Advertisement
Pemkab Gunungkidul Pastikan Tidak Ada Pariwisata yang Ditutup

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL - Pemerintah Kabupaten Gunungkidul memastikan tidak ada kawasan wisata yang ditutup saat libur Lebaran. Kepastian ini mengacu pada peta zonasi Covid-19 yang dikeluarkan oleh masing-masing kapanewon.
Kepala Dinas Kesehatan, Dewi Irawaty mengatakan, berdasarkan pemetaan zonasi penyebaran Covid-19, tidak ada RT yang masuk zona merah. Namun demikian, ada dua RT yang masuk zona oranye. Sedangkan sisanya sebanyak 6.777 RT zona hijau dan 75 RT masuk zona kuning corona.
Advertisement
“Sesuai dengan aturan, yang masuk zona merah atau oranye tidak boleh melakukan kegiatan masyarakat apapun mulai dari salat berjamaah, hajatan hingga acara lainnya,” kata Dewi, Kamis (13/5).
Meski demikian, kedua RT yang masuk zona oranye tidak berpengaruh terhadap wisata karena lokasinya tidak berada di wilayah destinasi. Ia mengungkakan, dua RT ini berada di Kapanewon Saptosari dan Patuk.
“Kedua RT tidak masuk kawasan wisata sehingga tidak ada penutupan destinasi selama libur lebaran,” katanya.
Meski tidak ada yang ditutup, Dewi berharap protokol kesehatan harus dijalankan secara ketat. Hal itu dilakukan untuk antisipasi penyebaran virus corona di arena wisata. “Kami terus imbau kepada masyarakat patuh terhadap protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona,” ungkapnya.
Kepala Dinas Pariwisata Gunungkidul, Asti Wijayanti mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan pelaksanaan libur lebaran. Untuk pengawasan dan pengamanan akan diterjunkan 345 personel yang terdiri dari pegawai di lingkup pemkab, TNI-Polri, senkom, kelompok sadar wisata, kapanewon hingga pamong kalurahan.
Menurut dia, fokus pelaksanaan untuk memastikan penerapan protokol kesehatan di area wisata sesuai dengan norma adaptasi kebiasaan baru. Di masa pandemi, ada upaya pembukaan wisata tidak menjadi sumber penyebaran virus corona.
Guna memastikan tidak ada klaster penularan, sudah dilakukan beberapa antisipasi seperti pengecekan suhu tubuh saat memasuki area wisata. Selain itu, ada juga penyediaan fasilitas tempat cuci tangan untuk mendukung protokol kesehatan. “Kami juga membatasi jumlah pengunjung sebanyak 50% dari kuota normal sehingga ada jaga jarak antar wisatawan. Selain itu, juga , dilakukan penyemprotan disinfektan untuk sterilisasi kawasan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Empat Kuliner Jepang yang Jadi Buruan Wisatawan Dunia
- Gen Z Dorong Tren Wisata 2025, Kuala Lumpur dan Bangkok Jadi Favorit
- Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Semarak Merah Putih Berkibar di Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko
- Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
- Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
Advertisement

Dinsos Sleman: SR Gunakan 5 Hektare TKD di Margodadi Seyegan
Advertisement

Dokter Anak IDAI Bagikan Cara Tangani Alergi Makanan pada Anak
Advertisement
Advertisement
Advertisement