Advertisement

Andalkan sang Surya, Kopi Lemah Abang Tetap Hidup dan Menyala

Lugas Subarkah
Jum'at, 15 Juli 2022 - 08:47 WIB
Arief Junianto
Andalkan sang Surya, Kopi Lemah Abang Tetap Hidup dan Menyala Beberapa pengunjung menyantap makanan di Kopi Lemah Abang, Kamis (14/7/2022). - Istimewa/Kopi Lemah Abang

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL -- Sepintas, kedai kopi bernama Kopi Lemah Abang yang berada di Bangunjiwo, Kapanewon Kasihan, Bantul tak ubahnya kedai kopi pada umumnya. Konsep rumah Jawa yang diadopsi, nyaris mirip dengan kedai kopi yang kini tengah ngetren di seantero wilayah DIY.  

Akan tetapi, jika masuk ke dalamnya, ada sesuatu yang berbeda. Jangan harap menemukan sumber listrik dari PLN di kedai kopi itu. Ternyata, untuk memenuhi kebutuhan listriknya, kedai itu memanfaatkan energi panas matahari sebagai sumber listrik.

Advertisement

Tak cuma itu, Kopi Lemah Abang juga termasuk kedai yang berpihak pada pelestarian lingkungan. Upaya mereka menekan volume sampah dengan meminimalkan penggunaan plastik dalam pengemasan makanan jelas patut diacungi jempol.

BACA JUGA: Luar Biasa, Seremonial MPLS di SD Muh. Miliran Pakai 4 Bahasa

Siang itu, Kamis (14/7/2022), ketika Harianjogja.com bertandang ke sana, cuaca sedang terik-teriknya. Lamat-lamat, alunan musik Jawa terdengar.

Suasana sedang riuh ketika itu. Rumah makan yang lokasinya berhadapan langsung dengan areal persawahan Bangunjiwo itu memang sedang ramai pengunjung.

“Rombongan dari KLHK [Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan],” kata Nining Sugiatmini, pemilik Kopi Lemah Abang.

Rombongan KLHK, kata dia, kala itu mampir untuk makan siang setelah agenda kunjungan di daerah Pajangan. Selepas rombongan ini pergi, menu mangut lele yang menjadi best seller Kopi Lemah Abang ludes tak tersisa.

Selain mangut lele, kopi luwak yang didatangkan dari Wonosobo juga menjadi menu primadona di rumah makan dengan struktur bangunan sepenuhnya kayu ini.

Kopi Lemah Abang buka pada pukul 08.00 WIB-20.00 WIB. Siang hari, pelanggan memang didominasi oleh para pekerja dan karyawan kantor yang hendak makan siang. Sementara pada pagi hari banyak pegowes yang sarapan di sini.

Walau baru buka sekitar dua tahun, Kopi Lemah Abang sudah cukup dikenal oleh masyarakat luas. Bassist Dewa 19, Yuke Sampurna hingga beberapa personel Shaggydog dan banyak seniman lainnya tercatat pernah berkunjung ke sini.

“Di sini paling banyak seniman pada hari-hari biasa itu. Kalau seniman, alam itu buat inspirasi. Butuh ketenangan,” katanya.

Pemilik Kopi Lemah Abang, Nining Sugiatmini dan Suharyanto, Kamis (14/7/2022)./Harian Jogja-Lugas Subarkah

Tak Kenal Padam

Dia mengaku mulai merintis usaha Kopi Lemah Abang ini bersama suaminya pada Agustus 2020, ketika pandemi Covid-19 tengah ganas-ganasnya dan lockdown terjadi di mana-mana.

Di luar dugaan, di tengah kondisi seperti itu, awal pembukaan Kopi Lemah Abang justru mendapat banyak pengunjung.

Menurutnya hal ini terjadi karena konsep Kopi Lemah Abang yang menawarkan suasana pedesaan dengan sirkulasi udara yang cukup sehingga lebih memungkinkan menerapkan protokol kesehatan. Selain itu kebosanan berada di rumah terus juga menjadi faktor tersendiri orang-orang mencari tempat yang cocok untuk refreshing.

Ada pemandangan yang tak biasa di kedai ini. Di bagian depan, langsung bisa dilihat panel surya di atap Kopi Lemah Abang. Suami Nining, Suharyanto, mengungkapkan sebagai sumber listrik, ketika membangun Kopi Lemah Abang ia memang memilih energi cahaya matahari karena di lokasi tersebut sumber energi ini sangat melimpah. “Walau agak mahal awalnya, tetapi habis itu kan gratis terus,” katanya.

Untuk dapat menggunakan energi cahaya matahari ini, dia membeli tiga unit panel surya beserta alat-alat instalasinya seperti inverter, controller, baterai dan sebagainya, dengan biaya total mencapai Rp5 juta. Panel surya ini dapat menghasilkan daya listrik total sebesar 1.700 watt untuk indoor dan outdoor.

Dengan penggunaan panel surya, maka Kopi Lemah Abang tidak lagi bergantung pada PLN. "Pernah suatu kali terjadi pemadaman listrik di daerah sini, tetapi di sini [Kopi Lemah Abang] tetap menyala terang lengkap dengan alunan musiknya," kata Suharyanto.

BACA JUGA: Perawatan, Museum RA Kartini Ditutup Hingga Minggu

Walau menggunakan energi cahaya matahari, bukan berarti listrik lantas padam ketika tidak ada matahari. Panel surya ini bekerja dengan menyerap serta menyimpan energi matahari yang kemudian dapat digunakan ketika tidak ada matahari.

“Contohnya ketika Januari lalu, pernah empat hari berturut-turut mendung. Nyatanya listrik tetap aman,” ujarnya.

Penggunaan panel surya ini menurutnya sesuai dengan konsep yang mereka usung yakni menyatu dengan alam. Memanfaatkan dengan maksimal sumber daya alam yang ada di sekitarnya.

Alam benar-benar menyediakan segala apa yang dibutuhkan kedai ini untuk bertahan. Selain energi cahaya matahari, Kopi Lemah Abang juga memanfaatkan kayu yang dibeli dari warga sekitar untuk keperluan dapur.

Kopi Lemah Abang menggunakan tungku dengan bahan bakar kayu untuk memasak nasi dan sayur. Dengan dimasak menggunakan dandang dan kukusan, nasi di rumah makan ini terasa lebih autentik dibanding menggunakan rice cooker. Ada dua macam nasi yang disediakan, yakni nasi putih dan nasi merah.

Konsep ramah lingkungan juga terlihat dari penyajian dan pengemasan makanan. Meski belum 100% menghilangkan plastik, sebisa mungkin Kopi Lemah Abang menghindari penggunaan plastik dan menggantinya dengan kertas minyak dan daun pisang yang melimpah di sekitar. “Daun pisang tersedia banyak,” ungkapnya.

Kopi Luwak

Dengan berbagai upaya ramah lingkungan dan konsep tradisional Jawa yang kental tersebut, tidak berarti membuat harga makanan dan minuman melambung. Pengunjung tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk dapat menikmati sajian dan kenyamanan di Kopi Lemah Abang, karena semua menunya di bawah Rp16.000.

BACA JUGA: Mengenal Motif Batik Jogja yang Punya Makna Mendalam bagi Calon Pengantin

Kopi luwak yang menjadi andalan tempat ini dibanderol Rp10.000, wedang uwuh yang juga digemari banyak pengunjung hanya seharga Rp5.000. Untuk makanan, mangut lele yang merupakan best seller seharga Rp12.000. Paling mahal adalah pepes nila seharga Rp15.000. Masih banyak lagi menu yang ditawarkan di Kopi Lemah Abang dengan harga yang terjangkau.

Walau murah, kualitas sajian Kopi Lemah Mewah bisa diadu. Kopi luwak yang dijual di sini benar-benar kopi yang telah melewati proses pencernaan luwak. Mereka membelinya dari Wonosobo berbentuk kotoran luwak.

“Sampai sini dicuci, lalu dijemur. Setelah itu kami kupas satu per satu biji kopinya,” ungkapnya.

Setelah dikupas, biji kopi lalu dioven dan terakhir digiling. Semua proses ini dilakukan di dapur Kopi Lemah Abang. Ada juga menu teh poci yang tehnya merupakan racikan sendiri, campuran dari beberapa daun teh untuk mendapatkan cita rasa dan tingkat kekentalan yang diinginkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Puluhan Kilogram Bahan Baku Petasan Disita Polres Bantul

Bantul
| Kamis, 28 Maret 2024, 21:27 WIB

Advertisement

alt

Awas Migrain Terkait Erat dengan Meningkatnya Risiko Stroke

Lifestyle
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement