Museum Kacamata Tokyo, Toko Kacamata Ikonik yang Tinggal Kenangan
Advertisement
Harianjogja.com, TOKYO—Selama setengah abad lamanya, Rogan Megane Hakubutsukan atau Museum Kacamata di Ikebukuro, adalah tempat paling ikonik untuk berbelanja kacamata di seluruh Jepang.
Terletak di sentra perbelanjaan Higashi-dori di Minami-Ikebukuro, Tokyo, Museum Kacamata adalah salah satu tempat paling Instagramable di ibu kota Jepang. Meskipun dulunya merupakan gudang sederhana, di bawah bimbingan pendiri dan pemilik lama Yutaka Takei, gudang ini menjadi media promosi raksasa untuk produk yang dijual di dalamnya, yaitu kacamata.
Advertisement
BACA JUGAA: Kota Ini Terbitkan Larangan Pengendara Motor Pakai Helm Full Face
Apa yang benar-benar membuat Museum Kacamata terkenal adalah fasadnya yang unik, yang terdiri dari ribuan pasang kacamata hitam warna-warni yang dipasang pada bingkai logam raksasa. Tujuannya adalah untuk menarik perhatian, hingga akhirnya menjadi salah satu daya tarik wisata utama di Ikebukuro.
Ketika Yutaka Takei pertama kali membuka toko di sini, ia beroperasi sebagai pedagang grosir aneka barang. Namun, ketika bisnis mulai berhubungan langsung dengan produsen, bisnis grosir menjadi kurang menguntungkan, sehingga ia harus mengubah bisnisnya. Dia mulai berfokus pada kacamata, dan untuk memastikan tokonya menonjol, Takei berinvestasi besar-besaran dalam pemasaran, mendekorasi Museum Kacamata dengan ribuan kacamata hitam dan bahkan membuat kesepakatan dengan operator tur untuk mendatangkan wisatawan.
Selain dekorasinya yang unik, puluhan ribu kacamata berjejer di bagian luar dan dalam toko, Museum Kacamata juga menjadi terkenal karena harganya yang sangat murah. Toko itu menjual kacamata hanya dengan harga 300 yen (Rp35 ribu) saja.
BACA JUGA: Finlandia Negara Paling Bahagia Tujuh Tahun Berturut
Museum Kacamata tidak hanya memamerkan puluhan ribu kacamata di dindingnya, tetapi juga memiliki inventaris yang sangat besar, hingga 120.000 pasang di lokasi pada waktu tertentu.
Sayangnya, tidak ada yang abadi. Dua tahun lalu tepatnya pada Maret 2022, setelah 50 tahun menjalankan bisnisnya, Yutaka Takei mengumumkan bahwa toko unik tersebut ditutup karena berbagai faktor. Pendirinya berusia 76 tahun saat itu dan tidak memiliki tenaga untuk menangani beban kerja, serta adanya lockdown akibat Covid-19, dan penurunan harga kacamata yang membuat bisnisnya tidak berkelanjutan.
“Dulu, kacamata biasa berharga 30.000 hingga 40.000 yen, dan toko kacamata hanya menjual satu pasang sehari. Sekarang 5000 yen, 6000 yen,” kata Takei. “Jika ini terjadi, hanya perusahaan besar yang bisa bertahan.”
Beberapa sumber mengklaim bahwa Museum Kacamata masih beroperasi di lokasi berbeda di Tokyo, namun tidak lagi memiliki tampilan unik seperti toko aslinya, sehingga sebagian besar pesonanya telah mati beberapa waktu lalu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Oddity Central
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Solo Traveling sedang Tren, Ini 5 Negara Terbaik bagi Para Solo Traveler
- Penasaran Naik Lamborghini di Sirkuit Balap, Ini Simulatornya Pertama di Asia
- Festival Cokelat Nglanggeran Segera Digelar, Bermacam Produk Cokelat Bakal Dihadirkan
- Digelar Lagi, Ini Jadwal Festival Prawirotaman dan Fashion on the Street Prawirotaman
- Ini Dia Surganya Solo Traveler di Asia Tenggara
Advertisement
Resmi Diluncurkan, 2 Bus Listrik Baru Trans Jogja Bertahan hingga 300 Km Sekali Isi Daya
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement