Advertisement
Wisata Sejarah tentang Tiongkok Dipasarkan di Jogja Lewat Pameran Foto Henan
Pengunjung melihat destinasi wisata sejarah negara Tiongkok di acara pameran bertajuk Henan Asal Mula Sejarah Tiongkok digelar di Sleman, Senin (24/9/2018). - Harian Jogja/Gigih M.Hanafi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Lebih dekat mengenalkan destinasi wisata sejarah di Tiongkok, sebuah pameran bertajuk Henan Asal Mula Sejarah Tiongkok digelar di The Kasultanan Ballroom Royal Ambarrukmo Yogyakarta Hotel, Senin (24/9/2018). Melalui pameran ini diharapkan dapat mempromosikan destinasi Tiongkok kepada masyarakat Jogja dan ke depannya dapat turut menarik kunjungan wisatawan bagi kedua negara.
Henan Provincial Tourism Administration Guo Jishan mengungkapkan kerja sama bilateral antara Indonesia dan Tiongkok telah terjalin cukup lama. Dia berharap melalui kerja sama di bidang pariwisata ini dapat saling memperkenalkan destinasi dari kedua negara.
Advertisement
"Henan merupakan pusat peradaban dan awal sejarah Tiongkok. Untuk itu, kami ingin mengajak masyarakat Indonesia, terutama Jogja untuk dapat melihat destinasi yang ada di sana melalui foto-foto yang dipamerkan," ujar Guo Jishan.
Melalui foto-foto berbagai objek wisata di Henan, Pemerintah Tiongkok berharap dapat memberikan kesempatan bagi masyarakat DIY untuk berkunjung ke kota tersebut. Pun demikian dengan upaya menarik wisatawan asal Tiongkok ke Jogja.
BACA JUGA
"Potensi wisatawan asal Tiongkok ini sangat bagus. Tiongkok ini adalah salah satu negara yang masuk sepuluh besar. Pada 2016 lalu wisatawan asal Tiongkok berada di peringkat sembilan, lalu pada 2017 turun ke peringkat sepuluh," ungkap Kepala Seksi Pelayanan Informasi Pariwisata Dinas Pariwisata DIY Marlina Handayani.
Marlina mengungkapkan jumlah wisatawan mancanegara ke DIY setiap tahunnya mengalami peningkatan sekitar 15%. Diakui Marlina ada penurunan kunjungan turis asal Tingkok.
Upaya untuk mendorong dan menangkap potensi kunjungan wisatawan asal Negeri Tirai Bambu ini Dinas Pariwisata DIY terus melakukan kordinasi dengan sejumlah pihak dan pemangku wisata yang ada. Dia menilai perlu melihat lagi potensi paket wisata yang bisa dikemas agar pasar yang dibidik sesuai dengan pasarnya.
"Barangkali pengemasan paket wisatanya tidak sesuai dengan market tersebut. Untuk itu, kami bekerjasama dengan berbagai pihak, Asita dan pemangku wisata lain untuk menentukan paket wisata yang tepat sesuai market yang akan dicapai," jelas Marlina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- GPIB Marga Mulya di Jogja Dibuka untuk Wisata Arsitektur Indis
- Cara Bersihkan Koper Usai Liburan agar Bebas Bakteri dan Bau
- Wisata DEB Balkondes Karangrejo Borobudur Ditawarkan ke Eropa
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
Advertisement
KUPI Hadirkan Gerakan Ulama Perempuan Berpihak pada Kemanusiaan
Advertisement
Produk Rumah Tangga Berisiko Tingkatkan Gangguan Kehamilan
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement



