Advertisement

Menjajal 4 Jajanan Tradisional Khas Jogja Tempo Dulu

Tri Indah Lestari (ST22)
Selasa, 28 Februari 2023 - 07:27 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Menjajal 4 Jajanan Tradisional Khas Jogja Tempo Dulu Kue Kipo. - Harian Jogja/Lajeng Padmaratri

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Merasakan nuansa Jogja masa lampau bukan hanya lewat bangunan lawas namun bisa dilakukan juga dengan menjajal jajanan tradisional tempo dulu.

Mencari jajanan tradisional tentunya harus ke pasar tradisional meski sebagian jajanan mesti mendatangi langsung penjualnya ke lokasi di luar pasar tradisional. Lantas apa saja jajanan tradisional khas Jogja itu, simak ulasannya berikut ini:

Advertisement

1. Kue Kipo

Bukan kue kepo tapi kipo, salah satu jajanan tradisional khas Jogja seukuran jempol ini terbuat dari ketan berisi enten-enten atau parutan kelapa dimasak dengan gula jawa dan proses pembuatannya ialah dipanggang.

Baca juga: Ini Dia Desa Wisata Adem di Lereng Merapi

Terdapat sebuah cerita asal nama dari kue favorit Sultan Agung, yakni dari sebuah pertanyaan berbahasa jawa "iki opo?" berarti ini apa, dari situlah kudapan ini kemudian diberi nama kipo, alias singkatan dari "Iki opo".

Tidak heran jika kue berwarna hijau kecokletan karena pewarna dari daun suji ini banyak ditemui di sekitar Pasar Kotagede, Yogyakarta. Berbekal uang Rp2.500 pembeli sudah dapat satu bungkus berisi lima buah kue kipo.

2. Jenang Gempol

Jenang gempol, kudapan manis khas Jogja terbuat dari tepung beras dicampur parutan kelapa yang dibulatkan. Menikmati jenang gempol biasanya dipadukan dengan sumsum coklat dan siraman kuah santan.

Seporsi jenang gempol dihargai sekitar Rp5.000 bisa kamu temui pada pagi hari di Pasar Pathuk tepatnya di dekat pintu masuk utama barat atau Pasar Lempuyangan disisi selatan pasar. Sedangkan di daerah Sleman bisa kamu temui oleh penjual aneka jenang 13 rasa di lapangan Pemda Sleman tiap hari Sabtu dan Minggu pagi.

3. Jadah Tempe

Seperti namanya Jadah Tempe adalah jajanan tradisional khas kawasan Gunung Merapi perpaduan antara jadah (ketan) dan tempe atau tahu bacem yang disantap bersama. Semula jadah tempe hanya kudapan sederhana bagi warga lokal namun semenjak Sultan Hamengkubuwono menjajal, dan ternyata menyukai kudapan ini, bahkan rela mengutus pengawalnya untuk membeli jadah tempe hingga ke Kaliurang.

Salah satu pelopor yang kini begitu populer ialah Jadah Tempe Mbah Carik yang tersebar hampir di sepanjang Jalan Kaliurang, harga jualnya pun terjangkau yakni hanya Rp20,500 pembeli akan mendapatkan sepuluh jadah dan masing-masing lima tempe dan tahu bacem.

4. Jadah Manten

Jadah manten awalnya umum ditemui sebagai salah satu jenis makanan dalam rangkaian sesaji manten dan memiliki makna kedua mempelai bisa tetap lengket dan tak mudah dipisahkan baik dalam suka maupun duka, selayaknya tekstur jadah manten. Warga lokal sendiri lebih mengenalnya dengan sebutan Semar mendem.

Jadah manten diolah dari beras ketan kukus dengan isian daging ayam yang sudah dibumbui. Kemudian dibakar di atas api setelah di celupkan ke dalam telur yang sudah dikocok. Biasanya kudapan berbentuk persegi panjang disajikan dengan pegangan dari bilah bambu tipis untuk memudahkan saat disantap.

Salah satu penjual yang terkenal ialah jadah manten Mbah Ayu yang berlokasi di Jalan Suryowijayan MJ I/327, Gedongkiwo. Mbak Ayu sendiri sudah berjualan sejak era 1960-an.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Termasuk Jogja, BMKG Ingatkan Sebagian Besar Wilayah Indonesia Waspada Cuaca Ekstrem

Jogja
| Jum'at, 19 April 2024, 09:17 WIB

Advertisement

alt

Ini Dia 20 Negara dengan Udara Paling Tercemar di Dunia, Indonesia Salah Satunya

Lifestyle
| Kamis, 18 April 2024, 21:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement