Advertisement
Wisata ke Jogja, Jangan Lewatkan Jajanan Murah Ini
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Jika berlibur ke Jogja, wisatawan tidak hanya bisa mengunjungi destinasi wisata budaya. Kota ini juga menyimpan banyak destinasi wisata kuliner, baik kuliner dengan menu-menu modern maupun menu-menu tradisional.
Khusus untuk wisata kuliner tradisional, Jogja memiliki sejumlah spot legendaris. Salah satunya adalah Pasar Pathuk dan Pasar Kotagede. Selain menjadi tempat untuk memenuhi berbagai kebutuhan sehari-hari masyarakat, kedua pasar ini juga memiliki berbagai suguhan kuliner tradisional yang menarik untuk dicicipi.
Advertisement
Tak hanya enak, tetapi juga sehat. Begitulah kuliner yang saat ini dicari oleh wisatawan. Apalagi, pandemi selama nyaris selama dua tahun ini membuat masyarakat lebih memperhatikan aspek kebersihan dalam setiap aktivitas, termasuk berwisata kuliner.
“Wisata kuliner di Kota Jogja juga perlu menerapkan ketujuh unsur Sapta Pesona. Antara lain aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan. Kaitannya dengan kuliner sehat, sajian yang disuguhkan kepada wisatawan tentunya harus memperhatikan ketujuh unsur tersebut agar wisatawan tertarik untuk menikmatinya,” kata Kabid Pemasaran Wisata Dinas Pariwisata Kota Jogja, Andrini Wiramawati, Jumat.
Pasar Kotagede
Pasar Kotagede menjadi salah satu pasar ikonik karena merupakan pasar tradisional tertua di Kota Jogja. Pasar ini terletak di Jalan Mondorakan No.172 B Kotagede, Kota Jogja.
Mengunjungi Pasar Kotagede seolah akan membawa pengunjung kembali ke masa lalu. Tak dipungkiri, bangunan pasar yang masih khas corak kerajaan Jawa ini memang warisan kemegahan Kerajaan Mataram Islam sejak abad ke-16. Pasar yang berdiri sejak masa Panembahan Senopati dan eksis hingga saat ini.
Namun, bertandang ke pasar ini tak hanya mengajak wisatawan untuk berwisata historis, melainkan juga berwisata kuliner. Sebab, pasar yang lekat dengan sebutan Pasar Legi ini menawarkan jajanan yang tak hanya enak dan sehat, namun juga ramah di kantong.
Jajanan khas Kotagede, seperti kipo, yangko, kue kembang waru, ukel manis, jadah manten, dan sebagainya bisa ditemui di sini. Sebagai kuliner legendaris, jajanan tersebut dibuat dengan bahan-bahan yang alami dan tidak mengandung bahan pengawet.
Kue Kipo yang bercitarasa manis dan gurih itu tidak akan ditemui di tempat lain selain Kotagede. Ia berasal dari tepung beras ketan untuk bagian luarnya. Warnanya hijau, namun bahannya alami karena menggunakan pewarna dari daun suji atau daun pandan. Sementara, di bagian dalamnya ada isian parutan kelapa dan campuran gula jawa.
Nama Kipo berasal dari penyebutan Iki Opo yang kemudian disingkat menjadi Kipo. Bentuknya kecil sebesar jari-jari, sehingga cocok dijadikan kudapan sehat bagi wisatawan. Untuk mencicipinya, pengunjung bisa menuju ke Kios Bu Djito di Pasar Kotagede.
Dari pusat kota, pasar ini bisa ditempuh selama 15 menit dengan kendaraan bermotor. Namun, wisatawan harus berkunjung di pagi hari, sebab semakin siang Kipo akan sulit dicari karena telah laris manis.
Pasar Pathuk
Pasar Pathuk yang berdiri 1977 ini juga salah satu pasar yang ikonik di Kota Jogja. Pasar yang sarat akan akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa ini menandaskan bahwa Jogja terbuka terhadap budaya luar, namun tetap memegang teguh kebudayaan adilihungnya.
Lokasinya berada di Jalan Bhayangkara, Gondomanan, Kota Jogja. Bisa ditempuh dengan berjalan kaki dari Malioboro atau menaiki andong maupun becak.
Di sini, pelancong akan menemui unsur-unsur akulturasi budaya melalui berbagai sajian kuliner sehat yang melegenda. Pengunjung bisa dengan mudah menemui bakpia yang merupakan kuliner akulturasi kedua budaya tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pakar UGM: DIY Perlu Kembangkan Wisata Weekdays
- Menikmati Keindahan Danau Baikal di Siberia Tenggara, Tertua di Bumi Berusia 25 Juta Tahun
- Liburan ke Garut, Ini Lima Tempat Wisata Alam Tersembunyi yang Layak Dinikmati
- Hindari Macet dengan Liburan Staycation, Ini Tipsnya
- Mengenal Fenomena Set Jetting dalam Berwisata, Ini Rekomendasi Lokasinya di Beberapa Kota
Advertisement

BPN Bantul Blokir Internal Sertifikat Mbah Tupon dan Panggil Notaris yang Terlibat
Advertisement

30 hingga 60 Persen Anak di Bawah 3 Tahun Kena Maloklusi, Begini Penjelasan Dokter Spesialis
Advertisement
Advertisement
Advertisement