Kumpulkan Jemaah Komunitas Ini Menapaktilasi Jejak Wali
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Sejak 2012, Majelis Jejak Wali (MJW) konsisten menyelenggarakan ziarah wali ke berbagai daerah. Komunitas dakwah pencinta ziarah wali di Nusantara itu ingin mengajak jemaah majelis belajar sejarah Islam sembari berziarah.
Sedekade lalu, MJW dirintis oleh Imam Prayitno. Warga asli Gresik, Jawa Timur yang tinggal di Jogja itu ingin menghidupkan kembali tradisi ziarah yang sudah dibiasakan oleh keluarganya sejak kecil.
Advertisement
Mulanya, dia merupakan mahasiswa di Jogja. Selain itu, ia juga bertugas sebagai marbut di salah satu masjid. Imam pun berkeinginan masjid itu bisa mengadakan acara yang melibatkan banyak orang, salah satunya ziarah.
BACA JUGA: Ada Operasi Pasar di Jogja, 9.000 Liter Migor Curah Murah Digelontorkan
Dia lantas membentuk Majelis Jejak Wali yang berkomitmen menyebarkan dakwah lewat kegiatan ke makam-makam wali Allah di seluruh Nusantara. Kegiatan ziarah pertama dilakukan dengan mengunjungi Jawa Timur dengan peserta sebanyak 50 orang.
"Awalnya saya pesimistis orang Jogja itu mau ziarah wali atau tidak. Tetapi kami tetap sosialisasikan dengan menempelkan pamflet. Ternyata antusiasmenya tinggi, ada 50 orang berminat. Saya pikir itu sudah cukup untuk berangkat dengan satu bus besar. Saat itu kami ajak ke Jawa Timur, karena di sana banyak makamnya Wali Sanga," kata Imam kepada Harianjogja.com, Rabu (20/4/2022).
Setelah sukses menyelenggarakan ziarah wali yang pertama kali, Imam pun terus membuka tawaran ziarah wali bagi masyarakat Jogja. Hingga kini, mereka konsisten menyelenggarakan kegiatan ini di seputar Pulau Jawa dan Madura.
"Kami pernah ke ujung Madura, ke salah satu pulau di Sumenep ada makam Syeh Yusuf. Masyarakat Jogja kami ajak melihat tradisi masyarakat Madura asli yang masih kental. Jadi kami bisa saling studi banding dengan tradisi tersebut," ucap dia.
BACA JUGA: Pemberian Zakat Massal Secara Pribadi Dilarang di Jogja, Ancamannya Tegas
Meski awalnya didirikan di Jogja, tetapi MJW tidak membatasi dari mana jemaah atau peserta ziarah berasal. Hingga kini, banyak peserta dari sekitar Jawa Tengah yang turut serta.
Setiap kali akan mengagendakan ziarah wali, MJW akan mempersiapkan sebuah pamflet berisi informasi tujuan ziarah. Di sana juga tertera biaya yang diperlukan dan kapan perjalanannya.
Setelah pamflet siap, Imam akan menyebarkannya ke masjid-masjid di Jogja. Namun, itu dulu ketika aplikasi perpesanan belum secanggih sekarang. Kini, Imam cukup membagikan pamflet itu ke sejumlah grup Whatsapp untuk menghimpun jemaah.
"Kami batasi 50 orang saja kuotanya. Sebelum pandemi, sehari share pamflet itu langsung penuh kuotanya, tetapi kalau situasi sekarang orang-orang lebih hati-hati untuk perjalanan jauh," kata dia.
Variasi
Kini, tepat 10 tahun berdiri, MJW pun berencana memperluas cakupan ziarah yang mereka lakukan. Saat ini ereka tengah mempersiapkan keberangkatan ke Pulau Bali.
"Selama ini kami hanya [ziarah] di Jawa. Tetapi setidaknya kami juga harus tahu sejarah dan seluk beluk babad tanah Bali. Paling tidak kami jadi belajar sejarah Islam di Bali," kata dia.
Tak hanya mengunjungi makam wali, MJW juga melengkapi wisata religi ini dengan menambahkan tujuan destinasi lain. Seperti ke makam pahlawan hingga masjid. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya tarik jemaah agar terus berminat ziarah wali.
"Misalnya ke makamnya Gus Dur. Beliau ulama sekaligus pahlawan nasional karena merupakan salah satu Presiden kita. Kalau lewat Blitar, kami juga sempatkan berkunjung ke makam Bung Karno. Kami enggak saklek hanya ke makam wali, karena jemaah juga senang kalau ada inovasi destinasinya," tutur Imam.
BACA JUGA: Golkar DIY Manfaatkan Anak Muda & Perempuan untuk Gaet Suara di 2024
Sebelum pandemi, MJW bisa mengadakan kegiatan ziarah wali sebanyak empat kali setahun dengan berbagai tujuan yang berbeda. Begitu pandemi melanda, kegiatan ziarah tidak sesering itu, namun masih berlangsung dengan protokol kesehatan.
Dari berbagai kegiatan ziarah wali, MJW juga pernah mengagendakan ziarah dengan bayar seikhlasnya. Rupanya, dana yang terkumpul justru melebihi estimasi biaya. "Saat itu dana lebihannya kami masukkan kas untuk ziarah selanjutnya," kata Imam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Solo Traveling sedang Tren, Ini 5 Negara Terbaik bagi Para Solo Traveler
- Penasaran Naik Lamborghini di Sirkuit Balap, Ini Simulatornya Pertama di Asia
- Festival Cokelat Nglanggeran Segera Digelar, Bermacam Produk Cokelat Bakal Dihadirkan
- Digelar Lagi, Ini Jadwal Festival Prawirotaman dan Fashion on the Street Prawirotaman
- Ini Dia Surganya Solo Traveler di Asia Tenggara
Advertisement
Jadwal Terbaru KA Bandara YIA Xpress Jumat 22 November 2024
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement