Advertisement

Destinasi Museum Tani Jawa, Mengenal Teman Akrab Para Petani

Sirojul Khafid
Sabtu, 09 Agustus 2025 - 17:27 WIB
Sunartono
Destinasi Museum Tani Jawa, Mengenal Teman Akrab Para Petani /Instagram museumtani

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Di Museum Tani Jawa Indonesia, kita akan belajar alat-alat pertanian yang berjasa menyediakan makanan di piring masyarakat. Kita bisa belajar melalui koleksi, serta juga praktik langsung dengan petani.

Gagasan Museum Tani Jawa Indonesia sudah ada sejak 1998. Inisiatornya adalah Kristya Bintara, Lurah Desa Kebonagung. Pada 2005, koleksi alat pertanian dikumpulkan di rumah joglo Subandi, yang kala itu sebagai Dukuh Kanten. Upaya ini sebagai bagian program desa wisata edukasi pertanian.

Advertisement

Namun bangunan tersebut runtuh akibat gempa 2006. Museum kembali dibangun di atas tanah milik Sarjono. Museum Tani Jawa Indonesia resmi dibuka pada 4 Mei 2007. Pada 2017, museum mendapat revitalisasi dari Dinas Kebudayaan DIY.

BACA JUGA: Danantara Gelontorkan Rp1,5 Triliun Beli Gula Pasir Petani

Kini, kita melihat Museum Tani Jawa Indonesia dengan bangunan utama bergaya tradisional Jawa, berupa joglo kecil. Tempat ini menghadap ke hamparan sawah terbuka, yang menyajikan suasana pedesaan yang tenang dan autentik. Halaman depan yang luas menyimpan beragam properti budaya.

Adapun jumlah koleksi di Museum Tani Jawa Indonesia lebih dari 200 alat pertanian tradisional Jawa. Koleksi ini berasal dari hibah para petani lokal. Alat-alat pertanian seperti luku atau bajak, garu, cangkul, sabit alias arit, ani‑ani (alat panen padi), lesung atau lumping, keranjang, cowek, caping, genthong, kenthongan, gosrok, serta alat ritual tani seperti scarecrow (memedi sawah). Tersedia juga koleksi dapur tradisional seperti wajan, anglo, dan peralatan makan tradisional.

Tidak hanya koleksi benda mati, masyarakat yang berkunjung bisa menjajal edukasi pertanian secara langsung. Pengunjung bisa praktik membajak sawah dengan kerbau, menanam padi, menumbuk lesung, hingga memasak makanan ritual tani seperti apem dan ayam ingkung. Masyarakat juga bisa memainkan permainan tradisional seperti egrang, bakiak, gobak sodor, jejamuran, dan mengelilingi desa menggunakan sepeda atau berjalan kaki hingga makam Imogiri.

Di momen-momen tertentu, pengunjung bisa mengikuti pelatihan membuat biogas dari kotoran sapi. Terdapat pula pertunjukan budaya seperti gamelan, tari tradisional lesung (gejog lesung), dan festival memedi sawah setiap tahunnya.
Untuk mengakses museum ini, pengunjung perlu membayar biaya masuk sebesar Rp5.000 per orang.

BACA JUGA: Viral Naikkan PBB 250 Persen, Ini Jumlah Harta Kekayaan Bupati Pati

Ada pula tawaran paket desa wisata, mulai dari harga Rp 60.000 per orang, sudah mencakup pengalaman homestay dan kegiatan tani. Sebagai catatan, harga bisa berubah sewaktu-waktu.

Museum Tani Jawa Indonesia beralamat di Kampung Tani Candran, Desa Kebonagung, Imogiri, Bantul, DIY. Jam operasionalnya pukul 08.00 hingga 15.00 WIB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Advertisement

Jadwal KA Prameks Jogja-Purworejo dan Purworejo Jogja, Minggu 10 Agustus 2025

Jadwal KA Prameks Jogja-Purworejo dan Purworejo Jogja, Minggu 10 Agustus 2025

Jogja
| Minggu, 10 Agustus 2025, 03:17 WIB

Advertisement

Tertelan Permen Karet, Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh

Tertelan Permen Karet, Ini yang Akan Terjadi pada Tubuh

Lifestyle
| Sabtu, 09 Agustus 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement