Advertisement
Jogja Air Show 2019 Tampil Beda

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Jogja Air Show (JAS) akan kembali digelar, 24-25 Agustus 2019. Berbeda dari sebelumnya yang hanya dilaksanakan di kawasan Pantai Depok dan sekitarnya, kegiatan tahunan kedirgantaraan ini juga akan digelar di Bukit Sriten, Wonosari, Gunungkidul.
Wakil Ketua JAS 2019, Mayor (Pnb) Adi Putra Buana menyampaikan dipilihnya Bukit Sriten dalam JAS 2019 ini menjadi salah satu pembeda JAS dengan tahun-tahun sebelumnya. “Kebetulan di Sriten berbarengan dengan agenda budaya di daerah tersebut,” katanya saat beraudiensi di Kantor Harian Jogja, Selasa (16/7/2019).
Advertisement
Selain lokasi yang berbeda, perbedaan JAS 2019 ini adalah ada atraksi penarikan banner dari cabang olahraga microlight. “Banner sepanjang 1.250 meter akan ditarik dengan dua pesawat microlight,” lanjut Buana.
Selain itu, kegiatan layang-layang dan lampion juga akan menjadi rangkaian dalam acara JAS 2019. Buana menjelaskan, Federasi Aero Sport Indonesia (FASI) yang menaungi kegiatan kedirgantaraan, membawahi kegiatan aero sport dan aero wisata. Sementara kegiatan penerbangan layang-layang dan lampion termasuk dalam aero wisata.
Rangkaian kegiatan JAS 2019 akan dimulai dengan Festival Layang-Layang pada 25-26 Juli 2019 di Pantai Depok, kemudian lomba olahraga dirgantara gantole dan paralayang di Bukit Sriten pada 16-18 Agustus 2019, dan puncak acara JAS 2019 pada 24-25 Agustus di Pantai Depok, Parangkusumo, dan Parangtritis.
Ada pula lomba aeromodelling, coaching clinic seputar penerbangan, display empat pesawat tempur, dan joy flight. “Untuk joy flight start di Depok dan finish juga di Depok. Peserta hanya dibatasi 20 orang,” imbuh Lulut Retro selaku perwakilan dari cabang olahraga Microlight.
Lulut berharap, dengan interaksi dalam kegiatan JAS 2019 ini, rasa cinta anak-anak muda untuk terbang semakin terbentuk. Menurutnya, aerodrome wisata atau wsata udara di Jogja belum digarap. Padahal melalui kegiatan itu, wisatawan dapat menikmati keindahan Jogja dari udara dalam waktu tempuh yang singkat.
“Saat kita terbang 15 menit ke utara, kita bisa melihat Merapi. Terbang 17 menit, lihat Borobudur. Ke selatan, ada Keraton,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pakar UGM: DIY Perlu Kembangkan Wisata Weekdays
- Menikmati Keindahan Danau Baikal di Siberia Tenggara, Tertua di Bumi Berusia 25 Juta Tahun
- Liburan ke Garut, Ini Lima Tempat Wisata Alam Tersembunyi yang Layak Dinikmati
- Hindari Macet dengan Liburan Staycation, Ini Tipsnya
- Mengenal Fenomena Set Jetting dalam Berwisata, Ini Rekomendasi Lokasinya di Beberapa Kota
Advertisement
Advertisement

Demam Tinggi dan Nyeri Hebat di Pergelangan Tangan Jadi Gejala Chikungunya
Advertisement
Berita Populer
Advertisement