Advertisement
Mengunjungi Museum Belvedere, Rumah Karya Seni Para Maestro dari Setiap Era

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Berkunjung ke Kota Wina, Austria, akan berkesan jika mengunjungi Museum Belvedere. Museum yang masuk ke dalam daftar Situs Warisan Dunia UNESCO ini, sebenarnya merupakan istana musim panas bagi Pangeran Eugene dari Savoy.
Museum ini terdiri dari dua kompleks istana besar, yaitu bagian atas (Oberes Belvedere) dan bagian bawah (Unteres Belvedere). Dua kompleks istana itu dibangun awal abad ke-18 dan didesain oleh arsitek Baroque kenamaan, Johann Lucass von Hildebrant.
Di bagian atas Museum Belvedere, Anda akan menemukan berbagai macam lukisan para maestro dari era yang berbeda. Namun tentu saja yang paling mencuri perhatian dari museum ini adalah lukisan-lukisan karya Gustav Klimt, pelukis ternama dari Austria.
Klimt, sebagai salah satu pendiri Vienna Secession Movement dan seorang pionir dari gaya simbolis, mengambil pendekatan avant-garde dalam setiap karyanya. Lukisan dengan menggunakan motif-motif mistikal dengan penggunaan warna perak dan emas, dianggap sebagai sesuatu yang revolusioner kala itu.
Salah satu lukisannya yang terkenal adalah Der Kuss (The Kiss), yang dibuat pada “Periode Emas” Klimt. Lukisan itu menggambarkan seorang pria dan wanita yang berpelukan, di mana sang pria tampak mencium sang wanita. Sang wanita digambarkan memakai jubah motif berwarna emas dan tampak pula rambutnya dihiasi bunga warna-warni.
Tidak hanya lukisan itu, karena lukisan Klimt lainnya yang dihiasi warna keemasan juga bisa Anda nikmati di museum ini, di antaranya Judith (1901), Portrait of Adele Bloch-Bauer (1907), Water Serpents (1904), dan masih banyak lagi.
Selain Klimt, ada pula nama-nama seniman kenamaan Austria lain yang karyanya bisa Anda lihat di sini, di antaranya lukisan-lukisan dari Egon Schiele dan Friedensreich Hundertwasser. Tak ketinggalan lukisan The Plain of Auvers (1890) karya Vincent van Gogh, The Chef (1882) karya Claude Monet, dan lukisan Napoleon Crossing the Alps (1801) karya Jacques-Louis David juga ada di museum ini.
Di dalam Belvedere, setiap karya lukisan dibagi berdasarkan era dan gaya lukisannya, mulai dari lukisan gaya klasik, Baroque, ekspresionis, hingga kontemporer.
Advertisement
Setelah puas melihat-lihat di bagian atas Museum Belvedere, Anda bisa berjalan ke arah taman di luar museum menuju bagian bawah Belvedere dan The Orangery, yang biasanya berisi pameran sementara. Selain itu, di bagian bawah ini juga terdapat bekas istal kuda yang kini dijadikan tempat pameran untuk karya-karya seni dari zaman abad pertengahan.
Untuk masuk ke museum ini, harga tiket berkisar antara 16 euro hingga 22 euro untuk dewasa, 13 euro hingga 19 euro untuk pelajar, sedangkan untuk anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun gratis.
BACA JUGA
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
- Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
- Cantiknya Bangunan Embung di Dataran Tinggi Dieng
- 5 Tempat Nongkrong sambil Ngopi di Jalan Slamet Riyadi Kota Solo
- Raja Ampat Jadi Andalan Promosi Wisata Indonesia ke Mancanegara
Advertisement
Advertisement

Studi Ungkap Risiko Mengkonsumsi Minuman Keras di Usia Muda
Advertisement
Advertisement
Advertisement