
Maya Herawati
Jadi Destinasi Favorit, Turis Malah Berisiko Kena Demam Berdarah di Sri Lanka Indpendence Square Sri Lanka - Reuters

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Sri Lanka dinobatkan menjadi destinasi terfavorit tahun 2019 versi Lonely Planet. Kendati demikian, para wisatawan yang hendak berkunjung ke negara pulau yang terkenal dengan hutan hujan, margasatwa, dan kuil-kuilnya ini mesti mewaspadai terhadap risiko demam berdarah. 

Demam berdarah yang ditularkan oleh nyamuk macan, dan dapat berakibat fatal jika tidak didiagnosis dan diobati tepat waktu. Puncak musim nyamuk di Sri Lanka adalah antara Juli dan Agustus, namun bukan berarti Anda terbebas dari infeksi sepanjang sisa tahun ini. 

Advertisement

Dokter menyarankan menggunakan obat nyamuk yang mengandung diethyltoluamide kimia atau lebih dikenal dengan singkatan DEET. Penolak yang paling efektif harus mengandung DEET dalam konsentrasi setidaknya 30%.

Ada juga penolak khusus yang bisa Anda semprotkan pada pakaian Anda sebagai tindakan perlindungan ekstra, sepert yang dilansir dpa, Rabu. 

Center for Travel and Tropical Medicine (CRM) di Berlin mengatakan telah diberitahukan 45.700 kasus demam berdarah pada tahun 2018, di mana setidaknya 45 orang meninggal akibat penyakit tersebut.

Satu-satunya berita baik di sini adalah bahwa angka-angka tersebut telah turun sejak tahun 2017, ketika setidaknya 395 meninggal karena demam berdarah dengue dari 185.195 infeksi.

Demam berdarah biasanya tidak mematikan saat pertama kali Anda mendapatkannya. Infeksi pertama akan memberi Anda gejala mirip flu yang dimulai dua hingga sepuluh hari setelah Anda digigit. Gejala khas termasuk suhu tinggi, sakit kepala, anggota badan yang sakit, rasa sakit di belakang mata dan ruam tingkat rendah.

Rasa sakit dan demam cenderung menghilang cukup cepat, tetapi Anda mungkin merasa lelah selama beberapa minggu.

Demam berdarah sangat berbahaya setelah infeksi kedua atau ketiga. Ini adalah ketika gejala yang lebih parah, seperti pendarahan internal dan apa yang disebut sindrom syok dengue, dapat terjadi.

Menurut CRM, pelancong biasanya tidak terinfeksi lebih dari satu kali selama liburan. Tetapi Anda mungkin masih harus menemui dokter jika Anda menunjukkan tanda-tanda flu untuk berjaga-jaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Cuaca DIY Hari Ini Jumat 19 April 2024: Jogja, Sleman dan Gunungkidul Hujan Lebat Disertai Petir

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 06:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Dia 20 Negara dengan Udara Paling Tercemar di Dunia, Indonesia Salah Satunya

Lifestyle
| Kamis, 18 April 2024, 21:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement