Advertisement

Menelusuri Keindahan Kedung Cinet di Jombang Bak Grand Canyon

Wike Dita Herlinda
Sabtu, 21 April 2018 - 12:35 WIB
Maya Herawati
Menelusuri Keindahan Kedung Cinet di Jombang Bak Grand Canyon Kedung Cinet di Jombang Jawa Timur. - JIBI/Bisnis Indonesia

Advertisement

Bisnis.com, JAKARTA-Indonesia memiliki banyak ngarai indah yang pantas dikunjungi dan dijadikan tempat wisata favorit. Salah satunya yang berada di Jombang, Jawa Timur. Ngarai curam ini bahkan disebut sebagai miniatur Grand Canyon.

Siapa tak mengenal keindahan Grand Canyon? Pemandangan ngarai curam yang terukir meliuk-liuk membingkai Sungai Colorado itu begitu memukau dan sangat sering dijadikan latar lokasi syuting berbagai film Hollywood.

Advertisement

Banyak orang yang bercita-cita mengunjungi Grand Canyon di Amerika Serikat. Namun, sebenarnya tidak perlu jauh-jauh bertolak ke belahan bumi lain untuk menikmati pemandangan yang menyerupai situs cagar alam di Arizona itu.

Di Kabupaten Jombang, Jawa Timur tersembunyi destinasi wisata ngarai alam yang tak kalah indahnya dengan Grand Canyon. Namanya adalah Kedung Cinet, yang berlokasi di Desa Klitih, Kecamatan Plandaan.

Miniatur Grand Canyon itu terselubung di tengah-tengah hutan belantara yang lebat. Untuk menjangkaunya, dibutuhkan penyusuran dengan jarak tempuh sekitar 10 kilometer dari Jembatan Brantas Ploso.

Sepanjang jalan penyusuran, mata akan dimanjakan oleh pemandangan cantik hutan jati, serta sawah dan kebun penduduk yang tertata rapi di balik latar belakang pegunungan. Sayangnya, jalanan menuju ke Kecamatan Plandaan ‘dihiasi’ oleh banyaknya titik aspal yang terkelupas.

Sebelum tiba di Kedung Cinet, Anda diwajibkan uji nyali sejenak dengan menyeberangi sebuah jembatan bercat kuning yang dikenal dengan nama Jembatan Goyang. Mengapa? Karena jembatan itu akan bergoyang-goyang cukup kencang saat ditapaki dan diembus angin.

Perjalanan menyusuri medan yang cukup menantang akan terbayar seketika saat tiba di Kedung Cinet. Anda akan disambut oleh pemandangan jalur aliran sungai tenang berwarna kehijauan yang dikelilingi tebing-tebing yang meliuk karena proses alami.

Saat memandangnya, Anda akan diingatkan oleh gambaran Grand Canyon dalam skala yang lebih kecil. Tentunya, berfoto ria adalah kegiatan wajib untuk mengabadikan keindahan alam di Kedung Cinet.

Namun, berhati-hatilah jika hendak bermain air. Meskipun tampak jernih, jangan tergoda untuk sembarangan menceburkan diri atau berenang ke dalamnya. Selain itu, berhati-hatilah saat menapaki bebatuan di sekitar sungai.

Meskipun Kedung Cinet sudah mulai populer di kalangan pecinta pelesir belakangan ini, belum ada upaya serius dari Pemkab Jombang untuk mengelolanya sebagai obyek wisata berkelas nasional; bahkan internasional.

Promosi tentang ngarai nan memukau itu terbilang cukup jarang. Belum lagi, sarana dan prasarana pendukung wisata di sana masih kurang. Mulai dari penunjuk arah, lahan parkir, hingga infrastruktur jalan.

Namun, di sisi lain, karena belum terlalu banyak diekspose, keindahan alami Kedung Cinet masih sangat terawat dan bebas dari sampah pelancong. Para pengunjung turut bertanggung jawab menjaga kealamiannya dengan tidak iseng mencorat-coret tebingnya.

SUASANA JAWA

Sudah jauh-jauh ke Jombang, tidak ada ruginya sekalian berkunjung ke obyek wisata selain Kedung Cinet. Di Kecamatan Wonosalam, terdapat juga destinasi wisata modern yang sedang naik daun. Namanya adalah Kampoeng Djawi.

Sesuai namanya, destinasi wisata peristirahatan ini sangat kental akan nuansa adat Jawa. Mulai dari arsitektur, tata taman, dekorasi, hingga desain interiornya; semua terinspirasi dari suasana perkampungan Jawa kuno.

Tempat ini ideal sebagai tujuan liburan keluarga. Sebab, selain menikmati suasana perkampungan khas Jawa, Anda bisa seru-seruan dengan berbagai fasilitas outbound, kafe yang menjual beragam jenis kopi Nusantara, danau buatan, dan kolam renang kaca yang langsung menjorok ke lembah berlatar belakang pemandangan gunung.

Selain itu, jika datang ke Wonosalam pada kisaran September—November, Anda dapat menikmati durian khas setempat. Memang, sejak dulu kecamatan tersebut termasyur sebagai salah satu penghasil durian lokal dengan cita rasa legit dan sedikit pahit yang sangat khas.

Dari daerah Jombang, perjalanan bisa diteruskan ke Mojokerto. Kota yang dulunya menjadi Ibukota Kerajaan Majapahit itu terkenal dengan berbagai destinasi wisata peninggalan sejarah; khususnya berbagai candi dan reruntuhan arkeologi dari zaman kerajaan Hindu.

Namun, tidak hanya peninggalan kebudayaan Hindu saja yang menjadi magnet pariwisata di Mojokerto. Di Kecamatan Trowulan, terdapat juga situs sejarah Maha Vihara Mojopahit Trowulan, yang terletak di Desa Bejijong.

Wihara itu terkenal dengan patung Buddha Tidur (The Sleeping Buddha) raksasa berwarna emas sepanjang 22 meter, dengan tinggi 4,5 meter, dan lebar enam meter. Patung tersebut adalah yang terbesar ketiga di dunia setelah Sleeping Buddha yang ada di Thailand dan Myanmar.

Tepat di bawah pelataran patung Budha raksasa itu terdapat kolam ikan yang mengelilinginya. Sehingga, pengunjung hanya bisa mengambil foto atau selfie dari jarak yang tidak terlalu berdekatan dengan lokasi patung.

Selain berfoto ria dengan patung emas raksasa itu, Anda juga disuguhi dengan penampakan patung-patung Buddha dalam berbagai pose. Selain itu, Anda dapat belajar sejarah dengan mencermati relief di tembok belakang wihara yang menceritakan kisah hidup Buddha.

Tip dan Trik Berwisata ke Kedung Cinet:

  • Saat terbaik untuk ke Kedung Cinet adalah waktu musim kemarau, karena akses ke lokasi menjadi lebih mudah dan aman. Selain itu, kondisi air sungai lebih jernih.
  • Sebisa mungkin hindari berkunjung ke sana saat musim hujan untuk mendapatkan pemandangan terbaik.
  • Jangan mencorat-coret bebatuan alam di ngarai agar terjaga keindahannya.
  • Jangan membawa makanan dan minuman dalam kemasan plastik, dan membuang sampahnya sembarangan.
  • Persiapkan kondisi fisik, karena untuk mencapai lokasi ngarai harus melalui medan yang cukup ekstrim dan terpelosok.
  • Bawalah peta cadangan jika diperlukan. Sebab, setibanya di hutan Desa Plandaan, kemungkinan besar sinyal seluler akan padam, sehingga GPS tidak dapat diandalkan.
  • Jangan malu untuk bertanya pada warga atau penduduk desa cara terbaik mencapai lokasi Kedung Cinet. Namun, tetap jagalah kesopanan.
  • Jangan membawa barang-barang berharga dan berikan pengamanan ekstra pada kendaraan, karena belum ada pengelola resmi dari tempat wisata tersebut. Sehingga, keamanan parkir dan barang bawaan adalah tanggung jawab pengunjung sepenuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kembali Tampil di Pilkada Gunungkidul Tahun Ini, Ini Gagasan yang Diusung Sutrisna Wibawa

Gunungkidul
| Jum'at, 29 Maret 2024, 20:17 WIB

Advertisement

alt

Makna dan Sejarah Telur Paskah, Simbol Kebangkitan Yesus Kristus

Lifestyle
| Jum'at, 29 Maret 2024, 14:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement