Advertisement

8 Tips Mendaki Gunung Saat Ramadan agar Puasa Tetap Lancar dan Nyaman

Daffa Firdaus Najati/ST20
Jum'at, 01 April 2022 - 12:07 WIB
Budi Cahyana
8 Tips Mendaki Gunung Saat Ramadan agar Puasa Tetap Lancar dan Nyaman Para pendaki Gunung Lawu. Mendaki gunung butuh tips tertentu agar aman. - Harian Jogja/M136/Daffa Firdaus Najati

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Kewajiban berpuasa tidak menghalangi umat muslim melakukan aktivitas sehari-hari, termasuk menjalankan hobi seperti mendaki gunung.

BACA JUGA: Cara ke Gunung Ireng, Lokasi Baru Sport Tourism di Gunungkidul

Advertisement

Tidak ada salahnya juga mendaki gunung saat berpuasa, tentunya dengan memperhatikan beberapa tips agar puasa tetap lancar dan nyaman. Simak 8 tips mendaki gunung saat berpuasa berikut ini.

Mencari Informasi tentang Gunung yang Akan Didaki

Penting sebelum mendaki untuk menggali informasi tentang gunung yang menjadi tujuan pendakian. Tidak semua gunung di Indonesia buka ketika bulan puasa. Calon pendaki bisa mencari informasi melalui mesin pencari Google atau media sosial resmi yang dimiliki pengelola pendakian gunung. Dengan begitu, calon pendaki jauh lebih siap dan mengetahui medan gunung yang akan didaki.

Memilih Jalur yang Mudah

Saat mencari informasi tentang gunung, penting untuk mempertimbangkan jalur pendakian yang akan dilalui. Pilihlah jalur pendakian yang medannya tidak terjal dan mudah dilalui. Ini dilakukan agar kita tidak kehabisan tenaga atau kelelahan saat mendaki gunung dan tidak membatalkan puasa.

Makan Sahur Secukupnya

Makan dan minum saat sahur penting, tetapi tidak perlu berlebihan yang penting nutrisi tubuh tercukupi. Perhatikan asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh saat hendak melakukan aktivitas berat seperti mendaki gunung. Usahakan makan makanan bergizi yang mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air, dan serat secara seimbang sesuai dengan kebutuhan tubuh.

Pilih Waktu Pendakian Sore atau Malam

Memilih waktu pendakian sore atau malam akan mengurangi resiko kelelahan saat mendaki. Mendaki gunung pada siang hari saat Matahari sedang terik-teriknya akan membuat kita berkeringat, lelah, dan dehidrasi. Jika mendaki malam hari, kondisi tubuh jauh lebih fit dan kita bisa minum di tengah-tengah perjalanan.

Jalan Pelan-Pelan

Tidak perlu terburu-buru untuk sampai ke puncak. Penting untuk mengelola ritme pernapasan agar terbiasa dengan pendakian tanpa makan dan minum. Hal ini dilakukan agar tidak terlalu cepat lelah.

Membawa Logistik Secukupnya

Mendaki gunung saat berpuasa akan terasa sangat berbeda dengan hari-hari tanpa puasa. Dengan demikian, penting untuk membawa logistik yang sekiranya penting dan tidak terlalu banyak agar tidak menyulitkan dan memberatkan beban bawaan saat pendakian. Penting juga untuk berbagi beban bersama teman sesama pendakian.

BACA JUGA: Kaliadem Tutup, Ini Spot Menarik Lainnya Untuk Menyaksikan Kegagahan Merapi

Bawa Makanan Bergizi

Membawa bekal makanan bergizi sangatlah penting ketika mendaki, terlebih jika mendaki ketika berpuasa. Tenaga yang telah terkuras bisa kembali dengan asupan makanan yang bergizi seperti telur, susu, sayur, buah-buahan, atau ikan. Sebisa mungkin hindari makan-makanan instan karena akan membuat kita cepat lapar.

Mendaki Bersama Orang yang Berpuasa

Mendaki gunung bersama orang yang sama-sama berpuasa akan meningkatkan semangat dan memotivasi dalam perjalanan. Bersama teman yang sama sama berpuasa juga bisa membuat kita saling memperhatikan kondisi kesehatan satu sama lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Rute, Tarif dan Jalur Bus Trans Jogja, Yuk Cek di Sini

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 05:17 WIB

Advertisement

alt

Mulailah Perjalanan Kuliner di sepanjang Pesisir Aegea di Turki

Lifestyle
| Jum'at, 26 April 2024, 03:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement