Advertisement

Imlekan di Kampung Ketandan, Sensasi Jogja Rasa China

ST-22
Kamis, 19 Januari 2023 - 16:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Imlekan di Kampung Ketandan, Sensasi Jogja Rasa China Gapura Kampung Ketandan. - istockphoto\\r\\n

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Tahun Baru Imlek akan segera tiba tepatnya pada hari Minggu (22/1/2023). Terhitung sejak 2006, setiap tahunnya Imlek Kampung Ketandan dimeriahkan dengan Pekan Budaya Tionghoa Yogyakarta (PBTY).

Tahun ini merupakan perhelatan PBTY ke-18 dan akan berlangsung mulai 30 Januari sampai 5 Februari 2023.

Advertisement

Kampung Ketandan atau kampung pecinannya Jogja telah dipenuhi masyarakat etnis Tionghoa sejak 200 tahun lamanya. Gapura merah berarsitektur Tionghoa dengan naga melingkari kedua sisi tiang gapura akan menyambut siapapun yang ikut merayakan Imlek di kampung tersebut.

Nantinya akan ada pementasan seni barongsai, pasar kuliner Tionghoa, dan turut diramaikan Pawai Budaya Tionghoa di sepanjang Jalan Malioboro. Berikut ialah hal-hal yang bisa dilakukan saat wisata Imlek di Kampung Ketandan:

1. Menjajal Mi Panjang Umur

Mi panjang umur atau Siu Mie merupakan makanan khas saat perayaan Imlek sebagai simbol harapan berumur panjang, kebahagiaan, dan rezeki berlimpah yang tidak akan putus di tahun baru kedepannya.

Seperti mi goreng pada umumnya yang bercita rasa gurih namun Siu Mie berukuran lebih panjang berbentuk lurus dengan tekstur kenyal dan tidak mudah putus. Satu porsi Siu Mie berisi sawi, kol, taoge, daging sapi, ayam, bakso, jamur, udang, kerang, cumi sampai telur puyuh. Dimana telur puyuh melambangkan kesempurnaan di budaya Tionghoa.

Cara menyantap Siu Mie ialah diseruput hingga seluruh bagian di mulut tanpa memutus atau menggigit mie sebab dipercaya akan memutus harapan atau keberuntungan bagi yang memakannya.

2. Pagelaran Wayang Potehi

Kalau etnis Jawa punya Wayang Kulit dan etnis Sunda ada Wayang Golek maka etnis Tionghoa punya Wayang Potehi, pertunjukan boneka asal Fujian, Tiongkok selatan serupa wayang golek yang dimainkan di atas panggung berwarna merah disebut pay low.

Potehi sendiri berasal dari tiga akar kata yakni “pou” (kain), “te” (kantong), dan “hi” (wayang) sehingga dapat diartikan sebagai wayang berbentuk kantong dari kain. Dalam sekali pementasan biasanya terdiri dari lima orang yakni satu dalang dan asisten serta tiga pemain musik .

Dalang Wayang Potehi akan berkisah cerita klasik China atau ceria populer seperti Sun Go Kong si kera sakti, memanfaatkan kelima jarinya untuk menggerakkan boneka dibantu asisten yang menyiapkan wayang, busana hingga senjata beserta wayang-wayang lain pendukung cerita.

3. Karnaval Budaya

Tidak seperti tahun sebelumnya PBYT ke-18 akan berlangsung secara luring dimana agenda di hari Sabtu (4/2/2023) akan dihelat karnaval budaya mulai air parkiran Abu Bakar Ali hingga Titik Nol Km Yogyakarta dengan hiasan lampion sepanjang Jalan Malioboro.

Pada tahun-tahun sebelumnya yakni tahun 2020 karnaval budaya dimeriahkan dengan kehadiran Barongsai Naga Doreng sepanjang 10 meter dan sejumlah barongsai unik lainnya, tarian khas etnis Tionghoa, Kungfu, Wushu, finalis Cici Koko 2020, hingga Reog Ponorogo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Pemkab Sleman Sosialisasikan Program Kampung Hijau

Sleman
| Sabtu, 20 April 2024, 07:17 WIB

Advertisement

alt

Stres Memicu Sakit Punggung, Ini Penjelasannya

Lifestyle
| Jum'at, 19 April 2024, 14:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement