Advertisement
Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja

Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI—Pemkab Boyolali melaksanakan proyek pemeliharaan Jalan Pandanaran yang akan dijadikan kawasan pedestrian mirip Malioboro Jogja. Proyek ini diperkirakan menelan dana hampir Rp22 miliar, yang terdiri atas pengerjaan pedestrian hingga tunnel atau terowongan Simpang Lima.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Boyolali, Yulius Bagus Triyanto, mengatakan pengerjaan proyek dimulai dari Simpang Lima hingga Tugu Susu Murni Boyolali. “Gambarannya, selama ini ketika masyarakat mengakses bundaran [Simpang Lima] pasti melipir untuk cari tempat aman menyeberang. Nah, kami siapkan terowongan menuju Simpang Lima,” kata Yulius saat ditemui wartawan di seputar Simpang Lima Boyolali, Jumat (12/9/2025).
Advertisement
BACA JUGA: Libur Panjang Dongkrak Kunjungan Wisatawan Nusantara ke DIY
Ia mengatakan tunnel dimulai dari area parkir hutan kota di sisi timur hingga ke Simpang Lima. Berdasarkan dokumen uraian singkat pengerjaan (USP) proyek, diketahui tunnel penyeberangan tersebut dibuat dengan beton bertulang. Ukuran penampang 4 meter x 4 meter dengan panjang 26 meter.
Yulius mengatakan untuk mengantisipasi adanya genangan air di tunnel penyeberangan orang, tentu dihitung levelling, drainase, dan pembuangannya.
“Selain tunnel, ada juga pohon peneduh di pedestrian. Kalau enggak salah pohon asam. Terus nanti ada lampu-lampu klasik, cari gambaran wajah baru Boyolali. Dianggap aja ini titik nol-nya Boyolali dan menjadi wajahnya Boyolali,” kata dia.
Ia mengatakan nantinya area tersebut bakal menjadi landmark Boyolali. Sehingga, ketika masyarakat atau wisatawan melihat area tersebut bisa langsung mengingat Boyolali.
Berdasarkan USP, area pedestrian dilakukan dengan pemasangan lantai batu andesit tebal 2 cm, termasuk pelengkap seperti guiding block, bollard, kursi, planter box, saluran inlet, dan manhole. Total luas pekerjaan pedestrian mencapai 3.612 meter persegi. Ditargetkan proyek tersebut selesai pada akhir Desember 2025.
“Jadi konsepnya klasik begitu. Ini bakal jadi landmark agar bisa dinikmati. Di pedestrian juga ada kursi-kursinya. Iya mirip di Malioboro,” kata dia.
Di luar paket pengerjaan tersebut, Yulius mengatakan nantinya bakal ada tourism center. Di sana akan ada peta wisata dan UMKM.
“Mau cari wajan di mana, tungku di mana, makanan khas di mana. Jadi titip kumpulnya pusat informasi di sini. Jadi ada trotoar dengan konsep baru untuk Boyolali. Misal pedestrian model Singapura bagaimana, tapi kami tidak meninggalkan ciri khas,” kata dia.
Public Relation Officer PT Pollung Karya Abadi, Boy Gultom, mengatakan untuk proyek yang dijalankan antara lain pengaspalan, perbaikan seluruh saluran, U-ditch, kanal atau tunnel terowongan dari Simpang Lima ke hutan kota Kridanggo, levelling jalan, pedestrian, dan sebagainya.
“Untuk [pedestrian] jalan yang dikerjakan sekitar 500 meter. Untuk yang terbesar anggarannya memang di underpass karena kami harus menggali dan kedua di bagian saluran. Karena semuanya kan precast [pracetak], yang paling memungkinan precast, untuk kontrak kami 110 hari,” kata dia.
BACA JUGA: Malioboro Mulai Aktif Usai Aksi 1 September
Berdasarkan USP proyek pemeliharaan Jalan Pandanaran Boyolali, selain ada pembuatan pedestrian dan tunnel atau terowongan penyeberangan ada beberapa pengerjaan lain. Total ada delapan pengerjaan dalam satu proyek.
Ada pengerjaan sistem drainase utama menggunakan box culvert precast berdinding tebal (HD) dengan dimensi 800 x 800 mm dan 2000 x 2000 x 1000 mm, lengkap dengan penutup dan pelengkap lainnya, dengan total panjang penanganan mencapai 1.450 meter.
Kemudian pengerjaan ducting utilitas umum atau pemasangan saluran utilitas bawah tanah berupa U-Ditch precast ukuran 400 x 400 mm, lengkap dengan penutup dan pelengkap, sepanjang 1.450 meter. Saluran ini berfungsi sebagai jalur kabel dan pipa untuk penataan jaringan utilitas di sepanjang jalan.
Ada juga pengerjaan ducting untuk jaringan kabel listrik dilaksanakan menggunakan U-Ditch custom precast berukuran 1200 x 500 x 1200 mm, lengkap dengan pelengkapnya, sepanjang 1.410 meter, untuk mengakomodasi jalur kabel tegangan rendah hingga menengah.
Selanjutnya pengembalian perkerasan dilakukan dengan pengaspalan ulang menggunakan campuran beraspal panas jenis HRS-WC, AC-WC, dan AC-BC dengan total volume 448 ton, serta perkerasan beton mutu fc’ 25 MPa sebanyak 304 m³ untuk area yang ditetapkan.
Lalu ada pula kegiatan pemindahan tanah berupa galian tanah dengan volume mencapai 8.100 m³, dan timbunan pilihan sebesar 5.650 m³, termasuk pengolahan dan pemadatan sesuai standar teknis.
Kemudian ada pekerjaan struktur beton bertulang memerlukan pemakaian baja tulangan polos dan ulir dengan total volume 143.093,03 kg, untuk struktur saluran, tunnel, dan elemen pelengkap lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : espos.id
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Empat Kuliner Jepang yang Jadi Buruan Wisatawan Dunia
- Gen Z Dorong Tren Wisata 2025, Kuala Lumpur dan Bangkok Jadi Favorit
- Perayaan HUT Kemerdekaan RI, Semarak Merah Putih Berkibar di Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko
- Agenda Wisata di Jogja Pekan Ini, 26-31 Juli 2025, Bantul Creative Expo, Jogja International Kite Festival hingga Tour de Merapi 2025
- Sendratari Ramayana Prambanan Padhang Bulan Hadirkan Nuansa Magis Bulan Purnama dan Budaya Jawa nan Sakral
Advertisement

Bank Sampah Anggrek Bersemi Resmi Berdiri di RW 20 Baciro Jogja
Advertisement

Jangan Sepelekan Kebiasaan yang Diam-diam Tingkatkan Hipertensi
Advertisement
Advertisement
Advertisement