Advertisement
Di Jepang, Ada Sebuah Kota yang Berada di dalam Kawah Gunung Berapi

Advertisement
Harianjogja.com, TOKYO—Tinggal di sebuah pulau kecil yang memiliki pemandangan indah bisa menjadi dambaan banyak orang, terlebih jika penduduknya tidak banyak. Namun, bagaimana jika tinggal di sebuah kota yang berada di dalam kawah sebuah gunung berapi?
Di Jepang, ada kota yang dibangun di dalam gunung berapi. Kota bernama Aogashima itu berada di Pulau Izu, terletak di selatan Tokyo yang jaraknya sekitar 320 kilometer. Di balik keindahannya, kota ini menyimpan ancaman karena ada potensi letusan gunung yang bisa meletus kapan saja.
Advertisement
BACA JUGA: Tak Biasa! Pria Ini Mendaki Gunung Kinabalu dengan Setelan Jas dan Sepatu Kulit
Melansir Smithsonianmag, gunung berapi ini belum pernah mengalami letusan besar sejak tahun 1785, ketika gunung tersebut memusnahkan populasi pulau tersebut. Setelah lebih dari 230 tahun tidak lagi meletus, yang tersisa adalah pemandangan indah di pulau itu. Meski penuh risiko, banyak warga setempat yang menganggap pulau ini sebagai tempat yang sempurna untuk ditinggali.
Salah satu warga tersebut adalah Masanubu Yoshida, seorang pegawai pemerintah yang telah tinggal di pulau tersebut selama 15 tahun terakhir. Dia mengatakan bahwa dia berusaha untuk tidak menghabiskan terlalu banyak waktu mengkhawatirkan kemungkinan terjadinya letusan lagi.
“Tidak ada yang bisa menang atas alam,” katanya kepada Smithsonian.com. Daripada memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang ada, pria berusia 40 tahun ini berfokus pada manfaat tinggal di surga subur ini, yang terbentuk dari sisa-sisa empat kaldera yang saling tumpang tindih berabad-abad yang lalu. Sebagian besar desa terletak di dalam dinding luar kawah.
BACA JUGA: Unik, Abu Vulkanik Jadi Produk Kalengan untuk Oleh-oleh Wisatawan
Memancing adalah hobi yang populer bagi banyak penduduk, karena pulau ini terletak di tengah Laut Filipina. Mendaki gunung, berkemah, dan berenang juga merupakan kegiatan yang populer.
Menurut Newsweek, populasi Aogashima berjumlah 166 jiwa pada November 2022. Aogashima memiliki beberapa jalan raya, dengan sebagian besar jalan zig-zag melintasi pusat pulau. Namun selain beberapa hiburan yang lebih sopan di pulau ini, Aogashima sangat kontras dengan kehidupan di daratan utama Jepang.
“Saya sering bepergian ke daratan untuk urusan bisnis, namun saya terintimidasi oleh kemacetan—terlalu banyak orang,” katanya. “[Di Aogashima] kami dapat merasakan keindahan alam yang tidak dapat Anda alami di kota-kota besar.”
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Smithsonianmag.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
- Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
- Nikmati Kuliner Kaki Lima, Wapres Gibran Borong Seratus Porsi Wedang Ronde dan Bakso di Alun-alun Selatan Jogja
- Insiden Rinjani, Kemenpar Tegaskan Pentingnya SOP Pendakian
- Enaknya Makan Apa Siang Ini di Jogja, Cek Rekomendasinya
Advertisement

3 Pedagang di Sewon Terusir Gegara Kios Dipakai Koperasi Merah Putih
Advertisement

Tertelan Permen Karet, Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement