Advertisement

Promo November

7 Lokasi Geopark Jogja di Wilayah Sleman, Rasakan Keindahannya

Abdul Hamied Razak
Selasa, 23 Juli 2024 - 08:57 WIB
Abdul Hamied Razak
7 Lokasi Geopark Jogja di Wilayah Sleman, Rasakan Keindahannya Tebing Breksi / dok Harian Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Geopark atau taman bumi, merupakan wilayah geografis yang memiliki banyak kekayaan alam. Di DIY, Geopark Jogja tersebar di banyak lokasi termasuk di wilayah Sleman.

Geopark di Jogja menjadi salah satu situs warisan geologi (Geosite) di dunia khususnya Indonesia. Geopark di Jogja juga menjadi warisan geologi (Geoheritage) yang bisa dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian hingga wisata.

Advertisement

Tidak hanya itu, geopark di Jogja juga memiliki keragaman geologi (Geodiversity), dan keanekaragaman hayati (Biodiversity) serta keanekaragaman Budaya (Cultural Diversity).

Adapun geopark Jogja di wilayah Sleman dilansir dari situs geoparkjogja.jogjaprov.go.id terbagi dalam Situs Warisan Geologi (Geosite) meliputi :

1. Kompleks Perbukitan Intrusi Godean, di Kapanewon Godean

Perbukitan intrusi bergelombang rendah ini secara regional berada di bagian tengah dari Depresi Jogja. Sebarannya juga berada di wilayah Kalurahan Sidoluhur, Godean dan beberapa wilayah di Kapanewon Seyegan.

Kompleks Perbukitan Intrusi Godean mengandung rekaman ilmiah, bentang alam yang spesifik sebagai perbukitan sisa intrusi. Perbukitan ini menjadi bukti keberadaan magmatisme di zona depresi Jogja.

Lokasi geopark ini mudah dicapai baik dengan kendaraan roda dua atau bahkan menggunakan kendaraan roda empat. Anda tinggal melewati Jalan Godean Kilometer 8-10 dan masuk ke arah utara sejauh 1-2 kilometer via jalan Godean-Seyegan dan jalan Gedongan-Tempel.

2. Kompleks Batuan Merapi Tua Turgo-Plawangan Pakem, di Kapanewon Pakem

Kompleks Batuan Merapi Tua Turgo-Plawangan Pakem merupakan bukti berawalnya Gunungapi Merapi. Komposisi lava penyusun basal pada dua bukit ini adalah buktinya. Lava Bukit Turgo memiliki umur 138±3 ribu tahun dan lava Bukit Plawangan berumur 135±3 ribu tahun.

Bukti lain adalah morfologi Bukit Turgo-Plawangan yang merupakan sisa kerucut vulkanik dari Proto Merapi yang paling tua. Tubuh puncak Gunung Merapi sebagai lokasi kawah aktif saat ini merupakan bagian yang paling muda dari Gunung Merapi.

Kompleks Batuan Merapi Tua Turgo-Plawangan Pakem berada di Kalurahan Hargobinangun, Kapanewon Pakem. Lokasinya sangat mudah dijangkau dengan menggunakan kendaraan bermotor melalui Jalan Monjali ke arah utara untuk Bukit Turgo, dan Jalan Kaliurang untuk Bukit Plawangan.


3. Aliran Piroklastik Bakalan, di Kapanewon Cangkringan

Situs Aliran Piroklastik Bakalan merupakan bagian dari fase Merapi Muda yang terbentuk pada tahun 2010. Situs ini berupa endapan piroklastik yang meluap sampai pada tepian dinding sungai Kali Gendol dan berjarak sekitar 12 kilometer dari puncak Merapi. Endapan ini disebut sebagai endapan overbank PDC (Pyroclastic Density Current).

Endapan yang ada pada situs ini merupakan endapan breksi piroklastik yang belum terkompaksi dengan tebal 1 hingga 2 meter disusun oleh material blok lava sebagai juvenil magma, butiran lapili, dan abu vulkanik. Fragmen blok lava tersebut hadir pada masa dasar lapili dan abu vulkanik. Selain itu, pada endapan tersebut dijumpai adanya struktur menyerupai kolom vertikal sebagai zona pelepasan gas yang dikenal sebagai gas pipe.

Situs Aliran Piroklastik Bakalan merupakan laboratorium alam di bidang vulkanologi dan mitigasi bencana. Situs ini juga menjadi museum terbuka dengan tema Erupsi Merapi tahun 2010.

Secara administratif Situs Warisan Geologi Aliran Piroklastik Bakalan, berada di Kalurahan Argomulyo, Cangkringan. Lokasinya sangat mudah dijangkau, bahkan dengan menggunakan kendaraan roda empat sekalipun. Akses dari Kota Jogja bisa melalui Jalan Pakem-Kalasan menuju Dusun Bakalan


4. Tebing Breksi Piroklastik Purba Sambirejo, di Kapanewon Prambanan

Tebing Breksi Piroklastik Purba Sambirejo merupakan situs yang menjadi bukti atau rekaman sejarah dahsyatnya erupsi besar gunung api purba Semilir yang disebut sebagai Super Eruption of Semilir Volcano. Pada situs ini ditemukan fosil nannoplankton yang menunjukan umur miosen awal. Oleh karenanya, Tebing Breksi Piroklastik Purba Sambirejo menjadi laboratorium alam di bidang petrologi, vulkanologi, geologi struktur, dan mikropaleontologi.

Batuan pada situs Tebing Breksi Piroklastik Purba Sambirejo merupakan batuan gunungapi berupa endapan piroklastik dengan tebal mencapai lebih dari 200 meter. Endapan ini terdiri dari tuf, tuf lapili, breksi batuapung, dan fragmen arang. Fitur struktur endapan/ sedimen situs ini berupa perlapisan kristal dan laminasi dengan butiran yang tersortasi baik.

Secara administratif Tebing Breksi Piroklastik Purba Sambirejo berada di Kalurahan Sambirejo, Kapanewon Prambanan. Lokasi situs ini berjarak ±18 km dari Kota Jogja dan dapat dengan mudah dicapai baik dengan kendaraan roda dua atau bahkan menggunakan kendaraan roda empat yakni searah dengan jalan menuju ke arah Candi Ijo.

Sepanjang perjalanan akan disuguhi pemandangan persawahan yang cukup asri. Jalan disini sudah beraspal/pengerasan dan bisa dilewati dengan kendaraan roda empat. Jalan lurus kurang lebih 1,5 km hingga menemui tanah lapang di kiri jalan, tepat di seberang tanah lapang adalah bukit yang merupakan Tebing Breksi Piroklastik Purba Sambirejo.


5. Rayapan Tanah Nglepen, di Kapanewon Prambanan

Rayapan Tanah Ngelepen menjadi bukti proses pergerakan Tanah yang dipicu gempa bumi di Jogja tahun 2006 dan menyebabkan kerusakan dan/atau berpindahnya bangunan yang ada di atasnya. Rayapan tanah berbentuk menyerupai tapal kuda (lengkung) sepanjang 300 meter yang menghasilkan ceruk selebar 20 meter akibat adanya amblesan antara dua blok yang saling bergerak.

Terdapat sumur warga yang masih utuh namun sudah berubah bentuk menjadi elips akibat adanya gaya tekan yang cukup kuat. Kondisi ini diperparah dengan kondisi batuan dan tanah yang ada di lokasi tersebut. Batuan dasar di Ngelepen terdiri dari perselingan tufa, lapili dan breksi batuapung Formasi Semilir yang terkekarkan dan tersesarkan.

Struktur ini membentuk lembah tertutup yang terisi endapan kolovial hasil rombakan dan pelapukan batuan dasar tersebut. Tebal kolovial berkisar antara 3-5 meter. Kondisi tanah yang berupa kolovial membuat Kalurahan Ngelepen lama rentan longsor dan tidak lagi layak ditinggali. Warga Kalurahan Ngelepen lama dipindahkan ke Rumah Teletubies (Rumah Anti Gempa).

Rayapan Tanah Ngelepen yang berada di Dusun Nglepen, Kalurahan Sumberharjo, Prambanan mudah dijangkau menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat. Melewati Jalan Berbah Prambanan sejauh ± 18 kilometer dari Kota Jogja dan dengan mengikuti petunjuk jalan yang tertera menuju Kampung Teletubbies. Situs Rayapan Tanah Ngelepen berada tidak jauh dari Kampung Teletubbies.


6. Lava Bantal Berbah, di Kapanewon Berbah

Lava bantal di lembah Kali Opak, Kapanewon Berbah terdapat di dalam satuan batupasir vulkanik termasuk kedalam Formasi Semilir. Bagian bawah satuan ini ditempati oleh lava bantal berturut-turut ke arah atas disusun oleh perulangan batupasir vulkanik tebal, berlaminasi dengan sisipan batulempung dan lensa batulempung vulkanik.

Lava Bantal Berbah tampak membulat dan memanjang seperti tabung (bantal) berdiameter 1,5 sampai 4 meter. Lava-lava ini dibungkus oleh lapisan hitam palagonit bercak-bercak putih, bertekstur vitroverik dengan tebal 1,5 – 2,5 cm. Hasil penelitian menyebutkan lava bantal ini terbentuk pada kedalaman kurang dari 500 meter atau bahkan lebih dangkal lagi dengan memperlihatkan lubang gas sebanyak 10 – 15 % berdiameter mencapai 15 mm.

Lava Bantal Berbah terletak di Perbatasan Kalurahan Jogotirto-Kalurahan Kalitirto, Kapanewon Berbah. Lokasi situs ini sangat mudah dijangkau, bahkan dengan menggunakan kendaraan roda empat. Akses menuju situs ini dari Kota Yogyakarta dapat melalui simpang empat ringroad Blok O.

7. Batugamping Eosen, di Kapanewon Gamping.

Situs artefak (rekaman dan bukti evolusi) sejarah Bhumi Jogja pada Masa Gunungapi Purwa yang menunjukkan lingkungan pengendapan laut sebelum Masa Gunungapi Purba terbentuk. Pada situs ini terdapat singkapan langka berbentuk monumen batu gamping berumur Eosen (54-36 juta tahun lalu) di antara endapan fluvio vulkanik berumur Kuarter hasil aktivitas Gunung Merapi.

Situs Batugamping Eosen Ambarketawang merupakan laboratorium alam di bidang petrologi, khususnya batugamping. Geosite ini juga menjadi Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Gunung Gamping yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DIY.

Selain keunikan pada aspek ilmiah geologi, situs Batugamping Eosen Ambarketawang juga memiliki keunikan aspek sejarah dan budaya. Situs geologi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pesanggrahan Ambarketawang yang dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I, yaitu ketika kerajaan Ngayogyakarta Hadiningrat didirikan.

Bahan galian batugamping Eosen di Ambarketawang ini juga merupakan bahan yang digunakan untuk membangun Kraton, benteng dan gedung-gedung utama di Jogja. Di situs ini pula rutin diadakan Upacara Adat Saparan (penyembelihan bekakak) di setiap bulan Sapar (kalender Jawa).

Situs Batugamping Eosen Ambarketawang berada di Kalurahan Ambarketawang, Gamping dan lokasi ini mudah dijangkau menggunakan kendaraan bermotor (roda empat maupun roda dua) melalui jalan arteri Jogja-Wates.


Selain itu, geopark Jogja di Sleman terdiri dari Situs Keanekaragaman Hayati (Biosite) meliputi:

1. Taman Nasional Gunung Merapi;

2. Cagar Alam/Taman Wisata Alam Batugamping Eosen.

Terakhir, geopark Jogja di Sleman merupakan Situs Keanekaragaman Budaya (Culture Site): Labuhan Merapi. Sleman juga memiliki Geoproduk sebanyak 56 item yang hingga kini terus dilestarikan keberadaannya di masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Kritisi Anggaran Pemkot Jogja Terkait Penanganan Sampah, Dewan : Terlalu Njagakke Pusat

Jogja
| Kamis, 21 November 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Melawan Stres dengan Secangkir Coklat Panas

Lifestyle
| Rabu, 20 November 2024, 05:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement