Minat Berwisata Milenial dan Gen Z Agak Lain, Cenderung Suka Wilayah Terpencil
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Generasi Milenial dan Gen Z ternyata punya tren sendiri saat berwisata. Mereka cenderung berubah dan berbondong-bondong ke tempat wisata yang kurang diminati banyak orang dan terpencil.
Menurut laman Hindustan Times, Minggu (3/11/2024), Rikant Pittie, Co-Founder EaseMyTrip, mengungkapkan, tren ini didorong oleh keinginan untuk mendapatkan pengalaman unik yang menawarkan hubungan yang lebih dalam dengan budaya, alam, dan masyarakat suatu wilayah, jauh dari tempat-tempat umum yang penuh sesak.
Advertisement
"Wisata berkelanjutan tentunya semakin diminati, dengan semakin banyaknya wisatawan yang memilih akomodasi ramah lingkungan, memilih aktivitas berdampak rendah, dan mendukung ekonomi lokal. Pergeseran ini mencerminkan kesadaran yang lebih luas akan dampak lingkungan dan sosial dari pariwisata, serta komitmen untuk melestarikan keindahan alam dan warisan budaya dari destinasi yang mereka kunjungi," katanya.
Sementara destinasi wisata baru yang diminati menurut Vinay Bagri, CEO dan Co-Founder Niyo yakni Indonesia, Vietnam, Georgia, Filipina, dan Malaysia semakin populer di kalangan Gen Z dan Milenial dengan peningkatan pengeluaran sebesar 20 persen dalam kelompok usia 18-24 tahun, didorong oleh semakin populernya destinasi-destinasi yang tidak biasa.
Pergeseran minat ini juga dipengaruhi musim dari negara-negara empat musim. Seperti negara Asia Tenggara mengalami peningkatan popularitas selama musim dingin dan musim semi, sementara destinasi seperti Eropa dan Asia Tengah lebih diminati selama musim panas dan musim gugur.
Bagri juga mengatakan generasi milenial masih mengalokasikan porsi pengeluaran mereka yang lebih besar ke destinasi tradisional dibandingkan dengan destinasi yang tidak biasa, sedangkan Gen Z cenderung menghabiskan proporsi yang lebih tinggi pada destinasi yang tidak biasa.
BACA JUGA: Tarif Sewa Rumah Susun Bakal Dibikin Murah, Menteri PKP: Sesuai Arahan Presiden
Selain itu, Pittie mengatakan teknologi juga memainkan peran penting dalam transformasi ini. Maraknya alat perencanaan perjalanan berbasis AI, rekomendasi yang dipersonalisasi, dan pratinjau realitas virtual memungkinkan wisatawan menemukan dan merencanakan perjalanan ke destinasi yang kurang dikenal dengan mudah.
Selain itu, permintaan akan konektivitas dan kenyamanan yang lancar mendorong inovasi dalam aplikasi dan platform perjalanan, yang memudahkan wisatawan menjelajahi wilayah yang tidak dikenal, mengakses layanan lokal, dan membuat keputusan yang tepat saat bepergian.
"Perjalanan berbasis minat dengan bantuan OTA merupakan tren lain yang sedang berkembang, dengan wisatawan semakin banyak mengatur perjalanan mereka berdasarkan minat tertentu, baik itu pengalaman kuliner, seni, olahraga petualangan, atau retret kesehatan," kata Pittie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Solo Traveling sedang Tren, Ini 5 Negara Terbaik bagi Para Solo Traveler
- Penasaran Naik Lamborghini di Sirkuit Balap, Ini Simulatornya Pertama di Asia
- Festival Cokelat Nglanggeran Segera Digelar, Bermacam Produk Cokelat Bakal Dihadirkan
- Digelar Lagi, Ini Jadwal Festival Prawirotaman dan Fashion on the Street Prawirotaman
- Ini Dia Surganya Solo Traveler di Asia Tenggara
Advertisement
Realistis! Dispar Bantul Pastikan Raih PAD Pariwisata Rp26 Miliar hingga Akhir 2024
Advertisement
Pola Makan pada Anak Bisa Membahayakan Jantung, Ini Tandanya
Advertisement
Advertisement
Advertisement