Advertisement

Alam, Nostalgia dan Permainan di Lereng Menoreh

Minggu, 16 November 2014 - 13:40 WIB
Mediani Dyah Natalia
Alam, Nostalgia dan Permainan di Lereng Menoreh Sejumlah anak mencoba salah satu wahana permainan outbound yang ada di Dolan Ndeso Boro yang berada di Desa Banjarasri, Kecamatan Kalibawang, Jumat (14/11/2014). (JIBI/Harian Jogja - Holy Kartika N.S.)

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO – Melupakan sejenak kepenatan dari segala rutinitas kerja, Dolan Ndeso Boro bisa menjadi pilihan menghabiskan waktu di akhir pekan. Desa wisata yang berada di lereng Pegunungan Menoreh ini menyajikan suasana alam yang asri dengan berbagai kegiatan unik dan menarik.

Pesona alam yang masih asri menjadi keunggulan yang ditawarkan desa wisata yang berlokasi di Desa Banjarasri Kecamatan Kalibawang ini. Desa tersebut dikelilingi areal persawahan yang hijau nan permai, serta berlatar belakang Perbukitan Menoreh. Berbagai kegiatan yang ada di desa wisata itu siap menjamu pengunjung yang akan berlibur dengan suasana alam pedesaan.

Advertisement

Panji, salah satu pengelola Dolan Ndeso Boro mengatakan, sejak awal dibuka, desa wisata ini banyak didatangi pengunjung asal kota-kota besar. Kebanyakan dari para pengunjung merupakan warga perkotaan yang mencari suasana liburan yang berbeda.

“Ada banyak permainan dan paket outbound. Namun, banyak dari pengunjung yang datang selalu mencoba permainan yang kotor dan basah. Salah satunya Blackhole dan tubing yang memanfaatkan Saluran Irigasi Kalibawang,” ujar Panji saat ditemui Harian Jogja, Jumat (14/11/2014).

Desa wisata ini memberikan berbagai paket pilihan yang disesuaikan dengan usia dan kategori pengunjung. Selain permainan air dan outbound, anak-anak juga dapat mencoba aktivitas menarik seperti bertani, membajak sawah hingga bercocok tanam. Bahkan, paket Live In atau tinggal rumah penduduk kini sedang menjadi tren sejumlah sekolah asal Ibukota.

“Paket tersebut memberikan kesempatan bagi para siswa untuk tinggal di rumah penduduk. Mereka tidak sekedar tinggal, tetapi juga turut mengikuti aktifitas yang dilakukan keluarga yang ditinggal, seperti bertani, ke pasar, maupun memasak,” jelas Panji.

Desa Wisata Boro juga dilengkapi dengan pendopo dan home stay berbentuk rumah klasik Jawa khas pedesaan. Pengunjung dapat menginap di rumah-rumah tersebut dengan biaya yang terbilang sangat terjangkau. Untuk outbound bagi pelajar dan mahasiswa dikenakan biaya Rp60.000 per orang dengan minimal satu kelompok 20 orang. Sedangkan untuk perusahaan atau umum, setiap pengunjung dikenakan biaya Rp85.000.

‘Kami juga telah melengkapi fasilitas untuk para pengunjung penyandang disabilitas. Salah satu pendopo juga sudah dilengkapi dengan fasilitas khusus, bahkan hingga jalan setapak yang lebih rata, sehingga dapat diakses kursi roda,” papar Panji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Gunungkidul Belum Memiliki Lahan untuk Bangun Gedung Sekolah Rakyat

Gunungkidul
| Sabtu, 03 Mei 2025, 09:27 WIB

Advertisement

alt

Katarak Ancam Usia Muda, Kenali Penyebabnya

Lifestyle
| Jum'at, 02 Mei 2025, 17:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement