Advertisement

Museum Terbuka Jadi Wisata Baru di Lereng Merapi

Abdul Hamied Razak
Minggu, 12 Desember 2021 - 06:57 WIB
Sunartono
Museum Terbuka Jadi Wisata Baru di Lereng Merapi Peresmian Museum Terbuka Bakalan, Sabtu (11/12/2021). - Harian Jogja/Abdul Hamid Razak.

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN- Destinasi wisata di Sleman kembali bertambah dengan kehadiran Museum Terbuka Bakalan Kalurahan Argomulyo Kapanewon Cangkringan. Museum ini merupakan salah satu wisata minat khusus yang dibangun Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman Suparmono menyampaikan peresmian Museum Terbuka Bakalan Cangkringan ini akan menambah destinasi wisata di wilayah Sleman. Pembangunan tetenger erupsi Merapi Tahun 2010 dengan tema "Sirno Jalmo Lenaning Paningal" ini, menampilkan cerita tentang erupsi Merapi.

Advertisement

"Masyarakat yang tinggal di sekitar Gunungapi Merapi memahami akan resiko bencana erupsi Merapi, sehingga diharapkan tidak ada lagi korban karena kealpaan masyarakat itu sendiri," katanya di sela kegiatan peresmian Museum Terbuka Bakalan, Sabtu (11/12).

Dia menjelaskan, pembangunan museum tersebut dilakukan sejak 2017 melalui APBD senilai Rp150 juta oleh Dispar. Di museum tersebut ditempatkan penanda  “Sleman Volcanic Park”. Selanjutnya, kata Suparmono, pada 2018 Pemkab melakukan pembelian tujuh bidang tanah dengan seluas 6.619 meter persegi.

"Tanah yang dibeli senilai Rp2,6 miliar untuk pengamanan material erupsi Gunungapi Merapi Tahun  2010. Lalu pada 2019, melalui APBD Dispar kembali melakukan pembangunan akses masuk dan balkon Museum Terbuka Bakalan, dengan anggaran Rp130 juta," katanya.

Selanjutnya pada 2020 lalu, melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) Fisik Penugasan Bidang Pariwisata dilaksanakan kegiatan Penataan dan Pembenahan Lingkungan Museum Terbuka Bakalan. Kegiatan fisik yang dilakukan berupa pembuatan Pergola, Penataan Lansekap dan Pembuatan Toilet dengan nilai kontrak fisik dan penunjang sebesar Rp419 juta.

Tahun ini, melalui DAK 2021 kami memperoleh anggaran dengan nilai kontrak fisik sebesar Rp1,57 miliar untuk penyempurnaan Museum. Dalam kurun 2017-2021, total anggaran yang digelontorkan untuk membangun Museum Bakalan ini sebesar Rp4,72 miliar.

"Penyempurnaan fisik terakhir yang dilakukan seperti pembangunan jalan setapak, pembuatan rambu-rambu penunjuk arah di dalam kawasan, pembangunan toilet, pembuatan tempat parkir, pembuatan papan interpretasi, penyediaan fasilitas kebersihan dan penyediaan fasilitas mitigasi," katanya.

Suparmono mengatakan, pada akhir 2020 lalu Kelompok Masyarakat Padukuhan Bakalan memperoleh hibah pariwisata dari kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebesar Rp145 juta untuk melakukan renovasi bangunan pendopo. Pengeloaan Museum Terbuka Bakalan nantinya akan dikerjasamakan dengan Pokmas Penggiat Pariwisata Desa melalui BUMDes Kalurahan Argomulyo.

"Pengelolaan melalui BUMDes ini dilakukan agar lebih dapat menjadi daya ungkit ekonomi masyarakat. Untuk akselerasi tingkat kunjungan wisatawan ke Museum Terbuka Bakalan kami juga akan menggandeng Komunitas Jeep Wisata untuk memasukan trip/jalur jeep wisata masuk ke Kawasan Museum Terbuka Bakalan," katanya.

Wisata Edukasi

Dengan selesainya penyempurnaan destinasi Museum tersebut, lanjut Suparmono, pengunjung akan memperoleh wisata edukasi dan wisata mitigasi bencana sehingga memberikan pengalaman sebagai wisata minat khusus bagi pengunjung yang datang ke Sleman.

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan keberadaan museum terbuka ini tidak hanya dapat dinikmati sebagai sebuah destinasi wisata baru di Sleman. Museum itu menjadi saksi dasyatnya erupsi Merapi yang terjadi 11 tahun yang lalu. Diharapkan museum ini dapat mengingatkan kita bersama tentang potensi bencana erupsi yang kita miliki.

"Saya berharap keberadaan museum ini dapat memberikan sumbangsih untuk meningkatkan dan menstimulus pemahaman masyarakat dan wisatawan tentang kapasitas mitigasi bencana erupsi Merapi dan tetap waspada," lanjut Kustini.

Dia juga berharap pengelola dan masyarakat sekitar dapat menjaga dan melestarikan keberadaannya. Ini merupakan situs bersejarah yang harus dijaga dan dirawat dengan baik. "Jangan sampai ada coretan-coretan atau aksi vandalism pada area museum. Semoga keberadaan museum ini dapat turut serta meningkatkan geliat perekonomian masyarakat sekitar museum," kata Kustini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Dukung Transformasi Digital UMKM, Diskominfo DIY Gelar Pelatihan E-Business

Bantul
| Kamis, 18 April 2024, 18:37 WIB

Advertisement

alt

India Punya Lift Penumpang Terbesar di Dunia, Muat 235 Orang Sekaligus

Lifestyle
| Kamis, 18 April 2024, 12:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement