Advertisement
Ini Kisah Pemilik Sop Ayam Pak Min Saat Membuat Resep Bersama Mendiang Ayahnya
Advertisement
Harianjogja.com.com, KLATEN --Ragil, putra dari Tugimin, Sop Ayam Pak Min Klaten kini melanjutkan usaha orangtuanya dan terus berkembang. Ia memiliki sejumlah kiat dalam berbisnis tak terkecuali dengan mengadopsi dari kedua orang tuanya, salah satunya menjaga cita rasa masakan.
Ragil menceritakan untuk menjaga loyalitas pelanggan, perlu menjaga kualitas rasa, menu, dan pelayanan. Ia terbiasa berkeliling ke cabang-cabang sekadar mencicipi apakah sup memiliki cita rasa yang sama atau tidak. "Biasanya saya sepekan keliling cabang lalu sepekan lagi di rumah," ucapnya saat ditemui JIBI/Solopos.
Advertisement
Ada pengalaman berkesan saat ia belajar membikin sup bersama mendiang ayahnya. Saat di bangku SMA, Ragil mengambil jurusan A-2 (semacam jurusan IPA) sehingga paham soal reaksi kimia. Saat itu, ia melakukan eksperimen dengan membat resep sup ayam mengikuti rumus kimia.
"Saya mencoba setiap hari. Hari ini, misalnya, 10 liter air ditambah bawang putih tiga sampai empat kilogram. Tapi ternyata tiap hari rasanya berbeda. Bapak saya bilang, ternyata kunci rasa itu di lidah, bukan timbangan bumbu," kenang dia.
Salah satu hal yang menjadi alasan adalah tingkat kematangan sekarung bawang putih tidak sama sehingga memengaruhi rasa. Begitu pula dengan sebungkus garam memiliki rasa bervariasi. Bahkan, di setiap warung memiliki kadar pH air yang juga berbeda sehingga berpengaruh terhadap jumlah bumbu dan garam.
"Setiap daerah juga memiliki selera berbeda soal masakan. Sunda, misalnya, menyukai agak asin. Kalau Jawa agak manis, sedangkan di Jawa Timur agak kurang asin. Kami terus ikuti selera pelanggan agar jangan sampai lari," ucapnya.
Usaha Sop Ayam Pak Min kini dijalankan oleh keempat anaknya setelah Tugimin meninggal dunia pada 2003, disusul Wagiyem pada 2014. Ada sebuah falsafah yang Ragil pegang sehingga membikinnya betah menekuni usaha kuliner.
"Prinsipnya, tamasya atau piknik tapi pulang bawa uang. Saya ke Bogor, Cirebon, Malang, ngecek warung sekalian piknik ke masjid kuno atau wisata ziarah. Tapi pulangnya bawa uang " ujar dia, seraya tertawa menutup obrolan siang itu.
Ragil sendiri menjalani bisnis sup terus berkembang. Saat dirinya mulai memiliki sekitar tiga hingga empat cabang pada 2004, hal itu memotivasi kakak-kakaknya untuk menggeluti bisnis kuliner keluarga.
Ragil memerinci, misalnya, kakak sulung Sihono "Sipit", 51, kini punya 10 cabang. Lalu nomor dua, Sih Mulyoto, 49, punya 30 cabang. Sedangkan, Triyono, 46, punya delapan cabang, dan Ragil sendiri punya 15 cabang. Cabang Sop Ayam Pak Min bisa ditemui di Bogor, Bekasi, Cirebon, Cianjur, Malang, Semarang, Jogja, Solo, Karanganyar, dan Boyolali.
"Kami enggak ada persaingan, tapi saling koordinasi dan koreksi. Kalau rasanya ada yang kurang, kami betulkan. Kalau kakak buka cabang di suatu kota, yang lain enggak ada yang buka di kota yang sama," terang Ragil, belum lama ini.
Salah satu pelanggan Sop Ayam Pak Min, Dian Purnama Sari, 31, warga Batur, Ceper, mengatakan selama Ramadan lebih sering membeli sup ayam. Bagi Dian, Sop Ayam Pak Min memiliki daging yang empuk dan rasa kaldu yang kuat dibanding sup-sup lainnya. "Rasanya gurih juga dan harganya terjangkau. Saya paling suka bagian berutu karena empuk," ujar Dian.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
- Rayakan Hari Kemenangan dengan Syawalan Sekar Kedhaton Restaurant
- Berburu Daging Sapi Premium Juicy di Indoguna Meatshop & Grocery
- Taman Safari Bali Rilis Teatrikal Bawah Air yang Menggabungkan Kesenian Bali dan Nusantara
- Wisata Bukit Dermo di Bantul Dibangun Tahun Ini
- Ini Daftar Negara yang Dianggap Murah untuk Tujuan Belibur Tahun Ini
Advertisement
LITERASI KESEHATAN: Warga Lansia Diminta Bijak Memilih Jenis Olahraga
Advertisement
Hindari Minum Teh Setelah Makan, Ini Risikonya bagi Tubuh
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement