Advertisement
Bahaya! Motor Matik Diimbau Tidak Naik ke Embung Sriten, Wisata Hits Gunungkidul
Sebuah penunjuk arah ke Embung Batara Sriten terpasang di pertigaan jalur Patuk-Ngawen tepatnya di Kalurahan Pilangrejo, Nglipar, 28 Februari 2022. - Harian Jogja/David Kurniawan
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Embung Batara Sriten di Pilangrejo, Nglipar menjadi salah satu objek wisata hits di wilayah utara Gunungkidul. Namun, sepeda motor matik diimbau tidak naik ke Embung Sriten karena berbahaya.
BACA JUGA: 2 Pesona Objek Wisata yang Ditutup karena Merapi, Dinginnya Kebangetan
Advertisement
Letak embung yang berada dii ketinggian 856 meter di ata permukaan air laut itu memiliki keunikan tersendiri. Meski demikian, jalur menuju lokasi juga terhitung ekstrem dan rawan kecelakaan karena memiliki tanjakan yang curam. Oleh karenanya, ada imbauan untuk tidak menggunakan motor matik saat berkunjung ke kawasan ini.
Salah satu imbauan diserukan oleh Lurah Pilangrejo, Sunaryo. Menurut dia, Embung Sriten sangat indah karena letaknya berada di wilayah perbukitan atau berada di ketinggian 856 meter di atas permukaan laut.
“Imbauan ini bertujuan untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan karena letak embung masuk dataran tinggi di Gunungkidul,” katanya, kemarin.
Sunaryo mengatakan pada saat embung selesai dibangun di 2015 lalu, sempat ada pengunjung yang meninggal dunia karena mengalami kecelakaan saat pulang dari embung. Meski demikian, upaya antisipasi telah dilakukan pemasangan rambu-rambu peringatan juga ada pagar pembatas untuk di daerah rawan.
“Pengamanan dipasang bersama-sama dengan DPUPRKP Gunungkidul,” ujarnya.
BACA JUGA: Deretan Wisata Buah Petik Sendiri di Jogja, Nomor 4 Masih Baru
Dia mengatakan keselamatan pengendara tidak lepas dari kemahiran pegunjung saat mengendarai kendaraan bermotor. Zona rawan kecelakaan lebih sering terjadi pada saat turun atau pulang dari kunjungan dari embung.
“Kalau tidak mahir, motor matik bisa mengalami rem blong saat turun. Jadi, kami tidak merekomendasikan motor jenis ini untuk naik ke Sriten,” katanya.
Dia pun berharap pengunjung dapat mematuhi imbauan ini demi keselamatan bersama.
“Kalau motor manual tidak masalah karena saat turun bisa diatur ke gigi rendah, tapi kalau matik tidak bisa karena untuk menahan laju kecepatan hanya mengandalkan upaya pengereman. Sedangkan saat rem terus-terusan digunakan akan mempercepat piringan cakram panas sehingga potensi rem blong semakin tinggi,” katanya ungkapnya.
Kepala Dinas Perhubungan Gunungkidul, Rakhmadian Wijayanto mengatakan sudah memetakan jalur rawan kecelakaan di Gunungkidul. Beberapa jalur yang dinilai rawan seperti tanjakan Pokcucak di Bedoyo, Ponjong; Tanjakan Bundelan dan Sambeng di Kapanewon Ngawen atau Tanjakan Clongop di Kapanewon Gedangsari.
BACA JUGA: 7 Fakta Pantai Mesra, Pantai Menawan di Gunungkidul yang Ramah Keluarga
“Jalur Sriten juga masuk berbahaya sehingga pengendara harus lebih berhati-hati,” katanya.
Menurut dia, jalur yang aman dilalui ada di Tanjakan Sambeng. Jalan sudah lebar sehingga bus besar tidak kesulitas pada saat melintas. “Di sana juga ada kolam jebakan untuk antisipasi kendaraan yang mengalami rem blong,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- GPIB Marga Mulya di Jogja Dibuka untuk Wisata Arsitektur Indis
- Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
Advertisement
KUPI Hadirkan Gerakan Ulama Perempuan Berpihak pada Kemanusiaan
Advertisement
Produk Rumah Tangga Berisiko Tingkatkan Gangguan Kehamilan
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



