Advertisement
5 Kabupaten/Kota di DIY Perlu Bersinergi Agar Lama Tinggal Wisatawan Tak Cuma Sehari

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Potensi pariwisata di Sleman, Bantul, Kulonprogo, Gunungkidul dan Kota Jogja bisa menjadi kunci menambah durasi atau lama tinggal wisatawan.
"Perlu mennyinergikan semua potensi yang ada, sehingga menikmati Yogyakarta tidak bisa selesai hanya dalam waktu satu hari, tapi bisa dua atau tiga hari, bahkan bisa lebih," kata Ketua DPD Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Bobby Ardiyanto dikutip dari Antara, Jumat (30/6/2023).
Advertisement
Sinergi potensi wisata, kata Bobby, dapat mencontoh konsep yang diterapkan di Bali, khususnya antara potensi yang ada di kawasan Ubud dan Kuta.
Kedua kawasan itu dikembangkan dengan konsep yang berbeda, namun tidak saling bersaing karena pasarnya tidak sama.
"Pasarnya Ubud dan Kuta itu berbeda, sehingga pengembangan wisatanya pun berbeda. Di Ubud tidak akan dibangun hedonisme seperti di Kuta. Hal seperti ini perlu juga kita terapkan di Yogyakarta," kata dia lagi.
Baca juga: Sebanyak 15.443 Wisatawan ke Bantul, Parangtritis Tetap Terfavorit
Sebelum menerapkan konsep serupa, menurut dia, pemerintah daerah perlu melakukan riset untuk menggali potensi wisata yang beragam dan dapat disinergikan.
"Hasil riset itu dapat digunakan untuk me-'link and match'-kan masing-masing potensi yang ada dan bisa jadi rekomendasi untuk pemangku kepentingan," kata dia.
Bobby mengakui hingga kini lama tinggal wisatawan atau "length of stay" (LoS) di DIY rata-rata masih di bawah dua hari.
Ia meyakini apabila potensi wisata di kabupaten/kota di DIY dapat disinergikan sebagai satu rangkaian paket wisata, maka durasi tinggal wisatawan bisa mencapai empat hingga lima hari.
"Seharusnya bisa karena kembali lagi kita punya potensi sangat beragam dan komplet kalau kita mau mengembangkan dengan benar," ujar Bobby.
Meningkatkan Keramahan
Untuk menarik kunjungan wisatawan serta memperpanjang durasi tinggalnya, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Singgih Raharjo sebelumnya meminta industri pariwisata di provinsi ini meningkatkan keramahan layanan (hospitality).
Mulai dari bisnis hotel, restoran, homestay, hingga jasa perjalanan wisata, menurut dia, semuanya berbasis pada keramahan layanan.
Warga Yogyakarta, kata dia, memiliki modal dasar berupa budaya ramah serta sopan santun untuk menarik lebih banyak kunjungan wisata. "Dengan adanya keramahan akan menjadikan wisatawan lebih terikat dengan destinasi," ujar Singgih.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Empat Kuliner Jepang yang Jadi Buruan Wisatawan Dunia
- Gen Z Dorong Tren Wisata 2025, Kuala Lumpur dan Bangkok Jadi Favorit
- Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Semarak Merah Putih Berkibar di Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko
- Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
- Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
Advertisement

Nelayan Kulonprogo Jarang Melaut karena Angin dan Ombak Tinggi
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement