Tinggal Petik, Ada Wisata Kebun Jeruk Keprok di Bantul
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL - Petani jeruk keprok lahan pasir pesisir Sanden tengah menantikan wisatawan di libur Lebaran tahun ini. Bertepatan dengan musim panen, petani berencana membuka kebun budi daya jeruk keprok lahan pasir sebagai destinasi agro di pesisir Sanden.
Petani jeruk keprok lahan pasir, Yuni mengatakan saat ini rata-rata usia buah jeruk di lahannya telah mencapai umur tiga bulan. Padahal usia matang jeruk keprok berkisar lima bulan. Karena akan matang dua bulan lagi yang bertepatan pada Lebaran, Yuni berencana membuka kebunnya untuk dijadikan destinasi alternatif di pesisir Sanden selain Pantai Samas. "Kami punya keinginan untuk membuka kebun jeruk ini sebagai destinasi agrowisata saat libur Lebaran mendatang," tutur Yuni pada Selasa (8/3/2022).
Advertisement
Dengan luas kebun kurang lebih 2.000 meter persegi, Yuni optimistis kebun buah jeruknya bakal dapat menarik wisatawan. Terlebih letak kebun yang berada tepat di sisi Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) yang mudah dijangkau oleh wisatawan.
BACA JUGA: Aturan Baru Perjalanan Terbit, Anak di Bawah 6 Tahun Masih Perlu Antigen atau PCR?
Tidak hanya menawarkan sensasi memetik jeruk dari pohonnya, hamparan kebun jeruk dinilai Yuni cukup apik dijadikan latar untuk swafoto atau selfie. "Wisatawan nantinya bisa memilih dan memetik buah jeruk yang telah matang. Kemudian ditimbang dan dibayar, untuk harganya dipastikan lebih murah dari harga pasaran," tegas Yuni.
Sebagai daya tarik dan promosi, Yuni berencana tidak akan memungut tiket masuk bagi para pengunjung yang singgah ke kebun jeruk miliknya. Pengunjung hanya cukup membayar buah-buah yang telah dipetik dengan harga yang dijamin Yuni miring.
Bersebelahan dengan lahan budi daya cabai di luar musim, Yuni yang juga anggota Forum Komunikasi Petani Ngrembaka Nir Sambikala, Srigading juga mengusulkan untuk membuka lahan sebagai agrowisata. Sama halnya dengan kebun jeruk keprok, wisatawan bisa terjun langsung ke lahan untuk memetik cabai rawit dan membelinya dari petani.
Sementara itu Bendahara Forum Komunikasi Petani Ngrembaka Nir Sambikala, Srigading, Abdul Mukid mendukung wacana pembukaan kebun untuk agrowisata. Menurutnya rencana ini dapat menjadi solusi ganda untuk perekonomian warga dengan memadukan pertanian dan wisata sekaligus. Sehingga petani tak melulu mengandalkan hasil penjualan panen saja.
"Ketika ada destinasi agrowisata, tentunya lingkungan di sekitar destinasi juga akan terdampak ekonominya. Mereka bisa menjajakan hasil pertanian, hingga membuat lapak atau warung yang dapat disinggahi wisatawan," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Solo Traveling sedang Tren, Ini 5 Negara Terbaik bagi Para Solo Traveler
- Penasaran Naik Lamborghini di Sirkuit Balap, Ini Simulatornya Pertama di Asia
- Festival Cokelat Nglanggeran Segera Digelar, Bermacam Produk Cokelat Bakal Dihadirkan
- Digelar Lagi, Ini Jadwal Festival Prawirotaman dan Fashion on the Street Prawirotaman
- Ini Dia Surganya Solo Traveler di Asia Tenggara
Advertisement
Jadwal Terbaru KRL Solo-Jogja Senin 25 November 2024: Berangkat dari Palur Jebres, Stasiun Balapan dan Purwosari
Advertisement
Resep Cokelat Hangat Jahe yang Cocok untuk Menghangatkan Tubuh di Musim Hujan
Advertisement
Advertisement
Advertisement