3 Kuliner Jenang di Jogja Dimasak dengan Cara Tradisional
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Jika Jogja terkenal dengan makanan manis, maka jenang bisa menjadi salah satu representasinya. Makanan yang terbuat dari campuran tepung beras, tepung ketan, santan, gula merah, hingga gula pasir ini merupakan makanan tradisional dari kota pelajar ini.
Makanan yang sudah ada sejak puluhan bahkan ratusan tahun lalu ini memunculkan resep dan penjual yang sudah melegenda. Dan beruntungnya, mereka masih bertahan sampai hari ini, tentu dengan pemegang 'tahta resep' generasi berikutnya.
Advertisement
BACA JUGA : Menjajal 4 Jajanan Tradisional Khas Jogja Tempo Dulu
Banyak para penjual jenang yang saat ini berjualan di pasar-pasar tradisional. Beberapa di antaranya masih mempertahankan cara masak tradisional seperti dengan tungku dan arang. Berikut beberapa di antaranya:
1. Jenang Bu Gesti
Dalam kondisi ramai, dagangan Jenang Bu Gesti bisa ludes dalam waktu dua jam saja. Bisa puluhan sampai ratusan porsi jenang yang terjual. Tidak hanya masyarakat Jogja, pelanggan makanan yang berada di Pasar Lempuyangan ini juga dari wisatawan luar kota, bahkan para pejabat.
Memang tidak heran apabila Jenang Bu Gesti cukup populer. Dia sudah berjualan sejak 1950. Kini resep jenang tersebut diamanatkan pada generasi ketiga. Cita rasa yang khas dipertahankan dengan cara masak menggunakan tungku tradisional.
Ada pilihan berbagai jenis jenang dari sumsum manis, sumsum gurih, candil, sampai gempol. Konsumen bisa memilih dan mengombinasikan sesuai selera. Harga satu porsi mulai dari Rp5.000. Untuk mencobanya, langsung meluncur ke Pasar Lempuyangan di Jalan Hayam Wuruk, Tegal Panggung, Kota Jogja. Jam operasional mulai pukul 07.00 WIB sampai habis.
2. Jenang 8 Rasa Bu Jum
Sesuai namanya, Bu Jum menyediakan delapan jenis jenang. Penjual yang berada di Pasar Kranggan ini memberikan pilihan jenang berupa sumsum, monte, kacang hijau, ketan hitam, angkrang, pati garut, telo, dan gendrul. Konsumen bisa memilih dan mengombinasikan sesuai selera.
Untuk satu porsi jenang seharga Rp5.000. Dengan harga yang terjangkau ini, dalam sehari Bu Jum bisa menjual sekitar 150 porsi. Rasa yang dianggap pas di mulut ini yang membuat penjualan bisa bertahan sampai sepuluh tahun. Memang banyak yang sepakat jenang Bu Jum pas di mulut, pernah ada yang mencoba memasukkannya ke telinga, ternyata tidak terlalu cocok.
BACA JUGA : Wajib Coba! Ini 3 Kuliner Enak di Pasar Pathuk Jogja
Silakan membuktikan sendiri cita rasa jenang ini dengan datang ke Pasar Kranggan yang berada di Jalan Diponegoro, Jogja. Jualan mulai dibuka pukul 07.00 WIB sampai habis.
3. Jenang Gempol Bu Yah
Masih berada di sekitaran pasar, Jenang Gempol Bu Yah bisa kita temui di Pasar Pujokusuman. Pasar ini berada di Jalan Kolonel Sugiyono Nomor 9, Keparakan, Mergangsan, Kota Jogja. Jam operasional mulai pukul 06.00 WIB sampai habis.
Di Jogja, penjual jenang jenis gempol semakin sedikit, Bu Yah menjadi salah satu dari yang masih bertahan. Gempol dan jenang memakai beras khusus sehingga hasilnya pulen dan lembut. Penyajian menggunakan daun pisang, yang semakin menambah ragam rasanya.
Dengan segala keunikan ini, konsumen cukup menebusnya dengan harga Rp4.000 per porsi. Tapi masyarakat perlu bergegas untuk datang dan membeli jenang gempol ini, dalam beberapa kondisi, jualan sudah ludes dalam waktu dua jam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Solo Traveling sedang Tren, Ini 5 Negara Terbaik bagi Para Solo Traveler
- Penasaran Naik Lamborghini di Sirkuit Balap, Ini Simulatornya Pertama di Asia
- Festival Cokelat Nglanggeran Segera Digelar, Bermacam Produk Cokelat Bakal Dihadirkan
- Digelar Lagi, Ini Jadwal Festival Prawirotaman dan Fashion on the Street Prawirotaman
- Ini Dia Surganya Solo Traveler di Asia Tenggara
Advertisement
Korban Apartemen Malioboro City Syukuri Penyerahan Unit, Minta Kasus Tuntas
Advertisement
Orang Tua dan Sekolah Diimbau Proaktif soal Gizi Anak-Anak
Advertisement
Advertisement
Advertisement