Advertisement

Cari Gudangnya Kuliner Khas Jogja, Pasar Kranggan Tempatnya

Yosef Leon
Sabtu, 23 Juli 2022 - 06:47 WIB
Arief Junianto
Cari Gudangnya Kuliner Khas Jogja, Pasar Kranggan Tempatnya Jamiyem, pemilik Jenang Bu Jum saat melayani pembeli di Pasar Kranggan pada Jumat (22/7/2022). - Harian Jogja/Yosef Leon

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA -- Warga Jogja mana yang tak kenal Pasar Kranggan? Pasar ini dikenal sebagai gudangnya kuliner. Tak heran, pasar tradisional ini memang menjadi salah satu saksi bisu sejarah kuliner ikonik di Jogja.

Aktivitas di Pasar Kranggan masih cukup ramai meski matahari sudah hampir tepat di atas kepala pada Jumat (22/7/2022). Pandangan mata akan langsung disajikan dengan deretan lapak kuliner yang ada di sisi selatan pasar. Jenisnya tentu saja beraneka ragam. Satu diantaranya adalah Jenang Gempol, makanan khas Jawa yang cukup populer.

Advertisement

Adalah Jamiyem, 56, pemilik Jenang Bu Jum yang kadung dikenal dengan jenang sembilan macam dan delapan rasanya. Lapaknya yang menyempil di muka sebelah selatan pasar terlihat kentara dengan deretan panci berisi berbagai jenis jenang yang diletakkan di atas meja lapak.

BACA JUGA: Paguyuban Klaim Malioboro Kini Ramai karena Skuter Listrik

Hilir mudik pembeli tak pernah surut terlihat dan terus berdatangan ke lapaknya. Dengan sigap, ia tampak piawai menyendok sedikit demi sedikit berbagai jenis jenang ke dalam wadah plastik berukuran sedang untuk kemudian dibawa pulang oleh para pembeli.

Total ada sembilan macam jenang dan delapan rasa yang dijualnya. Diantaranya yakni biji salak, mutiara, pati garut (wortel dan jagung manis), sumsum, kacang ijo, ketan hitam, angkrang, ubi rambat rasa jahe, candil rasa nangka. Biasanya pembeli memilih secara acak, bisa dua jenis, tiga jenis atau menggabungkan semuanya. "Harusnya dulu 12 jenis tapi sekarang tinggal sembilan," kata Jamiyem.

Ia mengaku sudah 25 tahun berjualan di pasar itu. Awalnya lotek yang dijadikan sumber penghasilan, lantaran dirasa cukup repot ia kemudian beralih ke jenang. "Kalau jenang ini sudah 10 tahun. Awalnya cuma tiga jenis saja, lama-lama tambah terus sampai sekarang jadi sembilan jenis," jelas dia.

Jenang mempunyai rasa manis dan gurih. Kuliner legendaris ini dari teksturnya berbentuk kenyal seperti dodol. Umumnya dibuat dari tepung beras putih, ketan hitam, monte atau biasa disebut mutiara, dan berbagai jenis umbi-umbian. Gula jawa dan gula pasir serta santan menjadi pelengkap dari rasa manis dan gurih makanan ini. "Rasa-rasa yang baru sekarang saya jual dari hasil ide sendiri, hanya terinspirasi dan coba-coba saja. Kadang saya tambah jahe biar lebih segar," ungkap Jamiyem.

Karena letak Pasar Kranggan yang berdekatan dengan Tugu Pal Putih, tidak sedikit wisatawan yang datang dan mencoba aneka kuliner tradisional dan khas di tempat itu. "Musim libur kadang wisatawan juga banyak yang mampir. Bukan dari Jogja saja. Banyak sekali memang dari luar kota. Belinya juga sekali banyak dan cepat habis," jelas dia.

Pilihan menu yang ditawarkan The French Press (TFP) Kopi Warung yang berlokasi di lantai II Pasar Kranggan, Jumat (22/7/2022)./Harian Jogja-Yosef Leon

Kuliner Western

Beroperasi sejak 2019 lalu, The French Press (TFP) Kopi Warung jadi salah satu pilihan kuliner bagi muda mudi di Pasar Kranggan. Keberadaannya agak sedikit berbeda dibandingkan restoran dan kafe arus utama yang biasanya cenderung memilih area seputaran kampus atau pedesaan dan pusat ekonomi.

Tempat ini menyajikan sajian menu masakan barat atau western food. Setiap hari menu yang ditawarkan juga berganti-ganti guna memberikan pilihan rasa baru kepada para pengunjung. Pilihan bersantap untuk sarapan biasanya berupa sandwich, salad, hingga pancake. Kemudian pada makan siang ada main course, olahan ayam maupun daging.

"Semangatnya mungkin mau mengajak anak-anak muda untuk membiasakan nongkrong di pasar tradisional. Cabang yang di Solo juga letaknya di pasar tradisional," kata pengelola TFP Kopi Warung, Erdwind Nathanael.

Restoran ini menempati lantai dua sebelah selatan Pasar Kranggan. Satu kios khusus untuk proses penyajian pesanan pengunjung, sementara dua kios lainnya digunakan untuk area makan. "Sekarang geliatnya sudah mulai agak signifikan. Pengunjung kebanyakan memang muda mudi. Campur juga kebanyakan mahasiswa dan para pekerja kantoran sekitar sini," jelasnya.

Kurang lebih ada 10 menu yang jadi andalan di tempat ini. Setiap hari kepala koki akan membuat daftar menu yang harus disajikan beserta resep. Para pengelola nantinya akan menyesuaikan sehingga menu yang ditawarkan setiap harinya selalu berbeda. "Diperbaharui setiap hari kalau di sini, biar pengunjung juga tidak bosan," kata Erdwind.

Kembali Bergeliat

Keberadaan kuliner-kuliner yang punya daya tarik tersendiri di Pasar Kranggan jadi pelengkap aktivitas di pasar itu selama ini. Pandemi Covid-19 yang mulai cukup melandai juga berpengaruh terhadap kembali ramainya aktivitas pasar. Saat Covid-19 meledak tahun lalu, pembatasan kapasitas pasar membawa dampak yang cukup serius.

"Tetapi sekarang kan sudah agak terkendali. Kami tetap upayakan agar pedagang dan pengunjung patuh dengan protokol kesehatan," kata Lurah Pasar Kranggan, Sumarjono.

Sumarjono berpendapat, kurang lebih ada ratusan lapak kuliner yang tersebar di seputaran Pasar Kranggan. Keberadaannya disinyalir sudah eksis sejak pasar itu berdiri. "Jenisnya juga macam-macam, masyarakat tentu jadi lebih nyaman karena banyak pilihan kuliner dengan berbagai ciri khas tertentu," imbuh dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Wanita Berkebaya Gelar Aksi dengan Mata Tertutup di Tugu Jogja, Merespons Jelang Pembacaan Putusan MK

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 23:27 WIB

Advertisement

alt

Stres Memicu Sakit Punggung, Ini Penjelasannya

Lifestyle
| Jum'at, 19 April 2024, 14:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement