Advertisement
Peneliti Berhasil Identifikasi 63 Flora dan 52 Fauna dalam Relief Candi Borobudur

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Candi Borobudur yang terdiri dari tumpukan jutaan batu, memiliki relief di dindingnya. Relief yang berada di Candi Borobudur tidak hanya merupakan warisan kebudayaan tapi juga penting sebagai katalog flora dan fauna Jawa kuno bagi Indonesia yang merupakan negara dengan keanekaragaman hayati.
Hal itu diungkapkan pakar zoologi Cahyo Rahmadi dalam diskusi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dipantau dari Jakarta, Kamis (1/10/2020).
Advertisement
Baca juga: Kaesang Diprotes Warganet karena Posting Foto Jokowi, Ini Tanggapan Santainya..
"Tidak hanya dalam konteks budaya tapi kita sebagai negara dengan keanekaragaman hayati tinggi bisa melihat Borobudur, dalam perspektif catatan spesies, menurut saya Borobudur inilah yang menjadi catatan katalog spesies Jawa yang terlengkap saat ini. Ini katalog pertama yang tercatat secara real dalam bentuk relief," kata Cahyo.
Menurut peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI itu, relief Borobudur bisa menjadi jendela bagi masyarakat modern untuk memahami dan melihat flora dan fauna era Jawa kuno. Melalui Borobudur, candi Buddha terbesar di dunia, bisa dilakukan pengarusutamaan biodiversitas melalui warisan kebudayaan yang Indonesia miliki.
Baca juga: Jalur Wisata Mangunan Minim Penerangan
Peran Borobudur sebagai katalog flora dan fauna di era Jawa kuno terbukti dalam pengkajian relief kitab Lalitavistara yang dilakukan LIPI dan Balai Konservasi Borobudur (BKB). Pengkajian itu berhasil mengidentifikasi 63 spesies tumbuhan serta 52 spesies dan famili hewan yang terdapat dalam panel-panel Lalitavistara di candi tersebut.
Cahyo, yang ikut dalam kajian itu, mengatakan baginya pemahat relief itu seperti taksonomis dan ekologis karena dengan rinci berhasil memahat hewan di tempat yang sesuai dengan habitatnya. Dia memberi contoh bagaimana terdapat pahatan burung dan kera yang berada di pohon dan buaya yang sedang berjemur di sungai.
"Ini juga menjadi indikasi bahwa pemahat bukan orang sembarangan, buat saya ini adalah orang biologi yang memahami tidak hanya flora, fauna tapi juga aspek-aspek biologi yang ada di setiap gambar yang dipahatkan di situ," kata Cahyo.
Menurut dia, prospek ke depan terkait kajian relief Borobudur sangat baik karena perpaduan kekayaan warisan budaya dan keanekaragaman hayati menjadi nilai penting dari kajian Borobudur dan candi-candi lain di masa depan.
Selain itu, kemunculan fauna di candi-candi itu dapat memberikan gambaran keberadaan setiap spesies yang ada di Jawa dan menawarkan gambaran lingkungan yang lebih lengkap.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Suara.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pakar UGM: DIY Perlu Kembangkan Wisata Weekdays
- Menikmati Keindahan Danau Baikal di Siberia Tenggara, Tertua di Bumi Berusia 25 Juta Tahun
- Liburan ke Garut, Ini Lima Tempat Wisata Alam Tersembunyi yang Layak Dinikmati
- Hindari Macet dengan Liburan Staycation, Ini Tipsnya
- Mengenal Fenomena Set Jetting dalam Berwisata, Ini Rekomendasi Lokasinya di Beberapa Kota
Advertisement
IPM di Kota Jogja Tertinggi Nasional, Penurunan Ketimpangan Pendapatan Jadi Tantangan
Advertisement
Advertisement
Advertisement