Advertisement
Museum Coklat, Wisata Edukasi Menarik di Bantul

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL- Objek wisata di Bantul tidak hanya identik dengan pantai dan alam. Namun ada juga wisata edukasi, salah satunya adalah Museum Coklat Monggo, yang bisa menjadi referensi bagi wisatawan untuk mengisi liburan Lebaran.
Museum yang berlokasi di Jalan Tugu Gentong, Dusun, Bangunjowo, Kasihan, ini berisi seputar informasi sejarah beragam coklat. Dalam museum tersebut juga terdapat ilustrasi karikatur yang menjelaskan proses pembuatan coklat. Sejumlah alat pembuatan coklat dari yang tradisional seperti lumping dan tumbukan, serta mesin modern juga dipajang.
Advertisement
Dua pohon kakao dan empat karung biji kakao serta tiga tampah biji kakao kering juga turut dipajang di museum itu. Tidak ketinggalan, cerita sejarah coklat dari berbagai negara, termasuk di Indonesia juga melengkapi museum yang baru setahun diresmikan tersebut. Pada bagian depan museum juga terdapat etalase berisi produk coklat dari berbagai negara.
Seusai menyaksikan cerita soal coklat, pengunjung bisa menyaksikan langsung proses pembuatan coklat di samping museum. Bahkan pengunjung bisa langsung mencoba membuat coklat sendiri untuk dibawa pulang. Semuanya gratis, kecuali yang ingin mencoba membuat coklat sendiri dikenai tarif Rp10.000.
BACA JUGA
Bagi pengunjung yang ingin belanja berbagai produk Coklat Monggo sudah tersedia di lokasi yang terpisah dengan museum, namun masih dalam satu kompleks. Dalam komplek tersebut juga terdapat beberapa gubuk yang dilengkapi kursi-kursi kayu bagi pengunjung yang ingin menikmati berbagai minuman khas coklat.
"Kami memang ingin membuat konsep wisata edukatif yang menyenangkan. Setelah pengunjung mengetahui sejarah coklat, bisa membuat coklat sendiri," kata Asisten Manajer Coklat Monggo Bena Listiyani, Selasa (5/5/2018) lalu.
Listiyani berharap keberadaan Museum Coklat Monggo menjadi alternatif kunjungan wisatawan ke Bantul. Ia mengatakan sejak dibuka setahun lalu museum tersebut sudah dikunjungi banyak wisatawan, yang sebagian besar dari kalangan siswa sekolah dasar, pelajar, mahasiswa, dan berbagai komunitas.
Museum Coklat Monggo merupakan bagian dari usaha Coklat Monggo di Kotagede Jogja yang didirikan oleh Thierry Detournay, seorang warga Kebangsaan Belgia yang memiliki istri warga Indonesia. Coklat Monggo didirikan pada 2005 lalu, sebagai salah satu perusahaan yang memproduksi aneka makanan dari bahan dasar kakao.
Thiery menyadari perkembangan wisata di Bantul yang mulai menggeliat. Karena itu pihaknya tidak hanya menjual produk coklat, namun ingin memberikan pengalaman bagi wisatawan. Sejauh ini, kata dia, wisatawan datang ke Museum Coklat monggo setelah berwisata ke berbagai tempat wisata di DIY.
Ia ingin memberikan sensasi baru terhadap pengunjung dengan menyaksikan langsung proses pembuatan coklat. "Selain mendapat oleh-oleh khas, pengunjung kami berikan pengalaman tak terlupakan ketika berkunjung ke tempat kami dimana para pengunjung bisa ikut membuat coklat sendiri dan mengetahui sejarah coklat itu bisa menjadi makanan yang banyak digemari,” kata Thiery.
Rencananya Thiery akan menambah satu pabrik lagi agar pengunjung lebih leluasa ketika bekeliling di pabrik. Terkait bahan baku coklat, Thiery mengaku banyak diperoleh dari Jawa, Sulawesi, dan Sumatra. Untuk DIY, ia sudah memiliki petani kakao binaan di Gunungkidul dan Kulonprogo.
Asisten Sekretariat Daerah Kabupaten Bantul, Bidang Pembangunan dan Perekonomian, Bambang Bambang Guritno mengapresiasi kehadiran Museum Coklat Monggo. Museum tersebut dapat menambah destinasi wisata di Bantul yang sudah ada 69 destinasi, 40 di antaranya adalah wisata alam. "Wisatawan yang ke Bantul jadi banyak pilihan," kata dia.
Guritno berharap kehadiran Museum Coklat juga dapat dirasakan warga sekitar. Ia bahkan sudah menawarkan kepada pemilik museum tersebut untuk memperluas investasinya di Bantul.
Guritno mengungkapkan jumlah kemiskinan di Bantul masih cukup tinggi, yakni 14,7% dari jumlah penduduk. Jumlah pengangguran masih ada sekitar 17.000. Guritno menyatakan perlu banyak peluang kerja, di antaranya dengan membuka kran investasi seluas-luasnya.
"Salah satunya ini Museum Coklat diharapkan bisa serap tenaga kerja. Menumbuhkan perekonomian warga sekitar," kata dia.
Lebih lanjut Guritno mengatakan Bupati Bantul sudah mengeluarkan kebijakan mempermudah investasi. Ia menjanjikan investor lembaga atau perorangan yang berinvestasi di Bantul izinnya dipermudah, ada kepastian hukum, dan transparan. Upaya tersebut untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatkan pendapatan bagi warga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
- GIPI Sebut UU Kepariwisataan Baru Sejarah Kelam, Ini Alasannya
- Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
- Cantiknya Bangunan Embung di Dataran Tinggi Dieng
- 5 Tempat Nongkrong sambil Ngopi di Jalan Slamet Riyadi Kota Solo
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini Jogja Kutoarjo, Kamis 23 Oktober 2025
Advertisement

Ini Penyebab Perempuan Hidup Lebih Lama Dibandingkan Pria
Advertisement
Advertisement
Advertisement