Advertisement
Anda Perlu Tahu! Ini Alasan Orang Jawa Banyak Bernama "Su"
Prosesi merti dusun yang digelar warga Dusun Krebet, Desa Sendangsari, Kecamatan Pajangan, Bantul, Sabtu (2/3). Tradisi yang berlangsung sejak 1945 itu berlangsung meriah dan menjadi daya tarik wisata./Harian Jogja - Ujang Hasanudin
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA-Pernahkan Anda bertanya-tanya mengapa orang Jawa banyak yang memiliki nama dengan awalan "Su". Orang awam bahkan tokoh terkemuka seperti presiden pun menggunakan nama ini.
Sebelum ke makna sebenarnya, mari kita lihat siapa saja tokoh publik yang namanya menggunakan "Su". Ada presiden pertama Indonesia Soekarno meski penulisannya menggunakan ejaan lama. Kemudian Soeharto.
Advertisement
Nama yang lain ada Suparno, Sutarjo, Suratno, Sukamto, Suparjo, Sudarto, Sunarko, Susilo hingga Surip. Bahkan tidak hanya kaum laki-laki, kaum perempuan juga banyak yang menggunakan awalan "Su". Seperti Suparni, Supriyati, Sumarni, Sunarmi, Sutinah, Suminah dan masih banyak lagi.
Nama-nama model seperti ini melekat pada masyarakat Jawa hingga tahun 1980an. Seiring berjalannya waktu, terutama memasuki zaman milenial, nama model seperti itu sudah jarang dipakai. Masyarakat mulai menyerap nama-nama barat agar terkesan modern dan keren.
Baca juga: Mangan Brutu Marai Lalen. Ini Mitos-Mitos Jawa yang Masih Ngetren hingga Sekarang
Lantas sebenarnya apa makna "Su" tersebut? Adakah yang spesial dari nama "Su" bagi orang Jawa sehingga nama ini banyak digunakan?
Dilansir dari berbagai sumber, "Su" berasal dari Bahasa Sansekerta yang memiliki makna sangat mulia. "Su" berarti unggul, lebih, paling, dan terbaik. Sehingga orang tua Jawa pada zaman dahulu berharap anaknya menjadi pribadi yang lebih baik, lebih unggul, sesuai namanya.
Suharto misalnya, berasal dari kata su dan harta. Makna dari nama ini berarti orang yang lebih banyak harta.
Dari makna yang mendalam itu, kita semakin yakin bahwa nama adalah doa. Namun jangan sampai "Su" dikaitkan dengan hal negatif. Seperti menyamakan maknanya dengan "asu" atau anjing dalam bahasa Jawa kasar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- GPIB Marga Mulya di Jogja Dibuka untuk Wisata Arsitektur Indis
- Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement
Tipu Daya Tiga Dekade, Pria di Singapura Divonis 15 Bulan Penjara
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




