Advertisement

Merasakan Wellness Tourism dari Naskah Kuno Kitab Pawukon Sidorejo Kulonprogo

Khairul Ma'arif
Rabu, 30 Juli 2025 - 13:47 WIB
Sunartono
Merasakan Wellness Tourism dari Naskah Kuno Kitab Pawukon Sidorejo Kulonprogo Museum Pawukon, Sidorejo yang menjadi lokasi wellness tourism yang menawarkan aktivitas menyehatkan dan menentramkan jiwa dari hiruk pikuk rutinitas pekerjaan perkotaan. Harian Jogja - Khairul Ma'arif

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Tercatat ada sekitar 27 desa wisata di Kulonprogo yang menawarkan banyak paket liburan beraneka ragam. Namun, desa wisata yang menawarkan wellness tourism jumlahnya hanya hitungan jari.

Bahkan di tingkat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekalipun, desa wisata yang menjadikan wellness tourism sebagai daya tarik utama jumlahnya masih minim. Desa Wisata Sidorejo yang berada di Kapanewon Lendah, Kulonprogo menjadi satu di antara minimnya jujugan pariwisata yang menonjolkan wellness tourism.

Advertisement

Sudah sejak tiga tahun terakhir wellness tourism menjadi keunggulan Sidorejo dan menjadi sambilan pekerjaan bagi masyarakatnya. Sebagai informasi, wellness tourism adalah jenis pariwisata yang fokus pada upaya menjaga dan meningkatkan kesehatan serta kesejahteraan fisik, mental, dan spiritual.

Pengalaman berbeda akan dirasakan ketika melakoni wellness tourism di Desa Wisata Sidorejo. Pasalnya, wellness tourism yang ditonjolkan berdasarkan naskah kuno kitab Pawukon. "Kitab Pawukon merupakan naskah kuno peninggalan nenek moyang desa Sidorejo yang itu menjadi landasan dalam kegiatan wellness tourism," ujar Ketua Desa Wisata Sidorejo, Ichsannudin kepada Harianjogja.com, Selasa (29/7/2025).

BACAJUGA: Peringatan Dini Tsunami: BNPB Minta Pesisir di 5 Provinsi Dikosongkan dari Aktivitas Warga

Setiap wisatawan yang hendak merasakan sensasi di Desa Wisata Sidorejo harus reservasi terlebih dahulu. Menurutnya itu menjadi suatu keharusan lantaran wellness tourism di Sidorejo harus disiapkan terlebih dahulu.

Tidak seperti wisata yang menonjolkan destinasi alam sehingga segala keperluan untuk mendukung wellness tourism mesti dipersiapkan dengan baik. Selain itu, wisatawan yang hendak berkunjung wajib menyetorkan nama asli dan tanggal lahirnya dahulu.

"Harus tanggal lahir asli karena itu nanti berkaitan dengan pawukon dan wukunya dalam rangkaian wellness tourism yang akan dijalani. Wuku itu penghitungan Jawa yang hampir mirip seperti zodiak," imbuh pria yang akrab disapa Ichsan ini.

Nantinya dari tanggal lahir yang disetorkan akan tertera perhitungan wuku yang menjadi dasar dalam melakoni wellness tourism di Sidorejo. Dari penjelasan wuku yang berdasar tanggal lahir tersebut akan ada rekomendasi jamu yang sesuai dan dibutuhkan. Uniknya, wisatawan yang berkunjung di Desa Wisata Sidorejo ini ada batas minimal dan maksimalnya.

Ichsan menjelaskan, angka minimal wisatawan itu lima orang dan maksimal 20 orang tidak bisa lebih. Aturan tersebut sudah mutlak karena ketika lebih dari 20 pelayanannya kurang memuaskan. "Apalagi untuk jamu yang akan diminum nantinya juga bahan rempah-rempah yang dibutuhkan sesuai wuku pengunjungnya sehingga butuh persiapan yang rinci," katanya.

