Advertisement

Promo November

Mengenal Candi Sambisari yang Dibangun pada Abad ke-9

Ridha Rosliana
Selasa, 20 Juni 2023 - 10:17 WIB
Jumali
Mengenal Candi Sambisari yang Dibangun pada Abad ke-9 Candi Sambisari - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Kabupaten Sleman menjadi salah satu daerah di Daerah Istimewa Yogyakarta yang memiliki banyak candi. Salah satunya Candi Sambisari yang berlokasi di Dusun Sambisari, Kalurahan Purwomartani, Kapanewon Kalasan.

BACA JUGA: Wisata Candi Sambisari, Murah dan Tidak Macet

Advertisement

Candi Sambisari ini tergolong unik, karena berlokasi di bawah tanah. Mengutip dari visitingjogja.jogjaprov.go.id, Candi Sambisari merupakan salah satu candi Hindu. Candi ini adalah candi beraliran Syiwa yang diperkirakan dibangun pada awal abad ke-9 oleh Rakai Garung yakni seorang Raja Mataram Hindu dan Wangsa Syailendra.

Jarak ke Candi Sambisari dari pusat Kota Jogja yaitu sekitar 15 kilometer ke arah Timur Laut. Candi Sambisari ditemukan dengan tidak sengaja oleh seorang petani yang sedang mencangkul di sawah. Petani tersebut merasakan ada sesuatu yang menghantam cangkulnya, setelah diamati ada sebuah batu yang berhiaskan pahatan.

Informasi yang dikutip dari kebudayaan.kemdikbud.go.id, setelah penemuan petani tersebut kemudian ditindaklanjuti oleh Kantor Cabang I Lembaga Peninggalan Purbakala Nasiona (LP2N) di Prambanan dengan melakukan ekskavasi arkeologi pertama pada bulan September 1966 bersama Mahasaiswa dari Fakultas Sastra dan Kebudayaan Universitas Gadjah Mada.

Ekskavasi pertama dilaksanakan pada 1975 sampai dengan 1977. Kemudian Ekskavasi kedua dilakukan pada 1984 sampai dengan 1985.

Selama ekskavasi dan pemugaran candi ini ditemukan beberapa benda yang merupakan temuan lepas seperti keramik asing, gerabah, tulang, benda-benda dari perunggu, arca wanita dari andesit, arca Bodhisatwa dari perunggu, lempengan emas bertulisan serta Yoni.

Dikutip dari candi.perpunas.go.id, Candi Sambisari terletak sekitar 6,5 meter di bawah permukaan tanah sehingga jika dilihat dari kejauhan candi tersebut tidak terlihat.

Diduga dahulu ketinggian tanah di sekeliling candi tidak lebih tinggi dari latar Candi Sambisari itu sendiri. Namun diakibatkan oleh letusan Gunung Merapi pada tahun 1006, Candi Sambisari tertimbun bebatuan dan tanah. Saat ini, lahan di sekeliling Candi Sambisari telah digali dan ditata berbentuk lapangan persegi dengan tangga di keempat sisinya.

Candi Sambisari terdiri dari satu candi utama yang menghadap utara dengan kondisi yang relatif utuh dan juga terdiri dari tiga candi perwara yang hanya tersisa baturnya saja. Kompleks Candi Sambisari dikelilingi oleh dua lapis pagar, pada halaman luar yang seluas 50 meter x 48 meter dikelilingi pagar batu rendah, sedangkan halaman bagian dalam dikelilingi pagar batu yang tebalnya 50 cm dengan tinggi 2 meter.

Candi utama memiliki ketinggian 7,5 meter yang berdiri di atas sebuah batur. Selisih luas batur dengan tubuh candi membentuk selasar yang dilengkapi dengan langkan yang dihiasi dengan pahatan bermotif bunga dan sulur-sulur.

Sedangkan tangganya yang menuju selasar terletak di depan pintu yaitu di sisi barat. Pada masing-masing sisi dinding di luar tubuh candi terdapat relung berisi arca. Bagian selatan terdapat Arca Agastya atau Syiwa Mahaguru, di dinding timur terdapat Arca Ganesha, dan di dinding bagian utara terdapat Arca Durga Mahisasuramardini.

Pada bagian dalam ruangan tepatnya pada bagian tengah yang berukuran sekitar 4,8 m2 dalam tubuh candi, terdapat sebuah Lingga dan Yoni. Lingga tersebut terbuat dari batu berwarna putih, sedangkan Yoni terletak di bagian tengah Lingga terbuat dari batu berwarna hitam yang sangat keras dan mengkilap. Sedangkan pada sepanjang tepian Lingga terdapat alur berhiaskan kepala ular untuk menampung air persembahan yang dialirkan ke cucuran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Solopos

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Nasib 2 Cagar Budaya Kulonprogo Terdampak Tol Belum Jelas

Kulonprogo
| Senin, 25 November 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

IDI Bajawa Bagikan Tips Menjaga Kesehatan di Musim Hujan

Lifestyle
| Senin, 25 November 2024, 13:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement