Advertisement
Wisata Petik Melon Gaden Diserbu Pengunjung saat Panen Perdana
Pengunjung berwisata petik buah melon di greenhouse Bumdes Karya Bhakti Desa Gaden, Kecamataj Trucuk, Klaten, yang dibuka untuk wisata petik buah, Minggu (7/12/2025). - Solopos/Taufiq Sidik Prakoso.
Advertisement
Harianjogja.com, KLATEN—Wisata petik melon di greenhouse Bumdes Karya Bhakti Desa Gaden, Trucuk, Klaten, dipadati pengunjung pada panen perdana, Minggu (7/12/2025).
Sebanyak 456 tanaman melon jenis kirin yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik memasuki masa panen dan langsung menjadi daya tarik. Pengunjung rela antre untuk memilih melon terbaik sebelum dipetik dan ditimbang dengan harga Rp25.000/kg yang dinilai lebih murah daripada harga pasaran.
Advertisement
Kades Gaden Partinah menyebut konsep wisata petik buah ini sekaligus menjadi edukasi budi daya kepada masyarakat. Dari kegiatan ini, 80 persen melon ludes dalam dua jam, sementara Bumdes sudah menyiapkan rencana tanam ulang serta pengembangan budi daya anggur yang kini memasuki masa pertumbuhan.
Wisata petik buah di greenhouse itu dibuka bersamaan dengan car free day (CFD) di ruas jalan dekat lapangan. Para pengunjung rela antre untuk masuk dan memilih melon jenis kirin yang masih berada di pohon.
BACA JUGA
Setelah pengunjung memilih melon sesuai selera, pengelola greenhouse di Desa Gaden, Klaten, itu membantu memotongkan tangkai dan memetik buahnya. Setelah puas memilih dan panen, pengunjung menimbang melon hasil panen dan kemudian membayar kepada petugas.
Harga melon di greenhouse itu terhitung murah meriah. Per kg dihargai Rp25.000. Nominal itu disebut-sebut lebih murah dibandingkan harga pasaran Rp35.000-Rp40.000 per kg. Cita rasa melon yang dipanen pagi itu juga manis dan renyah.
Tak sekadar panen melon. Pengunjung memanfaatkan momen itu untuk berfoto di antara tanaman melon plus buahnya yang berjajar rapi di dalam ruangan berukuran 10 meter x 24 meter.
Kepala Desa (Kades) Gaden, Partinah, mengungkapkan panen melon kali ini merupakan panen perdana di greenhouse yang mulai dioperasikan tahun ini. Konsep wisata petik buah diusung pada panen perdana ini agar pengunjung bisa memilih dan memanen melon sesuai selera.
Ia bersyukur membeludaknya pengunjung yang berdatangan untuk menikmati wisata petik melon tersebut. Tak hanya warga Gaden, pengunjung datang dari luar desa.
“Ini juga menjadi media edukasi tentang cara budi daya dan lainnya. Karena di sini bisa bertemu langsung dengan pengelola. Untuk budi daya melon ini dilakukan dengan hidroponik,” kata Partinah.
Partinah menjelaskan hasil penjualan melon dari kegiatan wisata di greenhouse tersebut akan menjadi pendapatan Bumdes Gaden, Klaten, dan bisa dimanfaatkan kembali untuk modal tanam selanjutnya. Rencananya, greenhouse tersebut kembali ditanami melon.
Rentang waktu dari tanam hingga panen untuk budidaya melon sekitar 2,5 bulan. “Kami memilih budi daya melon karena menurut kami pengembangannya cepat. Selain itu, kami angkat yang berbeda dibanding desa-desa di sekitar desa kami,” ungkap Partinah.
Direktur Bumdes Karya Bhakti Desa Gaden, Klaten, Karna, mengatakan melon yang dipanen rata-rata memiliki berat 1 kg hingga 2 kg per buah. Pengembangan budi daya melon itu menjadi bagian dari program ketahanan pangan.
Dari konsep wisata petik buah itu, melon yang ada di dalam greenhouse nyaris ludes dalam rentang dua jam setelah dibuka. Hingga pukul 08.30 WIB, sekitar 80 persen melon di greenhouse sudah terjual.
Selain budi daya melon, Karna menjelaskan Bumdes Gades juga mengembangkan budi daya anggur. Saat ini, anggur yang dikembangkan masih dalam masa pertumbuhan.
“Kalau dari tim pendamping itu menyampaikan biasanya satu sampai 11 bulan itu sudah bisa mulai panen. Ini baru berjalan lima bulan. Jadi saat ini untuk anggur masih dalam tahap pertumbuhan,” kata Karna.
Salah satu pengunjung, Qoriah, 25, senang dengan konsep wisata petik buah di greenhouse Gaden, Klaten. Dengan konsep itu, Qoriah dan pengunjung lainnya bisa memilih melon sesuai yang diminati dan panen sendiri dari pohonnya.
“Kalau di pasar kan kita ambil dan timbang gitu. Kalau di sini kita metik sendiri, bisa memilih sendiri,” kata warga Pontianak, Kalimantan Barat, yang berkunjung ke rumah kerabatnya di Desa Gaden itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Espos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- GPIB Marga Mulya di Jogja Dibuka untuk Wisata Arsitektur Indis
- Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
Advertisement
Gunungkidul Bagikan 2.025 Porsi Bakmi dalam Gebyar WBTB 2025
Advertisement
Panduan Nutrisi Penting untuk Hadapi Polusi Udara Tinggi
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



