Menjajal 4 Jajanan Tradisional Khas Jogja Tempo Dulu
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Merasakan nuansa Jogja masa lampau bukan hanya lewat bangunan lawas namun bisa dilakukan juga dengan menjajal jajanan tradisional tempo dulu.
Mencari jajanan tradisional tentunya harus ke pasar tradisional meski sebagian jajanan mesti mendatangi langsung penjualnya ke lokasi di luar pasar tradisional. Lantas apa saja jajanan tradisional khas Jogja itu, simak ulasannya berikut ini:
Advertisement
1. Kue Kipo
Bukan kue kepo tapi kipo, salah satu jajanan tradisional khas Jogja seukuran jempol ini terbuat dari ketan berisi enten-enten atau parutan kelapa dimasak dengan gula jawa dan proses pembuatannya ialah dipanggang.
Baca juga: Ini Dia Desa Wisata Adem di Lereng Merapi
Terdapat sebuah cerita asal nama dari kue favorit Sultan Agung, yakni dari sebuah pertanyaan berbahasa jawa "iki opo?" berarti ini apa, dari situlah kudapan ini kemudian diberi nama kipo, alias singkatan dari "Iki opo".
Tidak heran jika kue berwarna hijau kecokletan karena pewarna dari daun suji ini banyak ditemui di sekitar Pasar Kotagede, Yogyakarta. Berbekal uang Rp2.500 pembeli sudah dapat satu bungkus berisi lima buah kue kipo.
2. Jenang Gempol
Jenang gempol, kudapan manis khas Jogja terbuat dari tepung beras dicampur parutan kelapa yang dibulatkan. Menikmati jenang gempol biasanya dipadukan dengan sumsum coklat dan siraman kuah santan.
Seporsi jenang gempol dihargai sekitar Rp5.000 bisa kamu temui pada pagi hari di Pasar Pathuk tepatnya di dekat pintu masuk utama barat atau Pasar Lempuyangan disisi selatan pasar. Sedangkan di daerah Sleman bisa kamu temui oleh penjual aneka jenang 13 rasa di lapangan Pemda Sleman tiap hari Sabtu dan Minggu pagi.
3. Jadah Tempe
Seperti namanya Jadah Tempe adalah jajanan tradisional khas kawasan Gunung Merapi perpaduan antara jadah (ketan) dan tempe atau tahu bacem yang disantap bersama. Semula jadah tempe hanya kudapan sederhana bagi warga lokal namun semenjak Sultan Hamengkubuwono menjajal, dan ternyata menyukai kudapan ini, bahkan rela mengutus pengawalnya untuk membeli jadah tempe hingga ke Kaliurang.
Salah satu pelopor yang kini begitu populer ialah Jadah Tempe Mbah Carik yang tersebar hampir di sepanjang Jalan Kaliurang, harga jualnya pun terjangkau yakni hanya Rp20,500 pembeli akan mendapatkan sepuluh jadah dan masing-masing lima tempe dan tahu bacem.
4. Jadah Manten
Jadah manten awalnya umum ditemui sebagai salah satu jenis makanan dalam rangkaian sesaji manten dan memiliki makna kedua mempelai bisa tetap lengket dan tak mudah dipisahkan baik dalam suka maupun duka, selayaknya tekstur jadah manten. Warga lokal sendiri lebih mengenalnya dengan sebutan Semar mendem.
Jadah manten diolah dari beras ketan kukus dengan isian daging ayam yang sudah dibumbui. Kemudian dibakar di atas api setelah di celupkan ke dalam telur yang sudah dikocok. Biasanya kudapan berbentuk persegi panjang disajikan dengan pegangan dari bilah bambu tipis untuk memudahkan saat disantap.
Salah satu penjual yang terkenal ialah jadah manten Mbah Ayu yang berlokasi di Jalan Suryowijayan MJ I/327, Gedongkiwo. Mbak Ayu sendiri sudah berjualan sejak era 1960-an.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Solo Traveling sedang Tren, Ini 5 Negara Terbaik bagi Para Solo Traveler
- Penasaran Naik Lamborghini di Sirkuit Balap, Ini Simulatornya Pertama di Asia
- Festival Cokelat Nglanggeran Segera Digelar, Bermacam Produk Cokelat Bakal Dihadirkan
- Digelar Lagi, Ini Jadwal Festival Prawirotaman dan Fashion on the Street Prawirotaman
- Ini Dia Surganya Solo Traveler di Asia Tenggara
Advertisement
Tahun Ini Hanya Digelar Sekali, STTKD Mewisuda 691 Lulusan
Advertisement
Orang Tiba-tiba Bisa Bersikap Agresif, Ini 5 Penyebabnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement