Advertisement
Kamu Memang Jalan-Jalan, Tetapi Jangan Umbar Kebohongan Ini Ya
Ilustrasi traveling - fluentu
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Habis jalan-jalan memang membanggakan. Setelah liburan banyak yang pamer foto di jejaring sosial sampai pamer rasa senang ketika pulang.
Namun di balik keindahan atau keasyikan perjalanan tersebut, ternyata ada kebohongan-kebohongan yang kerap kali Anda katakan, bahkan tidak Anda sadari. Berikut ini di antaranya seperti dilansir Budgettraveler, belum lama ini.
Advertisement
Jalan-Jalan Itu Relaksasi
Kenyataannya jalalan-jalan itu bikin lelah lho. Iya kan? Akui saja. Setelah mengemudi di tempat yang bagi mereka asing, bertengkar dengan seorang warga asli, hingga lelah mengemas barang bawaan.
BACA JUGA
Untuk itu, agar tidak merasa lelah luangkanlah waktu untuk mencicipi makanan, berbaur dengan orang-orang sekitar tanpa keramaian hingga menjauhkan diri dari hiruk pikuk dan stres. Janganlah berpikir bisa melihat segalanya dan melakukan semuanya.
Saya Tidak Mengecek Email
Kalimat itu juga bagian dari kebohongan traveller. Pasalnya, mereka tetap membawa telepon genggam saat berada di objek wisata, mulai dari kolam renang, pantai, mendaki hingga ekspedisi reruntuhan bersejarah.
Maka, solusi dari hal tersebut ialah mengaktifkan mode airplane, sehingga saat asyik menikmati liburan Anda tidak lagi terganggu notifikasi yang menjengkelkan karena bisa datang kapan saja.
Perjalanan Saya Sangat Romantis
Ini juga jadi kalimat yang sering dikatakan para pasangan traveller. Padahal, mereka bisa saja mengalami sebuah pertengkaran kecil seperti perdebatan mengenai makanan yang dikonsumsi saat berada di tempat tujuan, hingga cemburu pada traveller lain yang ditemui di destinasi wisata.
Cara agar tidak terjadi pertengkaran yaitu bicarakan sebelumnya pada pasangan tentang tujuan wisata kalian dan komitmen hubungan yang serius, untuk menghindari perkelahian yang tidak perlu dan sama sekali tidak menghasilkan hal positif.
Mempererat Ikatan Keluarga
Tidak selalu berakhir seperti ini sebenarnya. Pasalnya, anak remaja kerap kali terlalu sibuk dengan ponsel mereka dan hubungan pertemanannya. Sementara Anda akan sibuk merayunya agar mau menikmati liburan bersama keluarga.
Untuk memperbaiki hal tersebut, Anda bisa membicarakan pada anak sebelum memulai perjalanan, seperti aturan-aturan kecil yang mengharuskan anak untuk menikmati liburan tanpa gangguan, tapi beri tahu dengan cara yang halus, agar anak tidak tersinggung dan merasa privasinya dicampuri.
Tidak Sabar untuk Kembali Lagi
Kenyataannya, traveller yang mengatakan seperti itu hanya berusaha untuk menghibur dirinya sendiri. Yang banyak terjadi setelah melancong uang akan habis. Dan butuh waktu panjang untuk bisa melancong lagi, jadi mustahil untuk bisa kembali lagi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- GPIB Marga Mulya di Jogja Dibuka untuk Wisata Arsitektur Indis
- Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
Advertisement
Jadwal SIM Keliling di Gunungkidul Hari Ini, Jumat 5 Desember 2025
Advertisement
Solusi Praktis Mengatasi Spotify Wrapped 2025 yang Tak Tampil
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



