Advertisement

Keanekaragaman Hayati Geopark Meratus Kalimantan Selatan

Gigih M Hanafi
Kamis, 22 Agustus 2024 - 12:07 WIB
Sunartono
Keanekaragaman Hayati Geopark Meratus Kalimantan Selatan Warga desa memasak bersama untuk menyambut tamu di Desa Belangian, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (21/8/2024). Desa wisata Belangian berada di Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar. Merupakan pintu masuk ke wilayah Geopark Meratus dari sisi Timur. Geopark Meratus sedang diajukan untuk menjadi anggota UNESCO Global Geopark. - Harian Jogja/Gigih M. Hanafi.

Advertisement

Harianjogja.com, BANJAR—Desa Belangian terletak di Kecamatan Aranio, Kabupaten Banjar.  Merupakan pintu masuk ke wilayah Geopark Meratus dari sisi Timur.  Geopark Mera FCtus sedang diajukan untuk menjadi anggota UNESCO Global Geopark. 

Berikut ini adalah foto karya Gigih M. Hanafi dari Harian Jogja :

Advertisement

Belangian telah melakukan upaya yakni mengembangkan tiga pilar utama untuk menyeimbangkan geopark, yakni konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi lokal. Seperti yang diharapkan, tiga pilar itu untuk menyangga warisan geologi yang dikategorikan dalam Geopark, berupa menyeimbangkan warisan geologi dan keanekaragamannya yang bernilai tinggi termasuk keanekaragaman hayati dan budaya. 

Wisatawan menyusuri kawasan Hutan Hujan Tropis Kahung, Desa Belangian, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Rabu (21/8/2024). Hutan tersebut memiliki kaeanekaragaman hayati khas Pegunungan Meratus seperti pohon Binuang Laki, Beringin yang berukuran besar dan aneka jenis jamur serta terdapat fenomena kejadian bumi (geologi) yang telah ditetapkan menjadi salah satu situs Geopark Meratus untuk diajukan ke UNESCO Global Geopark (UGG). /Harin Jogja-Gigih M. Hanafi

Pembakal (Kepala Desa) Aunul Khoir mengatakan, dampak ekonomi lokal yang didapatkan masyarakat Desa Belangian di antaranya memberdayakan memproduksi 'saicoprint'. Mereka diberikan pelatihan membuat kain sasirangan dengan teknik 'ecoprint'.“Semua bahan untuk pewarnaan maupun motif bisa didapatkan di hutan wilayah ini,” kata Aunul.

Untuk pewarnaan, misalnya menggunakan kulit ulin, kulit akasia, kulit mahoni, serbuk alaban, kunyit, ketapang. Sementara untuk motif dari daun kenikir, daun jati, daun belimbing wuluh, dan banyak lagi yang tidak ada di tempat lain.

Untuk hasil dari kain 'saicoprint' ini memang belum berdampak besar secara ekonomi. Pemasaran sementara baru dilakukan lewat wisatawan yang datang. Selain itu juga secara online dengan bantuan Dinas Pariwisata Kabupaten Banjar. Untuk memasarkan langsung secara online belum bisa dilakukan karena wilayah ini belum terjangkau jaringan internet.

Belangian sendiri merupakan desa baru yang semula tidak ada. Berawal dari tahun 1965, ketika Desa Kalakan termasuk salah satu desa yang mesti "tenggelam" untuk proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Riam Kanan. Tahun 1974 waduk yang diberi nama dari nama Sungai Riam Kanan, diresmikan Presiden Soeharto.Warga Desa Kalakan pun pindah ke wilayah yang lebih tinggi yang diberi nama Liang Hantu.

Wilayah ini pun ikut terdampak atau "tenggelam" pada 1970 sehingga tahun 1973 pindah ke wilayah lebih atas. Tahun 1973, warga pindah ke daerah lebih tinggi yang kemudian dimekarkan menjadi desa definitif bernama Kelep Belangian dan akhirnya menjadi Belangian. Belangian merupakan gabungan dua kata. Masing-masing 'balai' yang artinya tempat dan 'ngian' yang berarti halus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Tekan Resistensi Antibiotik dan Tingkatkan Efektivitas Obat, Masyarakat Bisa Bertanya Masalah Obat ke Apoteker Lewat Aplikasi

Sleman
| Sabtu, 12 Oktober 2024, 22:17 WIB

Advertisement

alt

Batasi Ketat Konsumsi Teh pada Anak-Anak, Ini Alasannya

Lifestyle
| Sabtu, 12 Oktober 2024, 11:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement