Advertisement
Syahdunya Alunan Gending Jawa di Hotel Pandanaran Prawirotaman Jogja
Musik khas tradisional gending Jawa yang dihadirkan di Hotel Pandanaran Prawirotaman Jogja. - Ist
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Hotel Pandanaran Prawirotaman Jogja berusaha melestarikan budaya dengan memboyong pemain musik gending Jawa jenis sitter. Alunan musik Jawa diperdengarkan setiap Sabtu dan Minggu di lobby hotel pada saat jam sarapan.
Sales Marketing Manager Hotel Pandanaran Prawirotaman, Haris Budy Setiawan mengatakan rasa cinta kepada budaya di era modern ini makin pudar karena masyarakat sudah mengikuti budaya kebarat-baratan.
Advertisement
Oleh sebab itu, dengan diboyongnya salah satu musik tradisional ini, pihaknya berharap dapat mengenalkan musik tradisional Jawa kepada tamu hotel dan membangkitkan rasa cinta tamu kepada musik daerah.
“Apalagi alunan musik lembut kekhasan Jawa ini menambah atmosfer Resto Kedung Roso, Hotel Pandanaran Prawirotaman menjadi lebih terasa kental nuansa Jawanya,” ucapnya dalam rilis yang diterima Harianjogja.com, Kamis (19/4/2018).
BACA JUGA
Haris menuturkan pihaknya berharap dapat menjadi hotel yang berkualitas, berstandart nasional, dan berfitur global namun tetap berpegang teguh pada budaya dan kearifan lokal.
Hal tersebut menurutnya terlihat jelas dari interior dan beberapa kegiatan yang diadakan oleh pihak hotel. Pada interiornya terdapat beberapa sentuhan batik seperti motif kawung yang nampak jelas di bagian luar gedung.
Sedangkan dalam kegiatannya, Hotel Pandanaran Prawirotaman selalu mengangkat tema-tema sosial seperti Resik-Resik Prawirotaman, Jalan Sehat dan Lomba Masak yang mana kegiatan tersebut melibatkan berbagai pihak khususnya masyarakat sekitar.
Bahkan saat ulang tahun hotel yang ke-3 belum lama ini, Haris menyebut sempat memajang kereta kencana milik koleksi pribadi Gusti Yudha (GBPH Yudhaningrat, adik Sri Sultan HB X) di pelataran hotel dan menyuguhkan pertunjukan seni tari rakyat dari Bantul.
“Semoga kami dapat melestarikan budaya dan kearifan lokal yang sudah mulai pudar di masyarakat serta mengenalkan kepada masyarakat luas tentang keistimewaan Yogyakarta,” imbuhnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- GPIB Marga Mulya di Jogja Dibuka untuk Wisata Arsitektur Indis
- Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
Advertisement
Kekerasan Perempuan di Bantul Meningkat, Ini Akar Masalahnya
Advertisement
Bahaya Kesehatan dari Pakaian Bekas, Waspadai Risiko Infeksi
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