Menurutnya ketika dalam satu hari ada wisatawan lebih dari 20 terpaksa harus ada yang mengganti jadwalnya menyesuaikan dari Desa Wisata Sidorejo. Pria berusia 38 tahun tersebut menuturkan, memang pada dasarnya Desa Wisata Sidorejo menawarkan minat khusus. Oleh karena tidak menawarkan berwisata seperti di pantai ataupun perbukitan seperti Menoreh yang bisa kapan saja dikunjungi.

Dia mengatakan, kalangan karyawan kantoran yang paling dominan karena wellness tourism di Sidorejo menjadi sarana melepaskan pikiran dari rutinitas pekerjaan yang menjemukan. "Selain minum jamu wellness tourism di kami juga ada relaksasi pijit dari professional yang turun temurun dari Kitab Pawukon," ungkapnya.

Selain itu, wisatawan juga akan diajak untuk nyerat. Pelancong yang melakukan kegiatan nyerat melakukannya di daun lontar atau deluang. Ichsan memastikan, wellness semacam itu tidak ditemukan di desa wisata lainnya.

Nyerat di daun lontar nantinya akan menuliskan naskah yang disesuaikan berdasarkan tanggal lahir wisatawan dengan wukunya yang sudah terhitung. Sedangkan ketika di kertas deluang tidak hanya nyerat melakukan bisa juga menggambar wayang yang sudah ada sketsanya. Hasilnya pun bisa dibawa pulang oleh pengunjung sebagai kenang-kenangan.

"Daun lontar dan kertas deluang ini nyarinya tidak mudah. Kami harus restok terlebih dahulu sehingga memang reservasi wisatawan menjadi kunci untuk dapat merasakan wellness tourism di Sidorejo," ujarnya.

Kegiatan wisatawan akan dipusatkan di satu bangunan semi permanen bernama Museum Pawukon. Kegiatan nyerat, minum jamu, dan mencocokan wuku dengan tanggal lahir wisatawan dilakukan di Museum Pawukon. Sedangkan untuk pijit relaksasi dilakukan di ruangan khusus.

Biaya

"Homestay sudah tersedia di sini memanfaatkan tempat warga sehingga suasana desa lebih dapat," lanjut Ichsan.

BACA JUGA: JPW Desak Transparansi Proses Hukum Kasus Laka Lantas Libatkan TNI Bantul

Anggota Desa Wisata Sidorejo, Mustofa menambahkan, range biaya untuk wellness tourism harga yang paling murah Rp350 ribu untuk satu orang khusus wisatawan dalam negeri. Durasinya bisa mencapai empat jam. Sedangkan untuk bisa bermukim dibutuhkan range biayanya Rp500 ribu sampai Rp700 ribu untuk satu orangnya bagi wisatawan dalam negeri.

Harganya akan berbeda bagi wisatawan mancanegara. "Biaya untuk wisatawa mancanegara bisa mencapai Rp700 ribu sampai Rp1,5 juta," jelasnya. Mustofa mengungkapkan, para pengurus Desa Wisata Sidorejo sekitar 20an saja yang aktif.

Mayoritas belum menjadikan sebagai pekerjaan utama karena memang jumlah kunjungannya tidak dominan. Seluruh pengurus hanya menjadikannya pekerjaan sambilan. Pria berusia 30 tahun itu membeberkan, agen wisata banyak yang memanggil Desa Wisata Sidorejo untuk melakukan wellness tourism sesuai tempat yang ditentukan wisatawannya. "Itu belum bisa kami lakukan karena persiapan dan sesuai kitab Pawukon hanya sementara di sini saja," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

alt

Penyaluran Pupuk Dialihkan ke Koperasi Desa Merah Putih, Ini Respons Pemkab Bantul

Bantul
| Kamis, 31 Juli 2025, 10:47 WIB

Advertisement

alt

Polusi Udara Mengancam Anak-Anak, Ini Tips dari Kementerian Kesehatan untuk Perlindungan

Lifestyle
| Rabu, 30 Juli 2025, 16:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement