Advertisement

Cacing-cacing di Terowongan Terbengkalai Ini Memancarkan Cahaya Biru di Malam Hari

Bernadheta Dian Saraswati
Selasa, 31 Januari 2023 - 11:17 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Cacing-cacing di Terowongan Terbengkalai Ini Memancarkan Cahaya Biru di Malam Hari Helensburgh Glow Worm Tunnel. - Oddity Central

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJAKota kecil Helensburgh di Australia menjadi salah satu tempat menakjubkan di planet ini. Di sini ada terowongan kereta api terbengkalai yang bersinar biru di malam hari.

Helensburgh Glow Worm Tunnel atau terowongan cacing cahaya di Helensburgh adalah terowongan rel yang ditinggalkan di Helensburgh, New South Wales, yang terkenal karena cerita hantu maupun cerita koloni cacing pendar yang memberinya cahaya biru bioluminescent yang ikonik.

Advertisement

Terowongan ini awalnya dikenal sebagai terowongan Metropolitan. Lorong bawah tanah sepanjang 624 meter ini diresmikan pada akhir abad ke-19 dan digunakan untuk mengangkut batu bara dari tambang lokal ke pinggiran kota.

Namun, beberapa dekade kemudian ditutup dan tetap ditinggalkan hingga pertengahan 90-an. Waktu tersebut sepertinya cukup bagi cacing pijar untuk berkoloni di wilayah itu dan menjadikan terowongan itu sebagai rumahnya. 

Baca juga: Ke Depan, Naik Candi Borobudur Harus Pakai Sandal Khusus

Paparan asap dan jelaga selama bertahun-tahun dari batu bara membuat terowongan tidak aman untuk dilewati awak kereta dan penumpang, sehingga jalur kereta digandakan dan terowongan ditinggalkan. Salah satu ujungnya ditutup dan seluruh tempat diubah menjadi reservoir untuk keperluan penambangan.

Selama bertahun-tahun, terowongan itu ditelan oleh puing-puing dan semak belukar sehingga membuat kebanyakan orang lupa bahwa terowongan itu pernah ada. Baru pada tahun 1995 Metropolitan Colliery memutuskan untuk mengeringkan terowongan yang banjir, membersihkan puing-puing di dalam dan sekitarnya, dan mengubah situs tersebut menjadi daya tarik sejarah. Namun, mereka tidak menyangka bahwa upaya mereka pada akhirnya akan menghasilkan tontonan alam yang unik.

Setelah restorasi awal, terowongan kereta api tua menjadi rumah koloni cacing pendar yang sejak saat itu menjadi salah satu yang terbesar di seluruh New South Wales. Mereka menutupi langit-langit terowongan, memancarkan cahaya biru yang khas untuk menarik mangsa invertebrata seperti nyamuk di malam hari. 

Terowongan itu akhirnya dikenal sebagai Helensburgh Glow Worm Tunnel, dan orang-orang dari seluruh Australia mulai berdatangan untuk menyaksikan sendiri pertunjukan cahaya alami itu. Saat foto dan video seputar terowongan itu mulai viral di platform seperti Facebook dan Instagram, terowongan tersebut menjadi objek wisata internasional.

Sayangnya, di saat Kota Helensburgh menyambut baik keberadaan objek wisata tersebut, ternyata tidak pada cacing pijar. Seperti yang sering terjadi, orang lebih memedulikan kualitas foto dan video mereka daripada penghuni terowongan yang peka terhadap cahaya, dan sama sekali mengabaikan peringatan untuk tidak menyalakan lampu ke atap terowongan atau menyalakan suar untuk membuat foto lebih terang. Tidak butuh waktu lama, jumlah cacing menyala di terowongan itu mulai berkurang.

Khawatir akan kematian prematur dari daya tarik luar biasa mereka, grup Helensburgh Landcare untuk sementara waktu membatasi akses ke Terowongan Cacing Cahaya Helensburgh pada Januari 2019 untuk memungkinkan cacing pendar berkembang biak.

Tidak jelas apakah terowongan cacing pendar yang unik saat ini dibuka atau ditutup untuk pengunjung, karena kami tidak dapat menemukan informasi terbaru tentang keadaan objek wisata yang menakjubkan ini. Tetapi jika Anda berkesempatan untuk melihatnya secara langsung, pastikan Anda mengaguminya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Produksi Ikan Tangkapan dan Budi Daya di Gunungkidul Hanya Naik Tipis

Gunungkidul
| Selasa, 19 Maret 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Makan Gorengan Saat Buka Puasa Bagi Penderita Maag Aman, Ini Penjelasannya

Lifestyle
| Selasa, 19 Maret 2024, 13:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement