Advertisement
Ini Kampung Wisata di Jogja yang Jadi Tempat Belajar Jumputan

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Ramainya kawasan Kota Jogja oleh hotel dan wisatawan, bisa mendatangkan keuntungan bagi warga di sekitarnya jika disikapi dengan benar. Memaksimalkan potensi warga bisa menjadi salah satu pemanfaatan kondisi.
Salah satunya bisa ditemukan di RT 11, Kelurahan Cokrodiningratan. Di sini, warga mendirikan kampung wisata bernama Wiblukam, yang berarti Wisata Blusukan Kampug RT 11.
Advertisement
Ketua RT 11, Anwar Setyawantono, mengatakan kepada Harianjogja.com, Senin (8/7/2019), jika terbentuknya kampung wisata tidak lepas dari kondisi geografisnya yang dikelilingi oleh beberapa hotel dengan tamu yang sering berjalan-jalan melewati perkampungan.
Selain itu, ia melihat kebanyakan ibu-ibu di kampungnya merupakan ibu rumah tangga, yang jika telah selesai dengan urusan dapur, siangnya mereka seringkali tidak mengerjakan apa-apa. Hal ini menimbulkan banyaknya bank plecit yang keluar-masuk kampung menawari warga untuk berhutang.
Dari situ lah timbul gagasan agar ibu-ibu lebih produktif sekaligus mengangkat perekonomian warga. Maka sejak 2016 ia bersama warga lainnya mengembangkan kerajinan jumputan, yakni membuat motif di atas kain dengan teknik-teknik tertentu. "Ini menjadi potensi yang akan mendukung kampung wisata," ungkapnya.
Momen yang membuatnya cukup yakin untuk mengembangkan jumputan ini adalah di tahun itu datang Telkom untuk perbaikan jaringan fiber optic. Tim dari pusat, Jawa Tengah, DIY dan Kota Jogja mendatangi kampungnya.
"Semua potensi saya tampilkan, termasuk jumputan dan pernak-pernik lainnya, dari Telkom memborong semuanya. Seiring itu saya buat kampung wisata," ujarnya.
Setelah itu warga mempercantik kampungnya dengan berbagai mural di setiap dinding. Sehingga tidak hanya membeli oleh-oleh, pengunjung juga bisa menikmati suasana kampung yang bersih dan artistik.
Selain itu fasilitas penunjang juga telag lengkap, seperti homestay, kuliner, laundry, sewa mobil dan beberapa pelatihan seperti membuat jumputan serta jumparingan. "Untuk pelatihan jumputan cukup membayar Rp100.000 sudah bisa berlatih sekaligus dibawa pulang," katanya.
Lurah Cokrodiningratan, Narotama, mengatakan di kampung wisata itu, pihaknya berupaya agar semua keperluan pengunjung bisa disediakan warga, sehingga aliran ekonomi benar-benar masuk ke warga. "Tamu hotel yang sering lewat di sini jadi segmen pasar kami," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pakar UGM: DIY Perlu Kembangkan Wisata Weekdays
- Menikmati Keindahan Danau Baikal di Siberia Tenggara, Tertua di Bumi Berusia 25 Juta Tahun
- Liburan ke Garut, Ini Lima Tempat Wisata Alam Tersembunyi yang Layak Dinikmati
- Hindari Macet dengan Liburan Staycation, Ini Tipsnya
- Mengenal Fenomena Set Jetting dalam Berwisata, Ini Rekomendasi Lokasinya di Beberapa Kota
Advertisement

Pendaki Ilegal Gunung Merapi Ternyata Anggota Mapala, BTNGM Buat Edaran ke Seluruh Mapala se-Indonesia
Advertisement

Agar Anak Terhindar dari Malnutrisi dan Obesitas, Simak Kiatnya
Advertisement
Berita Populer
Advertisement