Sensasi di Kopi Puncak Menoreh, Warung Kopi Favoritnya Warga Kota Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Kopi Puncak Menoreh (KPM) di Kalurahan Purwosari, Girimulyo, Kulonprogo terus melakukan pengembangan. Didirikan tahun 2020, warung kopi ini kini menjadi destinasi favorit warga Kota Jogja.
Pemilik Warung Kopi Puncak Menoreh, Saranta mengatakan pengunjung di warung Kopi Puncak Menoreh rata-rata dari Kota Jogja.
Advertisement
“Pengunjung yang datang malah rata-rata dari Kota Jogja. Sisanya ada yang dari wilayah sekitar seperti Purworejo dan Magelang. Mereka mencari suasana ngopi di tengah kabut yang dingin,” kata Saranta ditemui di warungnya, Selasa (25/7/2023).
Saranta menambahkan warung kopi KPM akan terus melakukan pengembangan guna meningkatkan pelayanan. Upaya diseminasi pengetahuan mengolah kopi juga akan diberikan melalui workshop. Hanya saja Saranta belum tahu kapan workshop tersebut akan diberikan.
Baca juga: Cek Biaya Kuliah Kampus Swasta dan Negeri di Jogja
Ia mengatakan, beberapa orang sering memesan warung kopi KPM untuk menjadi lokasi rapat. Selain itu ada juga yang memberi saran untuk membuka homestay. Oleh karena itu, KPM sedang membuka lahan baru di kompleks yang sama untuk mendirikan tempat pertemuan dan homestay. Hanya saja, pembukaan lokasi baru tersebut tidak begitu luas karena Saranta ingin mempertahankan kelestarian lingkungan utamanya keberadaan tanaman kopi yang tumbuh di sekitarnya.
“Ke depan akan ada semacam homestay. Mau kami lebarkan lagi biar bisa buat meeting ringan-ringan. Soalnya pengunjung yang pernah datang ke sini minta mau menginap juga,” katanya.
Lebih jauh, Saranta menjelaskan dia tidak memiliki strategi khusus mendongkrak perekonomian melalui warung Kopi Puncak Menoreh. Prinsip yang selalu dibawa Saranta adalah maju dengan berani dan ramah.
Keberanian tersebut sangat beralasan karena Saranta mengembangkan warung kopi ini berlandaskan rasa cintanya pada kopi. Rasa cinta tersebut turun-menurun dari kakek dan ayahnya yang merupakan petani kopi.
Trik Memetik Kopi
Dalam sela-sela wawancara, Saranta menjelaskan dan memperagakan bagaimana cara memetik kopi yang ada di sekitar warung kopi KPM. Kata dia, kopi harus dipetik satu per satu. Cara tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan kerusakan pada pangkal tempat kopi menggantung karena di tempat yang sama akan tumbuh biji kopi kembali. Guna menjaga kualitas, kopi yang digunakan juga harus kopi petik merah.
“Kopi yang kami tawarkan berasal dari petani di daerah sini. Saya juga punya kebun kopi robusta. Ini di sekitar warung,” ucapnya.
Saranta menegaskan sajian kopi di warung kopi KPM tidak kalah dengan kopi-kopi di daerah perkotaan. Hal tersebut dibuktikan dengan lolosnya penyaji kopi KPM dalam uji kompetensi yang diadakan Dinas Pariwisata Kulonprogo beberapa waktu lalu. “Orang yang membuat atau penyaji kopi di sini sudah lolos uji kompetensi yang diadakan Dinas Pariwisata Kulonprogo juga. Saya lebih suka menyebut penyaji kopi. Kalau barista itu kan rasanya terlalu mahal [eksklusif],” lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Solo Traveling sedang Tren, Ini 5 Negara Terbaik bagi Para Solo Traveler
- Penasaran Naik Lamborghini di Sirkuit Balap, Ini Simulatornya Pertama di Asia
- Festival Cokelat Nglanggeran Segera Digelar, Bermacam Produk Cokelat Bakal Dihadirkan
- Digelar Lagi, Ini Jadwal Festival Prawirotaman dan Fashion on the Street Prawirotaman
- Ini Dia Surganya Solo Traveler di Asia Tenggara
Advertisement
BPBD Bantul Akan Dirikan Pos Banjir Longsor di Semua Kalurahan
Advertisement
Mengenal Perbedaan Kopi Arabika dan Robusta Serta Kandungan Kafeinnya
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement