Advertisement

Insiden Rinjani, Kemenpar Tegaskan Pentingnya SOP Pendakian

Newswire
Sabtu, 28 Juni 2025 - 19:47 WIB
Abdul Hamied Razak
Insiden Rinjani, Kemenpar Tegaskan Pentingnya SOP Pendakian Siluet puncak Gunung Rinjani terlihat jelas saat matahari terbit dari kota Mataram, NTB, Sabtu (14/8/2021). ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi - aa.

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA— Menyusul musibah yang menewaskan wisatawan asal Brasil Juliana Marins (26) di Taman Nasional Gunung Rinjani, Nusa Tenggara Barat (NTB), Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menegaskan kembali pentingnya kepatuhan memenuhi Standar Operasional Prosedur (SOP) pendakian.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana dengan tulus menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban, sekaligus menegaskan kembali komitmen pemerintah dalam menjaga keselamatan wisatawan.

Advertisement

BACA JUGA: Lagi, Seorang Pendaki WNA Terjatuh di Gunung Rinjani

"Kami menyampaikan belasungkawa yang tulus kepada keluarga Juliana Marins atas kehilangan tragis ini," kata Menteri Widiyanti dalam keterangan resminya di Jakarta, Sabtu (28/6/2025).

Menurut Widiyanti, insiden memilukan ini menjadi alarm keras bagi Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia untuk menyerukan pentingnya kepatuhan terhadap Prosedur Operasional Standar (SOP) pendakian yang telah diatur dalam SK Kepala Balai Taman Nasional Gunung Rinjani Nomor 19 Tahun 2022.

Menteri Widiyanti menekankan, “Kepatuhan terhadap prosedur ini bukan sekadar formalitas, namun menjadi benteng utama dalam meminimalkan insiden fatal.”

Jenazah Juliana yang ditemukan setelah empat hari pencarian intensif di kedalaman 600 meter dan dievakuasi dalam kondisi medan ekstrem, semakin mempertegas urgensi penegakan SOP ini.

Menpar mengapresiasi kerja keras tim penyelamat dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Balai Taman Nasional Gunung Rinjani, dan para relawan. Tetapi ia pun mengeluarkan peringatan keras, menuntut tanggung jawab lebih dari pengelola destinasi wisata ekstrem.

Pengawasan, audit menyeluruh, serta pelatihan ulang wajib yang mencakup teknik keselamatan dan evakuasi darurat bagi operator, "porter", dan pemandu, menjadi prioritas utama, menurut Widiyanti.

Tujuannya, memastikan semua pihak memiliki sertifikasi sesuai standar otoritas terkait. Edukasi publik, khususnya bagi wisatawan mancanegara, mengenai pentingnya menggunakan operator resmi dan kelengkapan keselamatan, dijanjikan terus digencarkan.

Kolaborasi lintas kementerian dan lembaga seperti Kementerian Kehutanan, Basarnas, TNI/Polri, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Balai Taman Nasional, dan Dinas Pariwisata Daerah, terus diperkuat demi memastikan efektivitas SOP di lapangan.

Masyarakat dan wisatawan juga diimbau untuk berperan aktif: pilih operator bersertifikat, patuhi semua protokol keselamatan, dan laporkan setiap pelanggaran Prosedur Operasional Standar (SOP) pendakian melalui nomor WhatsApp 0811-895-6767. "Insiden ini mengingatkan kita bahwa setiap destinasi wisata ekstrem mengandung risiko serius," kata Widiyanti.

Kepatuhan SOP pendakian harus menjadi panggilan jiwa setiap pihak untuk memperkuat budaya keselamatan secara nasional, memastikan keindahan alam Indonesia dapat terus dinikmati dengan aman dan bertanggung jawab.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Kereta Bandara YIA Hari Ini Minggu 29 Juni 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu dan YIA

Jogja
| Minggu, 29 Juni 2025, 01:17 WIB

Advertisement

alt

Menanti Kisah Dunia Fesyen Setelah Anna Wintour Mundur dari Vouge Amerika Serikat

Lifestyle
| Sabtu, 28 Juni 2025, 21:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement