Advertisement

Tidak Lazim, Pulau Ini Berganti Negara Tiap Enam Bulan Sekali

Lajeng Padmaratri
Rabu, 23 November 2022 - 23:17 WIB
Lajeng Padmaratri
Tidak Lazim, Pulau Ini Berganti Negara Tiap Enam Bulan Sekali Pulau Pheasant di perbatasan Spanyol dan Prancis. - Oddity Central - Wikimedia

Advertisement

Harianjogja.com, IRUN—Barangkali tak ada yang bisa mengalahkan keunikan Pulau Pheasant. Pulau kecil yang terletak di perbatasan antara Spanyol dan Prancis itu berganti status kepemilikan setiap enam bulan sekali, menjadikannya salah satu pulau terunik di dunia.

Melansir Oddity Central, Pulau Pheasant adalah sepetak tanah yang sepi yang berlokasi di Sungai Bidasoa, perbatasan alami antara Spanyol dan Prancis. Ia merupakan saksi bisu dari perjanjian politik yang cukup menarik.

Advertisement

Ratusan tahun yang lalu, Perang 30 Tahun antara Spanyol dan Prancis akhirnya berakhir. Kedua negara mengirim beberapa pejabat terpenting mereka ke pulau itu untuk bernegosiasi, dengan pasukan masing-masing berkumpul di kedua sisi Bidasoa. Mereka mencapai kesepakatan bahwa Pulau Pheasant menjadi kondominium terkecil di dunia, di bawah kedaulatan bersama kedua negara.

Kedua negara itu punya cara yang berbeda untuk membagi rata pulau tersebut. Sejak 1660, kedua negara memiliki hak asuh bersama atas wilayah tersebut selama enam bulan dalam setahun.

Artinya, Pulau Pheasant menjadi milik Spanyol dari 1 Februari hingga 31 Juli setiap tahun, dan kemudian berganti menjadi milik Prancis selama setengah tahun sisanya.

Pulau itu beberapa kali digunakan sejumlah kegiatan, sehingga tercatat banyak peristiwa sejarah di tempat itu. Seperti Raja Prancis Louis XIV yang menikahi putri Raja Philip IV, Maria Theresa dari Spanyol di sana.

Sebuah monumen untuk memperingati perjanjian bersejarah lalu dibangun di tengahnya. Selain itu, pegawai pemerintah kota Irun, di Spanyol, dan Hendaye, di Prancis, akan pergi ke Pulau Pheasant setiap enam bulan untuk pekerjaan pembersihan dan berkebun.

 Komando Angkatan Laut Spanyol dan Prancis bertanggung jawab untuk memantau Pulau Pheasant. Jadi selama enam bulan kepemilikan tahunan mereka, kru akan mendarat di sana setiap lima hari.

Mengingat statusnya yang tidak biasa itu, pulau itu tertutup untuk pengunjung umum. Wisatawan hanya diperbolehkan ke pulau pada kesempatan langka, seperti upacara serah terima dua tahunan, atau pada wisata warisan. Meski demikian, pengunjung bisa menyaksikan pulau dari sisi salah satu negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Oddity Central

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Takbir Keliling di Bantul Boleh tetapi Terbatas, Tak Boleh Ada Petasan dan Obor Api

Bantul
| Selasa, 19 Maret 2024, 16:07 WIB

Advertisement

alt

Makan Gorengan Saat Buka Puasa Bagi Penderita Maag Aman, Ini Penjelasannya

Lifestyle
| Selasa, 19 Maret 2024, 13:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement