Advertisement

Rasakan Sisi Spiritual Ramadan di Istanbul

Abdul Hamied Razak
Rabu, 06 Maret 2024 - 23:57 WIB
Abdul Hamied Razak
Rasakan Sisi Spiritual Ramadan di Istanbul Masjid Sultanahmet Istanbul. Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—İstanbul, yang menawarkan pengalaman perjalanan tak terlupakan dan sangat unik bagi para pengunjungnya, juga merupakan mozaik warisan dan tradisi selama bulan Ramadan.

Sepanjang bulan, suasana spiritualitas mendominasi; namun, selain ibadah dan doa, terdapat juga semangat perayaan. Di malam hari, meja berbuka puasa ditata di alun-alun kota saat keluarga, teman, dan orang-orang berkumpul untuk berbagi dan menikmati hidangan.

Advertisement

Datanglah ke İstanbul selama bulan Ramadan, yang berlangsung antara 11 Maret hingga 9 April tahun ini, dan rasakan sisi lain dari kota ini.

Tradisi Melampaui Abad

Tradisi Ramadan yang indah di İstanbul adalah mahyas gaya Ottoman. Selama berabad-abad, menara-menara masjid telah dihiasi dengan spanduk-spanduk yang memuat pesan Ramadan dan saat ini, pesan-pesan itu ditulis dengan lampu – sebuah pemandangan yang menarik di antara waktu Sore dan Ashar.

Ritual lain yang menyenangkan adalah panggilan bangun Sahur, dilakukan oleh para penabuh rebana Ramadan yang berjalan mondar-mandir di jalanan. Mengumpulkan tips, para penabuh mengiringi gendang mereka dengan 'manis' sambal melantunkan puisi-puisi tentang Ramadan untuk membangunkan orang-orang untuk sahur sebelum azan subuh (panggilan untuk salat). Ketika puasa berakhir, waktu untuk berbuka puasa diumumkan dengan azan maghrib dan suara meriam.

Isi Meja yang Berlimpah

Tetangga, teman, dan kerabat berkumpul di meja makan untuk berbuka puasa dengan seteguk air, sebutir zaitun, atau kurma. Elemen yang tak terpisahkan dari meja yang dipenuhi dengan hidangan terlezat dalam masakan Turki adalah roti pita Ramadan (Ramazan pidesi). Tradisi lain yang telah berusia berabad-abad, roti ini hanya tersedia selama bulan Ramadan dan orang-orang mengantre di depan toko roti menjelang waktu berbuka puasa.

Hidangan spesial Ramadan lainnya adalah güllaç, makanan penutup Turki yang terkenal. Dinamakan dari air mawar yang ditambahkan ke puding, hidangan penutup ringan seperti susu ini menjadi sajian utama di meja saat berbuka puasa.

Güllaç

Meskipun meja buka puasa di rumah-rumah warga Istanbul mencerminkan keberlimpahan bulan Ramadan, meja saat berbuka puasa kolektif, yang disiapkan di alun-alun terkenal seperti Sultanahmet, memperkuat rasa persatuan, komunitas, dan berbagi.

Selain itu, makanan berbuka puasa juga dibagikan kepada orang-orang yang tidak dapat pulang tepat waktu, di tenda buka puasa yang didirkan di berbagai titik di İstanbul. Hidangan berbuka puasa bersama ini, dimana keberkahan Ramadan sangat terasa, juga merupakan cara yang bagus untuk merasakan kenikmatan spiritual dari berbuka puasa.

Ini juga merupakan tradisi yang dihormati di kota untuk menghabiskan waktu berbuka puasa Bersama teman-teman, di restoran modern maupun tradisional yang menawarkan menu special Ramadan.

Perjalanan ke Sisi Spiritual İstanbul

İstanbul, satu-satunya kota di dunia yang membentang di dua benua, menjadi destinasi yang selalu mempesona, berkat warisan budaya peradaban yang dimilikinya. Ramadan adalah waktu yang ideal untuk menjelajahi situs-situs kota bersejarah dan suci, terutama yang berasal dari zaman Ottoman.

Masjid Eyüp Sultan, yang menjadi tempat peristirahatan terakhir Khalid bin Zeyd Abu Eyyub El-Ansari, Sahabat Nabi Muhammad, merupakan salah satu situs tersebut. Beberapa situs suci lainnya di kota ini termasuk Masjid Sultanahmet, Makam Oruç Baba, dan Masjid Süleymaniye.

Selama Ramadan, Anda dapat melihat Hırka-i Şerif dan Sakal-i Şerif (janggut dan jubah) Nabi Muhammad di Masjid Hırka-i Şerif, dan mengunjungi Istana Topkapı, bekas kediaman sultan Ottoman. Di departemen Peninggalan Suci Istana (Kutsal Emanetler Bölümü), banyak artefak tak ternilai yang ditampilkan, termasuk barang-barang yang diyakini milik Nabi Muhammad, para sahabatnya, dan Nabi Islam lainnya, serta pintu, selokan emas, dan kunci Ka'bah.

Hiburan yang Menghidupkan Semangat Ramadan

Setelah salat Tarawih malam, İstanbul mulai bersinar dan berkilauan seiring aura khas Ramadan muncul di kota. Berbagai acara, yang diselenggarakan di alun-alun umum seperti Feshane dan Sultanahmet, adalah salah satu dari banyak atribut yang membuat Ramadan di Istanbul begitu istimewa: konser musik Sufi, pembacaan puisi, dan pertunjukan tradisional 'Karagöz and Hacivat' yang menjaga semangat Ramadan tetap hidup hingga Sahur.


Pertunjukan Karagöz and Hacivat

Di akhir Ramadan, İstanbul merayakan Idul Fitri dengan berbagai macam cara. Di pagi Hari Raya Idul Fitri dimulai dengan Sholat Idul Fitri dan, setelah salat, Anda akan melihat warga İstanbul mengenakan pakaian terbaik mereka dalam perjalanan untuk mengunjungi keluarga dan teman.

Setelah menghabiskan waktu bersama orang-orang tercinta, kebiasaan masyarakat setempat lainnya adalah menjelajahi kota, menikmati Idul Fitri yang menakjubkan dengan mengunjungi masjid-masjid, istana-istana, situs-situs bersejarah, dan tempat-tempat lain di kota, satu per satu.

Perhentian ikonik lainnya, seperti Pasar Besar dan Pasar Bumbu yang sering kali disertakan dalam tur khusus ini, untuk pengalaman belanja yang istimewa di Idul Fitri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Istri Joko Pinurbo Kenang Sosok Joko Pinurbo sebagai Pribadi yang Sederhana

Bantul
| Sabtu, 27 April 2024, 14:57 WIB

Advertisement

alt

Tips Menjaga Pola Hidup bagi Penderita Glaukoma

Lifestyle
| Sabtu, 27 April 2024, 11:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement