KULINER SLEMAN : Dirty Chicken, Si Ayam Renyah Huhah yang Hemat di Kantong
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN -- Nama Dirty Chicken pasti tidak asing di telinga mahasiswa Jogja. Antrian yang mengular menjadi ciri khas kuliner satu ini. Lalu lalang tagar dirty chicken [#dirtychicken] di media sosial semakin membuat orang bertanya-tanya, panganan apakah yang disuguhkan? Eits, jangan cepat menarik kesimpulan dari nama yang diusung, nama dan rasa dari kuliner satu ini jelas berbanding terbalik. Makin penasaran?
Adalah Putri Suryajaya. Mahasisiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Yayasan Keluarga Pahlawan Nasional (STIE YKPN) ini tergelitik menyuguhkan konsep kuliner ayam goreng yang berbeda. Bukan sekadar ayam goreng tepung renyah yang dicocol menggunakan saus tomat atau sambal laiknya panganan di resto cepat saji. Lalu?
Advertisement
Ada tiga kekhasan yang disuguhkan Dirty Chicken untuk publik Jogja. Pertama makanan yang familier di lidah alias tak terlalu banyak bermain bumbu. Rasa ringan yang dihasilkan dari gurihnya ayam dan bumbu serta tepung yang digoreng renyah membuat sajian ini dapat disantap kapanpun. Bahkan, pengunjung pun dapat berulang menikmati panganan ini dalam hitungan hari.
Selanjutnya, panganan ini menjawab tantangan pengunjung yang ingin mendongkrak hormon andrenalin, utamanya mengenai tingkat kepedasan. Tamu dibebaskan menentukan tingkat kepedasan yang diinginkan. Tak terlalu pedas, pedas, medium, sangat pedas atau super pedas, pilih mana? Berapapun jumlah cabai yang dipesan, Dirty Chicken segera mengeksekusi pesanan Anda. Penambahan biaya baru diberlakukan jika Anda memesan cabai di luar ketentuan.
Ketiga, menu yang disajikan Dirty Chicken tidak hanya ramah di lidah, tetapi juga di kantong. Seporsi nasi dengan satu potong dada ayam renyah ditambah segelas es teh yang bebas diisi ulang hanya dibandrol Rp13.000. Alhasil, pelanggan tempat ini bukan hanya mahasiswa tetapi juga keluarga yang memboyong anggota keluarganya.
Seorang pegawai Dirty Chicken di outlet Seturan, Krisna S. kepada Harianjogja.com pada Sabtu (9/9/2017) mengatakan dalam waktu setahun usaha ini memiliki delapan gerai. Bahkan dalam waktu dekat, dua gerai lagi akan dibuka. Adapun gerai-gerai tersebut berada di Seturan, Perumnas, Gatik, Tajem, Paingan, Babarsari, Glagahsari, dan area kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Pelanggan tempat ini, Sundari Citra mengaku ketagihan sajian di gerai tersebut.
"Suka banget makan di sini, ayamnya chrispy banget, potongannya juga gede terus cabai enggak bohongan, makanya enggak berani minta cabai banyak-banyak takut kepedesan. Es tehnya boleh nambah juga,” katanya sambil tersenyum.
Bagi anda penyuka ayam goreng dan citarasa pedas, tunggu apa lagi? Wanna try?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Solo Traveling sedang Tren, Ini 5 Negara Terbaik bagi Para Solo Traveler
- Penasaran Naik Lamborghini di Sirkuit Balap, Ini Simulatornya Pertama di Asia
- Festival Cokelat Nglanggeran Segera Digelar, Bermacam Produk Cokelat Bakal Dihadirkan
- Digelar Lagi, Ini Jadwal Festival Prawirotaman dan Fashion on the Street Prawirotaman
- Ini Dia Surganya Solo Traveler di Asia Tenggara
Advertisement
Advertisement
Orang Tua dan Sekolah Diimbau Proaktif soal Gizi Anak-Anak
Advertisement
Advertisement
Advertisement