Advertisement

Promo Tujuh Belasan

Profil 5 Destinasi Wisata Kulonprogo Diajukan Berstatus Geopark Nasional

Triyo Handoko & Sunartono
Sabtu, 13 Juli 2024 - 14:57 WIB
Sunartono
Profil 5 Destinasi Wisata Kulonprogo Diajukan Berstatus Geopark Nasional Kawasan Puncak Widosari Kulonprogo. - Instagram.

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kulonprogo tengah mengupayakan lima warisan situs geologi di wilayahnya naik status jadi geopark nasional.

Upaya itu dilakukan dengan pendampingan pada lima komunitas warga atau pengelola di kawasan geologi tersebut dimana pada Juli ini dilakukan verifikasi lapangan oleh Tim Geopark Nasional.

Advertisement

Kepala Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah Bappeda Kulonprogo, Eko Susanto menjelaskan kelima situs geologi di Kulonprogo itu bagian dari 20 situs yang menyebar di seluruh DIY, khususnya Sleman, Bantul, dan Kota Jogja.

BACA JUGA : Jalur dan Rute Trans Jogja untuk Keliling Destinasi Wisata

Tujuan upaya menaikan status ini agar warisan geologi tersebut dapat dimanfaatkan lebih luas lagi, khususnya meningkatkan perekonomian. Pasalnya dengan status geopark nasional, lima situs geologi ini akan mudah dikenal dan menarik wisatawan.

Selain ekonomi, peningkatan status dari geopark lokal jadi nasional ini bertujuan untuk makin melestarikan bentang alam lengkap dengan keanekaragaman hayatinya. "Karena potensinya tidak cuman ekonomi tapi juga ilmu pengetahuan dan penelitian juga," terangnya.

Pendampingan masyarakat di kawasan geologi ini, lanjut Eko, juga dilakukan dimana sudah diterbitkan surat ketetapan pengelola di lima situs tersebut. "Konsep dan pemahaman geopark ini hal baru bagi masyarakat, sehingga perlu pendampingan dan pemberian pemahaman intensif agar dapat didukung dan dikelola dengan baik juga oleh masyarakat," paparnya.

Sementara itu Perencana Ahli Muda Bappeda Kulonprogo, Ika Yonita menerangkan tantangan lain selain pemahmanan dan kesadaran masyarakat adalah mensinergikan berbagai OPD dalam pengelolaan geopark ini. Pengalaman Ika mensinergikan dinas-dinas ini mendapat kendala karena pemahaman yang tak seragam.

"Seperti kami pernah mengundang Dinas Pendidikan dalam koordinasi geopark ini, mereka bingung mengapa dilibatkan. Padahal ada peran Dinas Pendidikan di sana, yaitu membuat program pengenalan situs geologi ke pelajar, misalnya field trip atau school goes to geopark," katanya.

Pembentukan Forum

Pengelolaan geopark di Kulonprogo, menurut Ika, tak bisa ditangani oleh satu instansi saja. Pasalnya ada banyak sektor yang perlu terlibat mengingat geopark ini kawasan yang kompleks. "Tidak bisa hanya dipegang Dinas Pariwisata atau Dinas Lingkungan Hidup saja, kunci keberhasilan mengelolanya adalah dikelola bersama dengan efektif," katanya.

Bappeda Kulonprogo juga sudah membentuk Forum Sekretariat Geopark Kulonprogo sebagai wadah strategis lintas organisasi perangkat daerah (OPD) untuk berperan aktif dalam mengelola lima situs geologi itu.

BACA JUGA : Gelaran Event Jadi Pengungkit Wisatawan Tinggal Lebih Lama

Forum tersebut menjadi wadah berbagi tugas dan kewenangan dalam pengelolaan geopark, seperti Dinas Pariwisata dalam pengolahan wisatanya, Dinas Pertanian untuk mengembakan potensi hasil tani di sekitar situs, hingga Dinas Koperasi dan UKM untuk memaksimlkan peran pelaku usaha di warisan geologi itu.

Lima situs geologi di Kulonprogo ini antara lain:

1. Perbukitan Widosari Samigaluh

Perbukitan Widosari menawarkan pemandangan alam yang indah, dengan lanskap perbukitan hijau yang memukau dan udara yang segar. Dari puncak bukit, pengunjung dapat menikmati panorama wilayah Kulonprogo dan sekitarnya.

Lokasi ini memiliki banyak spot foto yang Instagramable, menjadikannya populer di kalangan pecinta fotografi alam. Widosari juga terkenal sebagai tempat yang ideal untuk menyaksikan matahari terbit dan terbenam. Pemandangan sunrise dan sunset di sini sangat memukau dan sering menjadi alasan utama pengunjung datang ke tempat ini.

2. Kawasan Kliripan Mangan Kokap

Bagi pengunjung yang tertarik dengan sejarah industri, Kliripan menawarkan pandangan mendalam tentang metode penambangan tradisional dan pengaruhnya terhadap masyarakat setempat.

Pemandangan Alam: Meskipun dikenal sebagai area tambang, Kliripan juga menawarkan pemandangan alam yang indah, dengan perbukitan dan vegetasi hijau yang mengelilingi area tersebut.

Wisata Edukasi: Kliripan bisa menjadi tujuan wisata edukasi untuk mempelajari sejarah penambangan mangan dan dampaknya terhadap ekonomi serta lingkungan.

3. Formasi Nanggulan Eosen Kalibawang

Formasi Nanggulan Eosen di Kalibawang, Kulonprogo, Yogyakarta, merupakan situs geologi yang kaya akan fosil dan memiliki nilai ilmiah yang signifikan. Penelitian dan konservasi yang berkelanjutan, serta pengembangan wisata edukatif, dapat memberikan manfaat besar dalam pemahaman geologi dan paleontologi wilayah ini.

Formasi Nanggulan berasal dari periode Eosen, yang berlangsung sekitar 56 hingga 33,9 juta tahun yang lalu. Formasi ini terdiri dari berbagai jenis batuan, termasuk batugamping, batupasir, serpih, dan konglomerat. Kombinasi batuan ini menunjukkan lingkungan pengendapan yang beragam, mulai dari laut dangkal hingga delta dan darat.

4. Puncak Tebing Kaldera Purba Kendil-Suroloyo

Puncak Tebing Kaldera Purba Kendil-Suroloyo menawarkan pemandangan panorama yang menakjubkan, termasuk lanskap perbukitan, lembah, dan pemandangan Gunung Merapi dan Gunung Merbabu di kejauhan. Tempat ini juga terkenal sebagai spot terbaik untuk menyaksikan matahari terbit dan terbenam, dengan pemandangan yang memukau dan suasana yang tenang.

Kawasan ini merupakan bagian dari kaldera purba yang memberikan wawasan menarik tentang sejarah geologis dan aktivitas vulkanik di wilayah tersebut.

5. Goa Kiskendo Girimulyo

Goa Kiskendo menawarkan keindahan alam dengan stalaktit dan stalagmit yang menakjubkan. Formasi batuan yang unik ini menciptakan pemandangan yang mempesona di dalam goa.

Goa Kiskendo memiliki cerita legenda yang terkait dengan kisah pewayangan Ramayana, di mana disebutkan bahwa goa ini adalah tempat pertempuran antara Subali dan Sugriwa melawan Mahesasura dan Lembusura. Legenda ini menambah daya tarik mistis dan budaya dari goa ini.

Di sekitar Goa Kiskendo, sering diadakan pertunjukan seni tradisional seperti wayang kulit yang menceritakan kisah-kisah dari legenda setempat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Biaya Hidup Mahasiswa di DIY Rp2,96 Juta, Pemda: Masih Wajar

Jogja
| Jum'at, 09 Agustus 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Isu Kesehatan Anak Mencuat, Anggota DPR Minta BPOM Awasi Jajanan di Sekolah

Lifestyle
| Jum'at, 09 Agustus 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement