Advertisement

Wisata Alam & Budaya di Jogja Diprediksi Moncer Tahun Ini

Abdul Hamied Razak
Selasa, 03 Januari 2023 - 22:17 WIB
Bhekti Suryani
Wisata Alam & Budaya di Jogja Diprediksi Moncer Tahun Ini Anak-anak dari Sanggar Omah Joget sedang mementaskan tarian Caping Ayu dalam Gebyar Wisata Budaya di kawasan wisata River Tubing Polaman, Argorejo, Sedayu, Bantul, Selasa (2/4/2019). - Harian Jogja/Ujang Hasanudin

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA– Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY optimistis momentum pemulihan pariwisata di DIY berlanjut pada 2023 ini. Wisata alam dan budaya yang bersentuhan langsung dengan pengalaman wisatawan diproyeksi akan menjadi destinasi favorit di DIY.

Ketua DPD GIPI DIY Bobby Ardyanto Setyo Ajie mengatakan destinasi wisata yang menekankan pada culture experience base pada tahun ini diprediksi akan bersinar. Pasalnya wisatawan saat ini tidak lagi sekadar ingin sight seeing tetapi mereka juga menginginkan experience. Kondisi tersebut tidak terlepas dari tren wisatawan yang cenderung ingin bersatu dengan alam.

Advertisement

"Para wisatawan datang tidak lagi hanya sekadar melihat-melihat. Mereka kini lebih suka ikut menjadi bagian dari budaya setempat. Jadi culture experience based juga menjadi potensi yang besar di tahun ini," kata Bobby kepada Harianjogja.com, Selasa (3/1/2023).

Tingginya minat wisatawan untuk berwisata ke desa-desa menurut Bobby salah satunya disebabkan mereka ingin pengalaman baru. Wisatawannya juga didominasi oleh keluarga. Meski begitu, Bobby menekankan agar pelaku wisata tetap meningkatkan pada kualitas pelayanan.

"Pasti, karena wisata alam dan budaya akan menjadi jujugan wisatawan maka [pelayanan] harus lebih berkualitas. Begitu juga untuk mass tourism pun harus transformasi ke quality mass tourism," ujarnya.

Disinggung soal prospek pengembangan untuk wisata kesehatan, Bobby mengatakan health tourism akan lebih cenderung ke wellnes tourism hanya saja untuk medical tourism di DIY masih dinilai terlalu berat. Menurutnya, ada sejumlah faktor medical tourism di DIY belum bisa menjadi rujukan wisatawan.

Hal itu, lanjut Bobby, sangat tergantung dengan beberapa hal, seperti infrastruktur international hospital and amenities pendukungnya. Selain itu, sumber daya tenaga medis yang hospitality based juga masih jauh dari harapan. "Faktor lain adalah double tax yang masih menjadi ganjalan di dunia medis sehingga menjadikan biaya medis kita tidak bisa murah," jelas dia.

Terlepas dari persoalan tersebut, lanjut Bobby, GIPI DIY akan terus mendorong terjadinya transformasi wisata di DIY ke arah peningkatan wisata berkualitas (quality tourism). Mulai dari wellnes tourism, cultural experience tourism hingga nature environtment based. "Ketiga produk di wisata tersebut yang akan me-laverage tourism Jogja menjadi lebih dihargai oleh wisatawan," katanya.

BACA JUGA: Sejumlah Warga di Kulonprogo Tak Tahu Tanahnya Terkena Proyek Tol Jogja YIA

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DIY Deddy Pranowo Eryono mengatakan tren positif pariwisata di DIY selama 2022 akan berlanjut pada tahun ini. Hal itu terlihat dari jumlah reservasi hotel pada triwulan pertama 2023 yang dinilai masih tinggi. Pada Januari 2023, reservasi sementara tercatat 60% dan Februari 2023 baru tercatat 45%. 

"Maret [reservasi] masih kecil karena puasa, [reservasi] sekitar 10,8 persen. April nanti masih ada lagi yang reservasi. Kami optimistis dengan bisnis perhotelan dan  peningkatan kunjungan wisatawan ke DIY. Apalagi PPKM dicabut, itu berpengaruh pada kunjungan pariwisata ke DIY," katanya.

Untuk meningkatkan kunjungan wisatawan pada tahun ini, lanjut Deddy, pelaku wisata di DIY akan terus memperkuat promosi wisata ke sejumlah daerah. "Kami akan terus menggelar table top. Tahun lalu tabel top digelar di Bandung dan Malang, Jawa Timur maka tahun ini akan digelar Bali pada Maret, dua lainnya akan digelar di Jawa," katanya. 




Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pemkab Gunungkidul Belum Bahas Soal Kenaikan UMK 2025, Masih Menunggu Regulasi Pusat

Gunungkidul
| Selasa, 03 Desember 2024, 06:57 WIB

Advertisement

alt

Mengenali Tanda-Tanda Campak, Berikut Penjelasan IDI Kota Sukoharjo

Lifestyle
| Senin, 02 Desember 2024, 21:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement